Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh ...
❤❤❤Sayang mubazir kalau gak dimakan, mubazir itu temannya setan.
-Doa Untuk Kamu-Diruang serba putih kini Bastian terbaring dibrankar rumah sakit. Kurang lebih satu jam proses tranfusi darah dilakukan. Selama itu pula Bastian hanya terbaring.
Tenggorokan Bastian terasa kering, badannya terasa lemas. Ia belum makan sedari tadi pulang sekolah.
Tuk tuk tuk. Suara pintu diketuk. Bastian melirik pintu yang terbuka kenapa mesti mengetuk segala?
"Boleh aku masuk?" Kata Tiara yang masih berdiri diambang pintu.
Bastian tidak merespon ia malah memalingkan muka dari Tiara. Tiara menghela nafas sifat dingin Bastian masih melekat pada diri Bastian.
Tiara berjalan pelan mendekati Bastian. Berdiri mematung disamping Bastian yang terbaring.
"Bastian, terimakasih kamu udah nolong Mama aku," ucap Tiara tulus menatap Bastian yang enggan menatapnya.
"Hm."
"Kamu udah donorin darah kamu buat Mamaku, semoga Allah balas kebaikan kamu," ucap Tiara berdoa.
Bastian malah memejamkan mata pura-pura tidur, tapi dalam hatinya ia meng-aamiinkan doa yang tadi diucapkan oleh Tiara.
Mata Bastian terbuka saat mendengar suara cacing diperut yang berdemo minta diisi makanan. Tiara yang mendengar suara yang berasal dari perut Bastian menahan tawa.
"Kenapa ketawa ada yang lucu?"
Satu tangan Bastian memegang perutnya menahan rasa lapar. Tiara memang sedih karena musibah yang menimpa mamanya. Kesedihan itu tersembunyi dibalik senyumnya.
"Tidak," ucap Tiara. "Yaudah kamu istirahat aku permisi."
Tiara berbalik membekalangi Bastian. Langkahnya tertahan karena Bastian memanggilnya. "Tiara."
Tiara kembali menghadap Bastian. Bibir tipis Tiara tersenyum manis. "Apa?"
"Lapar," ucap Bastian.
Tiara mengerti, ia akan keluar untuk membelikan Bastian makanan. Tapi ia malah melamun. Ia sadar saat satu tangan Bastian melambai didepan mukanya.
"Kalau gitu aku mau beli makanan, tapi-"
"Aku gak punya uang, Mamaku juga tadi dipasar habis kecopetan," ucapnya sedih. Sedikit curhat.
Bastian mengambil dompetnya yang ditaruh bersama hpnya di meja sebelahnya. Ia terlihat kesusahan karena jaraknya lumayan jauh. Saat Tiara membantu mengambilkan, tangan mereka berdua sama-sama memegang dompet Bastian.
Mereka berdua manatap satu sama lain dalam beberapa detik. Saat itu bersamaan pula tangan mereka melepas pegangan pada dompet. Mengakibatkan dompet Bastian jatuh. Hingga masuk ke bawah kolong brankar.
Bastian bangun, menjadi duduk ingin mengambil dompetnya yang jatuh. Namun ditahan Tiara.
"Biar aku yang ambil," ucap Tiara.
Tiara berjongkok tangannya terulur. Mencoba mengambil dompet milik Bastian. Tangannya meraba-raba keramik, bukannya dapat, dompetnya malah tersenggol oleh tangan Tiara dan dompetnya bergeser menjauh, masuk ke kolong brankar. Dibawah tempat Bastian terbaring.
Tiara mencoba lebih dekat lagi hingga kepalanya berada dikolong brankar. Tangannya berhasil mengambil dompet yang jatuh, namun saat akan berdiri. Kepalanya malah kejeduk brankar yang diatasnya dibaringi Bastian. Duk. Jangan tanyakan, rasanya pasti sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Untuk Kamu
Teen FictionBismillah. Doa itu ibadah. ••• Bastian mengagumi Tiara diam-diam, begitupun sebaliknya. Suatu hari, Bastian tahu jika ibu kandung yang dicarinya selama ini ternyata wanita yang disebut Tiara sebagai mama. Disitulah perasaan mereka diuji. Samudra ket...