39 Bu Kades

9.4K 371 23
                                    

Maaf ya udah lama gak up. . . .

Masih ada yang nunggu gak ?

Jujur author gak up karena pesimis

Takut kalau cerita author makin kesini makin Halu

Terima kasih buat kalian yang masih tetap stay dengan cerita konyol author ini

Happy reading sayang-sayang author ❤️

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Keesokan harinya Barra dan Biby sudah bersiap untuk menuju kantor desa.
Barra yang bertugas sedangkan Biby bersiap untuk bersenam ria bersama ibu-ibu yang lain.

"Mas udah belum ? Ini mbak Anna udah wa katanya ibu-ibu udah pada nunggu ini Lo" teriak Biby dari kamar
Barra keluar dari walk in closet dan segera berjalan merngkul sang istri

"Semangat banget ini Bu kades" goda Barra.
"Harus semangat dong mas"cengir Biby.
"Ah Bu kades ya mas ? " Sambung Biby lagi
Barra mengangguk dan segera beriringan keluar kamar untuk menuju lantai satu.

"Oh iya mas sekarang kan lagi marak wabah kayak gini emang gak apa-apa kita semua senam mas ?" Tanyanya didalam lift.
"Ini yang terakhir honey. Mas juga gak mau ambil resiko juga". Biby mengangguk setuju.

Mereka sampai lantai bawah dan sudah disambut oleh beberapa maid.
"Selamat pagi nyonya tuan" ucap mereka semua.
Barra cuma mengangguk sedangkan Biby tersenyum dan membalas "selamat pagi semuanya"

Biby mengambilkan makanan untuk sang suami dan untuk dirinya sendiri.
"Nanti Naik motor aja ya mas ?"
"Gak naik mobil aja honey ?" Biby menggeleng barra hanya mengangguk.

Setelah selesai makan mereka berdua akhirnya berangkat menuju kantor desa.
Setelah sampai ternyata Biby sudah di tunggu oleh semua orang.

"Assalamualaikum. Maaf ya saya telat" ucap Biby tidak enak.
"Waalaikumusallam" ucap Mereka serempak.
"Tidak apa-apa Bu kades" ucap salah satu ibu
Biby tersenyum tak enak dan segera ikut bergabung dengan semuannya.

Barra juga ikut bergabung dan mengumumkan kalau pertemuan senam ini pertemuan terakhir karena wabah semakin hari semakin membesar dan tidak mungkin untuk melakukan kerumunan.

Setelah selesai barra langsung menuju kantor dan segera bergelut dengan tetek bengek perdesaan nya dia pimpin.

Sedang Biby ikut bersenam jujur saya ini senam pertama Biby karena selama menikah Biby belum keluar rumah.

Setelah selesai Biby dan semuanya beristirahat dan Biby mencoba membuka obrolan.
"Maaf ini ibu-ibu boleh gak kalau saya minta tolong buat data warga desa kita yang maaf kurang beruntung tidak ? Bisa yang maaf kena PHK atau yang kekurangan"

"Iya bu besok kita akan survei ke 4 dukuh yang ada didesa ini" ucap Bu Vani
"Terima kasih ibu-ibu semua" ucap tulus Biby.
"Maaf Bu kalau boleh tanya dibatasi tidak setiap dukuhnya ?" Ucap Bu Kokom
"Tidak Bu saya tidak membatasi" balas Biby.
"Dana dari desa atau bagaimana Bu ?" Jawab ibu yang lain.

"Insya Allah dari say pribadi Bu" tulusnya lagi.
"Subhanallah baik sekali Bu Biby ini" timbal yang lain.
"Jangan berlebihan Bu. Alhamdulillah saya sedang ada rejeki" lirih Biby Ibu-ibu itu mengangguk.
"Kalau bisa lusa datanya sudah ada ya bu" kata Biby kepada Bu Vani.
"Inshaallah lusa sudah lengkap datanya Bu" ramah Vani
"Terima kasih ya ibu-ibu" balas Biby ramah
Mereka mengangguk.

Setelah selesai mereka semua berpamitan pulang sedangkan Biby masuk kedalam kantor desa dan menyapa staf yang ada disana.
"Maaf Bu Nini ruangan pak kades dimana ya?" Tanya Biby ke Bu Nini dengan lembut.
"Ruangannya yang itu Bu" kata Nini sambil menunjuk satu ruangan.

"Terima kasih. Saya permisi dulu ya semuanya" ramah Biby
"Iya mbak Biby silahkan" jawab Bu Nini
Biby berjalan kearah ruanagan sang suami dan mengetuk pintu.

Tok tok tok
"Masuk" jawab barra dari dalam ruangannya.
Biby membuka pintu dan segera masuk.
"Mas kirain siapa honey. Kenapa gak langsung masuk aja sih?" Gemas barra yang bangkit dari tempat duduk nya dan menghampiri Biby.

"Gak sopan tau mas"  jawab Biby.
"Ruangan mas ini honey" barra menuntun Biby menuju kursi didalam ruangan tersebut.
"Kerjaannya banyak ya mas ?" Tanya Biby yang berada di pangkuan sang suami.
"Enggak honey dari tadi nganggur malah cuma cek cek aja" balas barra mendusel kecuruk leher sang istri.

"Mas ih ini di kantor mas kok gini sih ? Kalau ada yang masuk gimana ?" Malas Biby.
"Gak akan honey" paraunya.
"Mas aku mau ngomong serius" malas Biby lagi.
"Ngomong aja mas dengerin ini" suara barra semakin parau.

Biby mendengus sebal dengan sang suami.
"Tadi aku suruh ibu-ibu senam buat data orang yang membutuhkan bantuan" Biby semakin dibuat melayang oleh sang suami.
Karena sedari tadi barra sibuk menjilati leher Biby.

"Ahh mas" desah Biby lirih
"Mas jangan disini please akuh takut ada yang denger" erang Biby tertahan.
Barra mengentikan aksinya dan menyengir tanpa dosa.

"Pulang yuk gak tahan. Kamu udah gak sakit kan ?" Erang Barra Biby mengangguk
"Bentar mas aku tadi ngomong tapi mas gak tanggapi" malas Biby.
"Iya honey mas dengerin kok. Apapun yang kamu mau dan tidak merugikan mas dukung kok" jawab barra

"Tapi pakai dana pribadi ya mas" rengek Biby
Barra mengangguk "tapi gak gratis ya honey" ucap barra parau Biby yang tau pun hanya mengangguk.
"Yuk pulang gak tahan sumpah" ucap barra.

Mereka pun akhirnya pulang jam sudah menunjukkan pukul 12 memang sudah waktunya untuk barra pulang.

Setelah sampai rumah barra dan Biby langsung menuju lift barra langsung menggendong istrinya ala bridal style sambil terus melumat mencecap menggigit bibir Biby sensual.

"Mandi dulu mashhhhh" erang Biby setelah lepas ciuman mereka.
Barra mengangguk dan langsung membawa istri nya ke kamar mandi setelah pintu liftnya terbuka.

Barra langsung membuka pakaian sang istri dan pakaian bergantian. Mereka sudah sama-sama full naked.

Barra langsung membawa tubuh Biby dan tubuhnya kebawah shower barra menyalakan shower dan basah badan keduanya.

Barra tak tinggal diam dia terus mencumbu tubuh basah sang istri.
Dia memberikan banyak kisamark ditubuh sang istri baik di leher, kedua payudara, perut, dan selangkangan sang istri.

Tangan barra terus mengocok vagina biby dan meremas payudara Biby bergantian.
Mulutnya terus menyesap bibir Biby. Biby mendesah tertahan.

"Ahhh mashhhh ahhhhhh uuuuhhhhhh ahhhhhhhhhhh " desah Biby keras kala tubuhnya bergetar hebat tanda pelesapan nya.

Barra menyeringai dan melepas tangannya dari vagina Biby.
Barra menyabuni sang istri dan Biby pun menyabuni sang suami.

Barra segera menggendong Biby menuju kamar dan barra menghempaskan tubuh polos itu di atas ranjang king size tersebut.

Barra tak menunggu lama dia langsung menyerang tubuh polos sang istri.
Dia menyedot kedua payudara besar sang istri bergantian.

Tanpa menunggu lama barra segera memasukan penis besar berurat itu dan blesss..

"Aaaahhhhhhhhhh" erang Biby keras
Barra menggenjot tubuh itu dengan penuh semangat karena barra baru memasuki istrinya semenjak sang istri keguguran.

"Ahhh fas.. .tterr. . . Massshhhhhh. . . . "  Erang Biby barra mengangguk dan langsung menggenjot tubuh itu penuh semangat.

"Ahh masshhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhh" teriak Biby kala mendapat pelepasan.
Barra tak menggubris dia terus menggenjot tanpa ampun.

Dan tak tunggu berapa lama akhirnya barra memuncratkan sperma derasnya kerahim sang istri.

Barra seketika ambruk diatas tubuh polos sang istri.
"Cepat tumbuh ya sayang. Ayah dan bunda tak sabar menunggu kehadiran kamu" katanya sambil mengelus perut Biby polos.

"Lagi" rengek barra Biby mengangguk dan terjadi lah pergulatan disiang bolong itu.
Mereka bertempur sampai tengah malam.
Melupakan makan siang dan makan malam

TBC..

Madiun, 13 Agustus 2021
09.53

DUDAKU KADESKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang