[Saya doakan yang vote dan komentar di bab ini diberi kesehatan, rejeki dan perlindungan dari Allah Azza Wajaalla, aamiin...]
Selamat membaca
📖📖📖
Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu.
-HR. At-Tirmidzi-📖📖📖
Bukan pertama kalinya bagi Shila merasakan rasa kagum dan suka kepada seorang pria. Bukan pertama kalinya bagi Shila dia merasakan debaran jantung saat dekat dengan seorang pria. Namun, mungkin ini adalah yang pertama bagi Shila mencintai seorang pria begitu dalamnya, menganggumi pria itu seolah tidak ada pria lain sesempurna dia. Mungkin ini juga yang pertama baginya, patah hati begitu sakit hingga setiap detik terasa menyakitkan.
Selesai stase bedah, dia pindah ke stase lain. Namun, bayang-bayang Dokter Wildan terus menghantuinya. Meski hatinya telah patah karena mengetahui sang pria pujaan telah beristri, Shila tidak bisa menahan diri untuk tidak merindukannya.
"Dek, udah siap belum? Ayah nungguin di bawah." Seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Shila yang duduk di meja rias itu mengubah raut wajahnya yang murung berubah menjadi ceria, "Dikit lagi, Mbak. Masuk deh, tolong cek rambutku yang belakang, udah bagus belum."
"Mbak masuk, ya," seseorang wanita lebih tua dari Shila masuk ke kamar gadis itu, "Duh calon Ners kita cantik banget," puji wanita yang dipanggil Mbak itu.
Shila tersenyum, dia menatap dirinya di cermin, mengoreksi apakah ada yang kurang dari penampilannya. Hari ini ada acara penting, Shila memakai kebaya modern berwarna ungu muda, rambutnya dimodel braided bun dengan aksesoris rambut berbentuk angsa berwarna senada, serta riasan yang natural look membuat Shila tampak anggun dan cantik.
"Mbak?"
"Hm?" tanya Mbak yang sedang memperbaiki letak aksesoris di rambut Shila.
"Misal, ya, misal nih," kata Shila, jeda beberapa detik dia menatap mbaknya dari cermin, "kalau Shila jadi istri kedua, ayah bakal setuju nggak ya?"
Mbak sempat terkejut tiba-tiba saja adiknya itu mengatakan hal yang tidak biasa dan cukup mengagetkan, tetapi dia melanjutkan menata rambut Shila dengan senyuman tipis, "Kamu mau bikin ayah jantungan?"
Shila terkekeh, "Kan, misal."
"Dah nih, udah cantik paripurna, yuk ke bawah!" kata Mbak.
Beberapa detik sebelum pergi, Mbak memegang dua pundak adiknya, mereka sama-sama menghadap ke cermin. "Dek, mencintai memang tidak salah, mencintai seseorang yang telah terikat akad itu juga tidak salah, yang salah adalah merusak ikatan itu. Kita adalah wanita berpendidikan, pantang merusak rumah tangga orang."
Shila mengangguk sambil tersenyum menanggapi omongan kakaknya, namun dalam hati Shila seolah tertampar dan tersadar bahwa perasaan egoisnya membuatnya kehilangan akal dengan berkeinginan menjadi istri kedua. Cintanya terlalu dalam dan terasa sakit karena tak terbalaskan.
Hari ini Shila menghadiri acara wisuda doktoral ayahnya di Universitas Airlangga, meski berbahagia atas pencapaian ayahnya, Shila merasa satu ruang hatinya terasa hampa. Ketidakhadiran ibunya juga membuatnya sedih, ibunyalah pendukung nomer satu saat ayah Shila memutuskan untuk melanjutkan pendidikan doktoral. Ibunya sakit dan meninggal sebelum ayahnya diwisuda, bahkan sebelum Shila membawa pria baik untuk menjadi imamnya. Shila selalu mendampingi sang ayah di acara apapun, dia menjadi pengganti ibunya agar sang ayah tidak merasa kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DSS 5] DEAR ALLAH 2
RomanceKehidupan rumah tangga Wildan dan Naira begitu harmonis dengan kehadiran zuriat yang mereka nanti-nanti. Karena janji yang pernah terucap oleh bibir Naira, wanita itu harus berpisah untuk ke dua kalinya dengan sang suami. Ternyata perpisahan sement...