Sorry for typo!!
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Yak! Bangun sialan, apa kau akan jadi pemalas!"
"Eughh... H--hyung aku pusing." Lenggeuh Jaemin, kepalanya terasa begitu pusing dan berat. Perutnya pun terasa perih, lambungnya menolak makanan.
"Tidak usah banyak drama Na Jaemin! Cepatlah mandi dan pergi sekolah, aku dan Jae Hyung tidak pernah mengajarkanmu jadi pemalas!" Sentak Dejun, setelahnya dia pergi dari kamar Jaemin kembali menghampirinya Jae hyungnya.
Jaemin tersenyum miris, apa Dejun benar-benar membencinya? Dia... Bahkan dia tidak peduli dengan Jaemin yang kesakitan. Melawan rasa pusing dan nyeri, Jaemin beranjak dan memasuki kamar mandi untuk melakukan ritualnya.
Sedangkan kedua hyungnya sedang sarapan, "anak itu sudah bangun belum?" Tanya Jaehyun.
"Sudah Hyung, bahkan ada drama kecil yang dia buat." Ujar Dejun.
Jaehyun menautkan alisnya, "dia bilang pusing. Begitu katanya." Jawab Dejun seolah tau kata apa yang akan keluar dari mulut Jaehyun.
"Sejak kapan dia jadi pemalas?"
Dejun menggidikkan bahu acuh, "aku tidak tahu dan tidak mau tau, dia bukan urusanku."
"Selamat pagi Hyung,"
Mereka menoleh, Jaemin tengah berdiri di ambang pintu ruang makan. Mereka hanya menatap Jaemin datar tanpa mau membalas sapaan si manis, Dejun menggidikkan bahu acuh dan kembali fokus pada sarapannya.
"Diam di situ." Suara Jaehyun menghentikan langkah Jaemin, "aku tidak akan pernah mau makan denganmu, Dejun cepat habiskan makananmu aku berangkat dulu." Lanjut si sulung.
"Hmmm, hati-hati Hyung."
Jaehyun beranjak dan hendak keluar dari ruang makan, "pembunuh." Bisik Jaehyun menatap Jaemin penuh kebencian, sebegitu bencikah Jaehyun padanya?
Jaemin ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia tahan semua itu dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Dejun. Cukup kemarin Jaemin lemah di hadapan Haechan, tidak untuk kedua hyungnya. Sekitar 5 menit menunggu akhirnya Dejun selesai sarapan, "makanlah sisa kami, ah aku lupa aku menghabiskan makanannya." Ujar Dejun dan pergi begitu saja.
"Huftt... Kau harus kuat Jaemin." Gumam Jaemin. Dia menghampiri meja makan dan mengoleskan selai cokelat pada roti, mungkin itu bisa mengganjal lapar di perutnya.
"Arhkk perutku sakit sekali~~"
Jaemin kembali menyimpan roti tersebut, tidak dia makan semua perutnya sungguh sakit. Dirinya jalan meronta menuju halte bus untuk berangkat sekolah, untungnya jarak antara halte dan rumah tidak jauh hanya membutuhkan waktu 7 menit saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me! | Na Jaemin✓
Ficción General[Completed: Follow dulu sebelum baca!] . . Jika Jaemin dapat memilih alur hidupnya maka dia akan memilih untuk tidak hadir di dunia. Bahkan orang lain tidak pernah tau bagaimana lelahnya Na Jaemin hidup sendiri di antara keluarganya. Hanya untuk men...