17

265 22 4
                                    

Yeayy aku kembali...

Aku cuma mau bilang kalo ceritanya itu sebentar lagi end, kalian gak puas? Puas puasin aja deh bacanya.

HAPPY READING

...

*Hari ke 165 setelah pembullyan

Ada sekitar 15 hari lagi sebelum alat penopang Jaemin di lepas, detak jantungnya memang sudah normal kembali namun dirinya tidak kunjung membuka mata.

Dan hal itu cukup membuat Mark, Lucas, Hendery dan Jungwoo di selimuti rasa bersalah.

Jaehyun, Dejun, Jeno, Renjun dan Haechan serta bibi Lee dan maid lainnya dengan sabarnya menunggu Jaemin membuka mata.

Baik Jaehyun maupun Dejun selalu menyalah diri sendiri, Tiffany mau pun Donghae selalu berusaha menenangkan mereka.

Kembali pada hari ini, Jaehyun tengah melamun duduk di pinggiran ranjang di kamar milik adik bungsunya. Na Jaemin.

Kamarnya terasa begitu sepi, meski sering di bersihkan oleh Maid. Dirinya beranjak dan membuka satu persatu laci si manis, di laci ke pertama dia menemuka banyak obat-obatan.

Jaehyun semakin merasa bersalah melihat ini, "Maafin Hyung, Hyung adalah Hyung terburuk yang pernah ada. Tapi tolong, Nana jangan benci Hyung." Gumam Jaehyun, air mata yang sedari di tahan lolos keluar.

Di bukanya lagi laci kedua, ada 1 botol keci obat penenang yang masih utuh. Mungkin Jaemin baru saja membelinya, pikir Jaehyun.

Dirinya dengan terburu membereskan semua obat-obatan tersebut, tanpa ada sisa. Dengan derai air mata dia membuang obat itu cukup jauh dari kamar Jaemin, "Nana jangan pernah minum obat seperti ini lagi, Maafin Hyung."

📍

Dejun memasuki rumah dengan keadaan lesu, di susul Haechan setelahnya. "Hyung, Echan mau ke rumah sakit. Boleh?" Izinnya.

"Nanti malam saja dengan Hyung dan Jae Hyung, kita jenguk Nana bersama-sama nee?" Jawab Dejun.

Haechan mengangguk antusias, "nee Hyung."

Keduanya beranjak menuju kamar masing-masing, Dejun memasuki kamar Jaemin dan merenung di sana.

Dia berfikir, apakah selama ini Jaemin dapat tidur nyenyak?mungkin Dejun sudah tahu jawabannya apa.

Dia meraih foto yang Jaemin letakkan di atas nakas, di foto itu ada dirinya, Jaehyun, Siwon, Yoona. Jaemin tidak ada, tentu kalian pun akan tau jawabannya.

Di sebelah bingkai foto itu, ada salah satu bingkai foto berisikan empat orang laki-laki. Ada Dejun, Jaehyun, Jaemin dan Siwon.

Dejun meringis melihatnya, wajah keduanya bahkan sama-sama datar. Beda dengan Jaemin dan Siwon yang tersenyum lebar.

"Hhhhh Nana, Hyung sangat merindukanmu." Gumam Dejun.

Dia beranjak memasuki kamar mandi Jaemin, auranya begitu berbeda. Terasa sunyi dan sangat dingin, namun Dejun abai.

Dia merendam dirinya di bathup sekitar beberapa menit, "i..ini sangat dingin, ba..bagaimana Nana yang setiap hari berendam seperti ini?" Tanya Dejun pada dirinya sendiri.

Sekitar 10 menit dia menyudahi acara berendamnya, dia memasuki walk in closet dan memakai pakaiannya setelah tadi mengambilnya.

Dejun merebahkan tubuhnya di ranjang milik Jaemin, dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal milik sang adik.

"Selama ini, Hyung tidak pernah tidur bersama Nana. Menemani Nana saat Nana takut." Dejun tersenyum miris, mungkin Jaemin sangat tersiksa saat ketakutan.

Hug Me! | Na Jaemin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang