09

156 33 38
                                    

Assalamualaikum Yeorobun~

Aku ingetin lagi aja, jangan lupa Voment!

...

Gak tau kali keberapa bibi kang bolak balik ke kamar Jaemin, mungkin ini udah kali ke 3 bibi kang ke lantai 2. Udah di ketuk beberapa kali tetep aja gak ada sahutan dari pemilik kamar, bibi kang mulai cemas.

TOK TOK TOK...

"TUAN MUDA JAEMIN, SAYA DI DEPAN BAWA MAKAN MALAM." teriak bibi kang, sepulang tadi dengan Dejun, Jaemin gak keliatan keluar dari kamarnya lagi.

"TUAN MUDA." masih belum nyerah.

"Bibi kang, ngapain?"

Bibi kang menoleh, terdapat Jaehyun dengan piyama biru tua polosnya di sana. "Ah tuan, saya mau mengantarkan makan malam untuk tuan muda Jaemin, tapi gak ada sahutan."

Jaehyun berdecak, "kenapa dia jadi manja seperti itu?" Jaehyun bergumam.

"Dobrak aja," titah Dejun.

Jaehyun menatap Dejun malas dan melenggang pergi dari sana, ah bibi kang inget. KAN ADA KUNCI CADANGAN!

Setelah mengambil kunci cadangan bibi kang langsung membuka pintu kamar Jaemin, hal pertama yang dia lihat adalah gelap. "Tuan muda Jaemin." Tidak ada sahutan, hanya hening yang terdengar.

Dengan inisiatifnya bibi kang menyalakan lampu, matanya membola melihat Jaemin duduk kaku sambil melamun.

"Tuan muda."

Bibi kang mengguncangkan tubuh Jaemin, dan itu membuat lamunannya pecah seketika. "Bi..bibi kang? A..ada apa?"

"Tuan muda baik-baik saja?"

Jaemin tersenyum kecut, "seperti yang bibi lihat."

Bibi kang geleng-geleng kepala, tuan mudanya ini sangat lemah. Dia memiliki hati yang rapuh, Jaemin tidak setegar yang orang-orang lihat.
.
.
.
Di kediaman Lee Haechan

Haechan baru saja sampai di rumah, keadaan sang ibu pun kian hari mulai membaik. Berkat kerja keras Haechan, bibi Lee sering menjalani kemoterapi dan itu cukup membuat keadaannya kian hari kian membaik.

"Haechan pulang!" Teriak Haechan dari ambang pintu.

"Sini sayang, Eomma baru saja selesai memasak makan malam." Ajak bibi Lee.

Haechan tersenyum, "nee Eomma, Haechan akan mandi terlebih dahulu."

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Haechan memulai makan malam dengan sang Eomma. Selama makan malam hanya hening yang menemani mereka. Sampai acara makan malam selesai keduanya berkumpul ruang tengah.

Bibi Lee menyadari perubahan raut muka Haechan, "Haechan," panggilnya lembut.

"Ah.. nee Eomma?"

"Ada masalah?"

Haechan menatap sang Eomma dan mengangguk lirih, "aku... Aku kasihan pada Nana Eomma."

Bibi Lee menautkan alisnya, "wae?"

"Eomma tau bukan jika Jaemin bekerja tanpa sepengetahuan Hyungnya?" Bibi Lee mengangguk. Haechan menarik nafas dan melanjutkan perkataannya, dia menceritakan semua kejadian di Cafe.

"Aku... Aku takut Nana kenapa-napa Eomma." Lirih Haechan.

Bibi Lee memeluk tubuh Haechan, "stttt... Jaemin pasti baik-baik saja, kau tenang saja Nee?" Ujar bibi Lee berusaha menenangkan anak semata wayangnya.

"Ta..tapi aku takut."

"Tidurlah dan tenangkan dirimu."
.
.
.
Pagi telah tiba, Jaemin sudah siap dengan seragam sekolahnya. Badannya untuk hari ini cukup lemas, entahlah dia merasa tidak enak badan.

Hug Me! | Na Jaemin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang