01

295 55 81
                                    

Sorry For typo!!
Happy Reading



















Jaemin terbangun menatap suasana bernuansa putih, bau obat-obatan bisa dia cium. Kenapa dia di UKS? Siapa yang membawanya ke sini? Bukankah tadi dirinya pingsan di atas salju di temani darah yang terus mengalir dari hidungnya?

Rasanya begitu tidak mungkin ada orang yang menolongnya, mengingat seluruh murid membencinya hingga sahabatnya pun menjauhinya.

Kepala Jaemin masih terasa pusing, perutnya cukup sakit. Tadi pagi dia tidak meminum obat maag-nya, dan inilah akhirnya. Perutnya sakit dan begitu perih. Di dengarnya keadaan di luar cukup ramai, tandanya waktu istirahat sudah tiba.

Jaemin beranjak, untung saja uang sisa kemarin masih ada. Melawan pusing yang menjalar di kepalanya dia beranjak dan berusaha menuju kantin sekedar mengisi perut, di iringi cibiran dari para siswa dan siswi. Mencibir Jaemin terang-terangan tanpa memikirkan perasaan orang lain, oh ayolah ini sekolah elite apakah para muridnya tidak memiliki attittude?

"Hei lihat, pembunuh itu berani sekali memasuki kantin."

Ujar salah satu siswa, entah itu Hobae atau Sunbae Jaemin. Jaemin hanya diam menunduk, dia malu dengan dirinya sendiri. Dia kembali berjalan sebelum suara seseorang menginterupsinya, "kau Jaemin, kemarilah!" Ujarnya.

Jaemin menghela nafas dan menghampiri Sunbaenya, "a--ada apa, Sunbae?" Tanya Jaemin. Jaemin cukup takut berhadapan dengan Sunbaenya ini, Mark Lee. Salah satu siswa yang paling sering membully, ah ralat sebut saja dia ketua pembullyan.

"Belikan aku jus seperti biasa, jangan terlalu manis. Arraseo?" Songong Mark.

"Nee Sunbae."

Jaemin pun beranjak untuk memesankan pesanan Mark, murid lain sudah tidak heran akan hal itu. Namun mereka hanya acuh tak acuh, tidak mau berurusan dengan Mark Lee anak dari pemilik sekolah. Karena itu pula yang membuat dia berkuasa, namun karena kekuasaan itu dia menjadi bertindak seenaknya dan menindas orang di bawahnya.

"Ini Sunbae," Jaemin menyerahkan jus tersebut dan di terima baik oleh Mark.

Mark mencicipinya dan

Pffttt-----

Secara tidak langsung dia menyemburkan jus yang baru saja di minumnya tepat di wajah Jaemin, apa lagi ini? Cukup tadi saja pagi-pagi jangan sekarang. Bahkan sampai saat ini kepalanya masih pusing, perutnya terasa sakit.

"APA KAU TIDAK DENGAR?! AKU BILANG JANGAN TERLALU MANIS SIALAN!" teriak Mark tepat di hadapan wajah Jaemin.

Dia kembali mengambil jus tersebut menatap Jaemin rendah, dan..

Byuurrr

Minuman itu tepat mengenai seragam Jaemin, seragam yang dia kenakan cukup lengket karena jus tersebut. "Huh! Lain kali dengarkan lah dengan baik, dan kau pergilah nanti murid lain kabur melihat kau." Ujar Mark.

"Cih, pembunuh saja belagu." Ujar Lucas sahabat Mark.

"Anak mana yang tega membunuh ibunya sendiri huh?!" Sahut Jungwoo

"Aku rasa kau memang tidak punya hati, orang tuanya sendiri pun di bunuh. Jika aku jadi kau, aku akan sangat menyayangi mereka." Ucap Hendery.

"Pergilah sialan kau tidak pantas di sini."

"Berani sekali kau menampakkan dirimu di hadapan kami."

"Kau hanya pembunuh yang tidak pantas hidup,"

"Dasar jalang sialan."

Baiklah, memang dirinya harus pergi dari sini. Perlahan dia melangkah mundur dan berlari secepat mungkin untuk menghindari hinaan dari para murid, air matanya sudah lirih sejak dia berlari. Mereka mengatakan Jaemin pembunuh seolah mereka tau semuanya, seolah mereka tau apa yang sebenarnya terjadi. Jika saja ada Haechan, mungkin akan lebih baik masih ada yang mau berteman dengannya.

Hug Me! | Na Jaemin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang