29 Keguguran

6.8K 293 8
                                    

Keadaan masih memanas yess.

Terus support author ya temen-temen..

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sayangku

Happy reading semuanya ❤️

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Selang berapa lama akhirnya dokter yang menangani sang istri keluar dan barra langsung berdiri menghampiri nya.

"Bagaimana keadaan istri dan anak saya"tegas barra.

"Istri bapak masih belum siuman karena benturan dikepalanya cukup parah. Istri bapak sedang membutuhkan donor darah. Karena beliau kehilangan banyak darah. Golongan darah istri bapak AB dan kebetulan stok darah dirumah sakit ini kosong. Dan untuk janin nya kali mohon maaf yang sebesar-besarnya,kami tidak bisa menyelamatkan nya"terang dokter panjang lebar.

Barra menegang mendengar keadaan sang istri dan lebih kalutnya lagi sang jabang bayi mereka tidak bisa diselamatkan.

Tangis barra pecah tak bisa menerima kenyataan pahit ini "enggak enggak mungkin bahkan bunda belum tahu kamu ada. Tapi kamu sudah pergi meninggalkan ayah dan bunda"tangis Barra.

"Saya permisi pak,dan saya berharap Segera mendapatkan donor darah untuk pasien "ucap dokter itu berlalu pergi.

"Saya akan mengusahakan secepat mungkin"kata Dimas yang terus berusaha menenangkan sang kakak.

"Mas tenang dulu kita harus mencari donor darah buat mbak Biby,mas gak denger tadi dokter bilang apa ? Kalau mas gak buru-buru mas mau mbak Biby juga pergi ninggalin mas"bentak Dimas yang melihat sang kakak putus asa setelah kehilangan janin mereka.

Barra tersadar dan langsung meraih ponselnya dia langsung menghubungi Roy untuk mencari donor darah golongan AB.

"Roy segera cari golong darah AB istri gua butuh sekarang 5 menit" ucap menutup panggil an tanpa ada jawaban dari seberang sana.

"Maafkan ayah maafkan ayah"lirih barra lagi dia sungguh sangat menyesal telah membawa istri kekota ini kalau dia bisa memutar lagi dia sekarang masih berduaan dengan sang istri di Lombok.

"Sabar mas tuhan masih ingin melihat mas dan mbak saling mengenal dan berpacaran dulu"tenang Dimas.

Barra tak mendengar Dimas sama sekali.
Dia terus merutuki dirinya sendiri selang berapa saat datanglah Roy dan seorang wanita paruh baya.

"Ningsih"kata Dimas.
"Iya pak Dimas kebetulan golongan darah saya AB saya bersedia mendonorkan nya untuk nyonya"kata Ningsih mantap.

"Terima kasih. . .terima kasih Ning"kata barra lirih.
Ningsih hanya mengangguk dan dia diantar keruangan khusus pendonor darah.

"Dimana wanita jalang itu Roy ?"tanya barra geram.
"Ibu Carla ada ditempat Biasanya tuan"kata Roy tenang.
"Awasi dia terus sebelum saya kesana sendiri. Saya masih fokus menemani isteri saya"kata barra dingin.
"Baik tuan"jawab Roy lagi.

"Dim. . Tolong jangan kasih tau orang rumah dengan kondisi ini. Nanti kalau mas dan Biby pulang Kejawa mas sendiri yang akan kasih tau"pinta barra

"Iya mas,Dimas pamit dulu mas ada meeting sebentar lagi. Nanti orang Dimas akan kesini antarkan mas baju ganti dan makanan,maaf Dimas tinggal nanti setelah meeting Dimas kesini lagi"terang Dimas yang diangguki Barra.

Dimas meninggalkan barra yang masih terpaku didepan ruanagan UGD.
Biby belum dipindahkan kan sebelum dia mendapatkan donor darah.

Setelah cukup lama barra menunggu akhirnya dokter pun masuk dan segera menangani sang istri lagi.
Istri nya tidak dikuret karena janin nya masih sangat kecil dan sudah keluar bersama darah Biby..

DUDAKU KADESKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang