12_Tuduhan

218 111 16
                                    

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh ...
❤❤❤

Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

-Doa Untuk Kamu-

Bastian keluar dari kelas Tiara. Ia berjalan menuju ke kantor guru. Salah satu guru yang ada di kantor melihat Bastian, guru itu menghampiri Bastian. Bastian berdiri di depan pintu kantor yang terbuka.

Bu Eem mengajak Bastian duduk di kursi yang berada di kantor guru. Mereka berdua duduk saling berhadapan. "Ada apa?"

"Saya mau lapor, saya tidak mengikuti upacara Hari Senin ini." Bastian berbicara dengan tegas. Badannya duduk tegap. Menatap lawan bicaranya.

Bu Eem menghela nafas, Bastian memang murid yang patut dicontoh. Disaat murid lain bersembunyi saat melakukan kesalahan, berbeda dengan Bastian yang terang-terangan mengaku.

"Kenapa?"

"Saya terkunci dikelas," ucap Bastian.

"Oke, sebagai hukumannya kamu berdiri dilapangan sekolah dan hormat kepada bendera merah putih." ujar Bu Eem sebagai guru BK.

"Sebelum itu saya minta tolong, panggilkan KM XI IPA 1 Tiara, suruh dia menghadap saya." Bastian mengangguk, pamit lalu keluar dari ruang guru.

Bastian berjalan menuju kelas Tiara lagi, setelah sampai ia melihat Tiara sedang duduk dikursi. "Tiara," panggil Bastian berdiri di pintu kelas yang terbuka.

Tiara menoleh melihat Bastian, berdiri dan berjalan ke arah Bastian. "Ada apa kamu panggil aku?"

"Dipanggil Bu Eem," ucap Bastian. Belum sempat Tiara menjawab Bastian ia sudah pergi dari hadapan Tiara menuju ke lapangan.

Tiara melewati kelas XI IPA 2, tiba-tiba Riska keluar dari kelas menghadang jalan Tiara yang akan ke kantor menemui guru.

Tiara berjalan dikoridor kelas, saat kaki Riska ingin merengkas mencelakai Tiara. Tiara menghindar dan tidak jatuh, ia tersenyum melihat wajah Riska yang tampak kesal. Karena ulahnya gagal.

Saat sampai diruang guru ia masuk setelah mengucap salam. Tiara menuruti perintah Bu Eem untuk duduk di kursi yang berada dikantor guru, ia langsung diberondong oleh pertanyaan yang menyudutkannya.

"Apa benar kamu yang mencelakai teman kamu?"

"Apa kamu sengaja?"

"Kamu itu murid teladan selama ini, tapi kenapa kamu melakukan hal sehina itu?"

Pertanyaan Bu Eem membuat Tiara berkaca-kaca, setitik air mata lolos membasahi pipinya.

"I-ibu tahu dari siapa?"

"Gak penting, yang saya butuhkan kebenaran tentang berita hilangnya teman kamu, jawab!"

"Bukan saya Bu, saya berani bersumpah. Saya tidak ada niat buat mencelakai orang lain, apalagi teman saya sendiri," Tiara terisak dihadapan Bu Eem.

"Jika benar kamu pelakunya, maka dipastikan kamu akan di DO dari sekolah."

Tenggorokan Tiara terasa tercekat. Ia menyeka air matanya. Tapi ia harus husnuzhan kebenaran pasti akan terungkap. Tiara pamit kepada Bu Eem. Ia sudah bilang pada Bu Eem, akan menjalani hukuman karena tidak mengikuti kegiatan upacara bendera.

Tiara berjalan ke toilet. Mencuci muka diwastapel. Seketika pandangannya gelap. Sepasang tangan menutup matanya, ia mencoba melepaskan tangan dari matanya. Namun, ia malah dibawa ke bak mandi. Satu orang lagi mengguyur tubuh Tiara dengan air.

Doa Untuk Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang