7_Rumah Pohon

330 184 17
                                    

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh ...

❤❤❤

'Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.' [Q.S. Yaasiin : 82]

-Doa Untuk Kamu-

Fillah duduk di samping Samudra seraya memandangi wajah tampannya. Di detik ketika Samudra menatap balik, Fillah memalingkan mukanya melihat kearah depan.

Sekuat mungkin Fillah menahan senyum, meremas-remas tangannya sendiri. Detak jantungnya bertalu-talu begitu kencang.

Semerbak bau sampo tercium di indra penciuman Samudra. Aroma wangi itu barasal dari rambut Fillah. Fillah menahan nafas agar tidak gugup saat menyadari kini jaraknya dengan Samudra hanya sejengkal saja.

Mata Samudra dan Fillah saling bertatapan satu sama lain. Samudra beralih melihat rambut Fillah yang lurus sedikit pirang alami.

"Mau apa?"

Samudra menganggap pertanyaan Fillah angin lalu. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Fillah. Fillah sudah memejamkan matanya. Samudra terkekeh, ia sedikit mendongak. Mendekatkan indra hidungnya ke rambut Fillah yang tergerai indah.

"Wangi, habis keramas berapa lama?"

Fillah perlahan membuka matanya melihat Samudra yang mencium rambutnya. Tak lama Samudra duduk tegak sedikit menjauh, menjaga jarak dari Fillah.

"Lo mau lakuin apa, sama hubangan ini?" Tanya Samudra.

Fillah menatap manik mata Samudra. Rambutnya yang pirang sedikit terbang mengayun ambing karena terpaan angin kencang.

"Gue gak tahu, mau dibawa kemana hubungan kita," ucap Fillah.

"Lo maunya dibawa kemana?"

"Mau dibawa ke penghulu." Fillah menutup mulutnya dengan satu tangan. Ia keceplosan.

"Fillah serius!" ucap Samudra.

"Duarius malah." Fillah mengangkat tangan membentuk huruf v.

"Mengcape, ngomong sama lo," ucap Samudra.

"Hidup memang tempatnya kerja ya cape kalau gak mau cape mati aja." Fillah melihat Samudra tak menanggapi ucapannya. Samudra menatap lurus kedepan.

Mereka sama-sama terdiam. Setelah berapa saat Samudra melihat Fillah yang telah terpejam bersandar pada kursi dengansatu tangannya sebagai bantalan. Kepala Fillah hampir tersungkur kebawah.

Dengan gerakan cepat tangan kekar Samudra menahan kepala Fillah. Menyandarkan kepala gadisnya ke bahunya. Tangan kanannya memegang bahu Fillah dan tangan kirinya membenarkan rambut, menyelipkan di telinganya.

"Mentang-mentang jadi cewek, tidur sembarangan ... Maaf," ucap Samudra memandang wajah cantik Fillah.

Samudra mengalihkan pandangannya, melihat kupu-kupu warna pink muda dan hitam pekat sedang hinggap pada bunga yang sama. Yap, disamping kursinya ada pohon bunga.

Ketika kupu-kupu hitam pindah bunga, kupu-kupu pink juga ikut pindah. Dari satu bunga ke bunga lain. Membuat Samudra tersenyum. Tanpa sadar, Fillah membuka satu matanya. Melirik ke arah Samudra.
Fillah sebenarnya tidak tidur. Ia hanya pura-pura.

Fillah memejamkan matanya kembali. Biarlah seperti ini, Fillah nyaman. Kalau tidak mencari kesempatan dalam kesempitan Fillah tak akan pernah bisa merasakan kehangatan ini.

Setelah puas barulah Fillah bangun, mengucek mata dan menguap. Persis seperti orang bangun tidur. Cocok jadi artis pemain sinetron. "Maaf, Samudra," ucap Fillah.

Doa Untuk Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang