Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________
Derai hujan terus jatuh membasahi Bumi. Sejak semalam tetesan air hujan enggan berhenti membuat genangan disana-sini.
Derap langkah cepat membelah genangan-genangan kecil yang tercipta di segala penjuru lapangan sekolah. Merapatkan tubuh dibawah payung kuning pucat agar terhindar dari tetesan air hujan yang semakin deras langkah-langkah itu semakin cepat.
Suasana koridor sekolah sudah sepi. Dering bel tanda masuk pelajaran pertama sudah terdengar sejak dua menit yang lalu. Entah karena memang sudah ada guru-guru yang mengajar atau memang seluruh siswa lebih memilih menghangatkan diri di dalam kelas.
Lamat-lamat terdengar keributan diruang kelas paling pojok ketika langkah-langkah kaki itu mendekat dan memilih memperlambat langkahnya.
Sesuai dugaanya kelas 12-4 sedang jam kosong. Menyimpan payung yang ia sudah tutup di sudut kelas dan melangkah masuk kelas yang ramai meski yang hadir hanya setengahnya.
“ YO ! ma bro “
Sambut jisung turun dari duduknya di meja guru dengan merentangkan tangannya kepada orang yang baru saja masuk ke kelas dan berjalan ke arahnya.
Hwang yang sedang merapihkan tudung jaketnya dan menepuk-nepuk jaket dongkernya yang sedikit basah akibat tetesan hujan itu menghindar ketika melihat jisung merentangkan tangannya untuk menyambut dan memeluknya.
Jisung yang kecewa memilih berjalan kesamping Hwang dan kembali merentangkan tangannya hendak memeluk, belum sampai memeluk kerah seragamnya ditarik dari belakang dan badannya langsung disambut oleh pelukan Hwang.
" Cih " decih Jisung sebal dipelukan Hwang.
Sedangkan Kim yang hampir dipeluk Jisung memilih tidak peduli dengan drama di pagi yang dingin ini. Gadis itu merapatkan jaket dongkernya dan berlalu menuju bangkunya yang sudah ada Heejin sedang melambaikan tangan kepadanya.
“ Ko baru dateng jam segini ? “ tanya jeno heran ketika Hwang yang kini menyeret Jisung dengan menjepit dengan lengannya mendekati kumpulan temannya itu.
“ Kim yang nyetir “ kata Hwang melepaskan Jisung lalu melempar ransel hitamnya dan ikut duduk diatas meja disamping Felix yang asik bermain gadgetnya.
“ Yang Bener ? nggak naik trotoar lagi kan ? “ Jaemin yang sedang menyalin tugas fisika milik Jinyoung itu menghentikan kegiatannya dan memekik tidak percaya.
Ekspresi terkejut Jaemin bukan tanpa alasan. Setahun yang lalu Kim pernah menyetir ketika hendak berangkat sekolah. Gadis itu kaget karena klakson yang dibunyikan oleh Bus dibelakangnya. Kim membanting stir dan naik ke trotoar jalan membuat Hwang yang duduk di kursi penumpang terbentur dasbor.
“ Apa kali ini nabrak tiang listrik ? “ tanya Haechan mendramatisir. Kim yang memang duduk hanya berjarak satu bangku dan mendengar semua itu hanya memutar bola matanya malas.