Decision

757 188 116
                                    

Hari kedua berjalan dengan lancar. Lagi lagi semua peserta dari SSH yang bertanding hari ini berhasil lolos ke tahap selanjutnya.

Tersisa dua hari perlombaan dan satu hari untuk upacara penutupan.

Sore nya, asisten pelatih dan manager mengadakan rapat evaluasi singkat dengan kyosa.

Meskipun aktivitas nya tidak se sibuk kemarin, hari ini jelas lebih banyak menguras emosi bagi Taehyun.

Taehyun baru saja selesai mandi, rambutnya masih setengah basah dengan handuk yang tersampir di pundaknya.

Laki laki itu melangkah ke balkon halaman belakang di lantai dua penginapan, berdiri diam memandang langit sore yang mulai menggelap.

Tidak melakukan apa apa, hanya ingin mencari angin sebentar setelah penat beraktivitas seharian.


Ting!


Ponselnya berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk. Ia segera membuka nya.

Kak Taerin.
/Taehyun.
/Papa.

Alis Taehyun bertaut. Tidak mengerti maksud dari pesan kakaknya itu.

Semenjak kepergian sang bunda tiga pekan lalu, Taehyun memang jarang menghabiskan waktu di rumah.

Ia lebih suka menghabiskan waktunya di klub atau bersama Mina.

Bukan apa apa. Ia mengerti semua orang masih berduka. Begitu juga dirinya.

Taehyun hanya tidak ingin membuat masalah lagi dengan ayah tirinya.

Dan juga, terkadang suasana di rumah membuat rasa sesak itu kembali membuncah di dadanya.

Taehyun tidak menyukai itu. waktunya untuk lomba tinggal sebentar, dirinya harus fokus. Kesehatan nya harus stabil.

Karna nya, sejauh mungkin Taehyun berusaha menghindari hal hal yang mengingat kan dirinya pada rasa sakit itu.

Ia bahkan belum pernah mengunjungi makam wanita itu.

Belum. Taehyun belum punya cukup keberanian untuk itu. ia akan berkunjung nanti saat waktu nya tiba.

Meski begitu, tentu saja ia masih mengabari Taerin. Taehyun tidak ingin membuat kakaknya itu khawatir.

Melihat pesan singkat kakaknya yang tidak Taehyun pahami, ia memilih untuk menelpon perempuan itu.

Tak berapa lama, sambungan terhubung. Taehyun meletakkan ponsel di telinga nya.

"Kenapa kak?"



"......"



Taehyun terdiam. Tidak ada jawaban dari sebrang sana.


"....kak?"


Kini alis Taehyun bertaut. Alih alih jawaban, yang ia dengar hanya isakan kecil seorang perempuan yang ia yakini adalah kakaknya.

"....Kak Taerin??"

"Taehyun, papa....."

Taehyun meneguk ludahnya, alisnya makin bertaut tajam. Suara kakaknya terdengar parau, jelas sekali ia sedang menangis.

"Kak?? Kenapa??"

"Tae.....p-papa....AAH!!"

Mata Taehyun membola, terdengar jeritan kakaknya di sebrang sana dan suara pukulan benda tumpul yang cukup keras.

"KAK?!"

Taehyun semakin panik, yang ia dengar setelah nya adalah ponsel kakaknya yang terjatuh, bentakan pria yang tidak lain adalah ayah tirinya, suara tamparan keras, dan jeritan Taerin yang  menyayat hati.

Sweethearts || Kang Taehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang