Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh ... Bismillah ...
❤❤❤Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan
kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.
-Doa Untuk Kamu-Jam istirahat Fillah merasa malas hanya sekedar untuk membeli makanan ke kantin. Ia masih duduk dikursi di dalam kelasnya. Tangannya masuk ke kolong bangkunya. Meraba-raba kolong meja. Ia mengambil benda dari kolong mejanya. "Siapa yang naruh bunga mawar merah di mejaku?" Fillah membatin menerka siapa pelakunya.
Fillah merogoh hanphone dari dalam tasnya. Ia memotret bunga mawar lalu mengirimnya ke chat seseorang.
________chat________
Samudra Zaujii
Assalamu'alaikum, Zi aku boleh pap?
"Wa'alaikumussalam, boleh Za. Pap foto kamu. Boleh yang banyak.
🌹
Bunga mawarnya bagus aku suka.Bunga mawar dari siapa?
Nemu dari kolong bangku.
Aku gak suka. Buang aja bunganya. Kalau kamu mau bunga nanti aku beliin. Pasti itu dari pengagum rahasia kamu.
Masa?
Buang yaa!
Tapi, Zi.
Buang atau ...
Oke.
Gitu dong nurut dari tadi Za.
Kapan beliin aku bunganya?
Nanti tahun depan.
Pokoknya aku mau secepatnya beli bunga mawar, bunga anggrek, bunga melati, bunga matahari, kalau ada bunga sakura dan bunga yang lainnya.
Beli satu bunga aja!
Yee, aku kan pengennya beli bunga yang banyak!
Yaudah iya boleh.
_______chat_______
Fillah terkejut ia menjatuhkan hanphonenya ke atas meja. Saat seseorang melempar binatang ke arahnya. Fillah refleks menjerit. Beruntung di kelas cuma ada Bastian, Keny, Soni, Dion, Alshad, dan Dilan pelakunya yang melempar mainan cicak. "Ya Allah tolong!" teriak Fillah. Ia memandang mainan cicak itu lalu menatap sengit Dilan.
"Lo bisa bicara lagi sejak kapan?" Dilan menatap Fillah insten. Terlihat raut bahagia diwajah Dilan.
"Gu-gue," gagu Fillah. Ia menggigit bawah bibirnya. Tidak percaya impiannya yang mustahil ternyata kenyataan. "Alhamdulillah, gue bisa bicara lagi. Gak nyangka." Mata Fillah berkaca-kaca. Keenam cowok itu berdiri, Fillah juga berdiri.
"Wah, Alhamdulillah." Ucap mereka semua bersamaan. "Gue ikut senang lo bisa sembuh dari kebisuan lo. Selamat ya." Dilan mengulurkan tangannya hendak menyalimi tangan Fillah, memberikan ucapan selamat. Fillah tak kunjung menerima uluran tangan Dilan. "Maaf bukan mahram." Fillah menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Perlahan tangan Dilan yang terulur turun. Tidak jadi berjabatan. Ditolak di depan teman-temannya. Rasanya emang enak. "Selamat ya Fi." Ucapan selamat terlontar dari teman-temannya. Fillah tersenyum merasakan kebahagiaan yang MaSyaa Allah luar biasa.
Alhamdulillah. Fillah terus bertahmid dalam hatinya. Kenikmatan bisa berbicara adalah impiannya. Sungguh ini karunia dari Allah. Iya harus segera menemui Samudra dan memberitahu kepadanya tentang kabar gembira ini. "Ini sungguh keajaiban." Kata Alshad dan teman yang lainnya manggut-manggut.
"Gue pergi keluar dulu bentar ya, dah." Fillah berjalan keluar kelas. Dilan memandang Fillah, ia tahu Fillah keluar untuk menemui Samudra. Kelas mereka hanya bersampingan.
Fillah masuk ke kelas Samudra. Samudra memandang Fillah sambil tersenyum menampakkan giginya. "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam warohmatullah." Ucap Samudra dan Tiara. Tiara duduk dikursinya disamping Samudra. Tunggu, suara itu suara Fillah. Samudra memandang Fillah dengan tatapan bahagia.
"Aku mau bicara berdua, sama kamu." Samudra beranjak keluar kelas. Mereka berdiri saling berhadapan dikoridor kelas yang sepi.
"Kamu bisa bicara lagi?" Mereka sudah sepakat untuk tidak menggunakan panggilan lo-gue. Supaya terbiasa.
"Iya Zi, aku bisa bicara lagi." Fillah tidak dapat memberhentikan senyumanya. Apalagi memandang kekasihnya yang juga ikut bahagia. "Syukur Alhamdulillah. Ini karunia dari Allah."
"Zi, gimana kalau kita adain syukuran sederhana aja. Kita undang teman-teman kita ke rumah buat makan-makan." Fillah terlihat antusias.
Samudra terlihat berpikir sebentar. Tak ada salahnya juga buat undang mereka, sekali-sekali. "Iya boleh, nanti kita undang mereka ke rumah kita ya." Samudra mengusap lembut, kepala Fillah yang tertutup hijab putih.
"Coba ceritain gimana kejadiannya, sampai kamu bisa bicara lagi!" Samudra penasaran.
"Tadi Dilan tiba-tiba lempar mainan cicak ke aku, trus aku menjerit karena aku geli sama cicak. Tahunya aku bisa bicara lagi." Fillah tersenyum manis. Samudra memandang Fillah dengan tatapan bahagia.
"Kamu jadi makin cantik Za," Samudra memuji Fillah. Membuat pipi Fillah memerah bak udang rebus. "Zi temenin aku ke mushala yuk?"
"Ayo, Za." Mereka berjalan beriringan menuju mushala. Sampai di mushala mereka berwudhu lalu masuk mushala.
Mereka siap dengan alat shalat mereka. Setelah melaksanakan shalat dhuha 2 rakaat dengan diimami Samudra. Mereka berdoa setelah setelah selesai shalat dhuha.
❤❤❤
Alhamdulillah. Vote dan komen. Jangan lupa shalat dan membaca Al-Qur'an. Wassalamu'alaikum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Untuk Kamu
Teen FictionBismillah. Doa itu ibadah. ••• Bastian mengagumi Tiara diam-diam, begitupun sebaliknya. Suatu hari, Bastian tahu jika ibu kandung yang dicarinya selama ini ternyata wanita yang disebut Tiara sebagai mama. Disitulah perasaan mereka diuji. Samudra ket...