Annyeong Yeorobun~
Gimana pada kangen nggak?
Yuk langsung aja ke ceritanya,,,
...
Jaemin menatap pantulan dirinya di cermin besar kamarnya, mata sembab, terdapat kantung mata dan hidungnya yang masih terlihat merah. Di kedua pipinya terdapat bekas air mata mengalir, pukul 1 dini hari Jaemin baru saja berhenti menangis.
Hari ini benar-benar lelah baginya, dia benar-benar mengeluarkan semua air matanya yang selama ini dia pendam mati-matian. Bahkan rasanya Jaemin sudah tidak bisa mengeluarkan lagi air matanya, dia terlalu lama menangis.
Dia segera memasuki kamar mandi dan membasuh mukanya, kembali menatap pantulan dirinya. Senyum miris terukir di bibir mungilnya, dia lelah.
Jaemin kembali meminum obat-obatan yang dia konsumsi, bahkan dia tidak segan meminum beberapa butir pil. Harusnya 1 pil saja sudah cukup, tapi dia memakan cukup banyak.
Perasaannya sekarang sudah lebih tenang, bahkan sangat tenang. Dia kembali membasuh muka dan mencuci kaki dan tangannya, setelahnya mengganti pakaiannya dengan piyama polosnya. Kembali ke kamar menaiki ranjang dan tertidur dengan pulasnya.
Pukul 9 pagi Jaemin terbangun dari tidurnya, dengan susah payah dia bangun dan menyandarkan punggungnya di headboard. Kepala terasa pusing dan badannya begitu lemas, entah karena dia belum makan atau pengaruh obat yang dia minum terlalu banyak.
CKLEK
Pintu terbuka menampakkan sosok Dejun menatap Jaemin datar, "bagus sekali, mau jadi apa jika pemalas seperti ini?" Ledek Dejun.
"H..Hyung, a..aku pusing." Rintih Jaemin.
"Jangan banyak alasan Na! Aku tau kau tidak selemah itu, bangun dan bereskan rumah. Bibi kang dan yang lain tidak bisa datang, aku akan ke kampus." Ucap Dejun tanpa peduli dengan kondisi tubuh Jaemin.
Jaemin menghela nafas, tolong biarkan dia istirahat satu hari saja. Kepala Jaemin benar-benar pusing, badannya juga lemas.
Sekuat tenaga Jaemin melangkah memasuki kamar mandi, dia akan melakukan ritualnya lalu membereskan rumah yang notabenenya mewah ini.
.
.
.
Jaehyun terdiam, lebih tepatnya melamun. Entah dapat pemikiran dari mana dia merenungkan sikapnya terhadap Jaemin, apakah dia terlalu keras? Tapi lagi-lagi ingatan masa lalunya kembali melintas di fikirannya.Sampai sekarang dia bingung harus bersikap seperti apa pada Jaemin. Jaehyun mengusap lembut batu nisan sang Eomma, dua beralih menghadap gundukan tanah sang Appa.
"Abeoji..." Lirih Jaehyun. "Apa aku terlalu keras pada Jaemin?" Sebenci-bencinya Jaehyun pada Jaemin, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia begitu menyayangi Jaemin. Namun egonya terlalu besar dari pada rasa sayangnya, sehingga dengan mudahnya Jaehyun menuruti egonya dari pada rasa sayangnya.
"Apa yang harus Jae lakukan Abeoji?" Jaehyun bertanya lirih, kelemahan seorang Jaehyun adalah orang tuanya.
Jaehyun memasuki rumahnya, dia baru saja pulang kuliah. Tapi dia bingung saat melewati kamar Jaemin, kamar ini memiliki aura yang berbeda.
"Tuan muda Jaemin, kendalikan dirimu hiks..."
Jaehyun menautkan kedua alisnya, kenapa bibi Lee-ibu Haechan-terdengsr begitu panik?
PRANGGG'
Jaehyun terlonjak kaget, dia langsung membuka pintu kamar Jaemin. Matanya membola melihat tubuh mungil Jaemin mengarahkan pecahan kaca itu pada Siwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me! | Na Jaemin✓
General Fiction[Completed: Follow dulu sebelum baca!] . . Jika Jaemin dapat memilih alur hidupnya maka dia akan memilih untuk tidak hadir di dunia. Bahkan orang lain tidak pernah tau bagaimana lelahnya Na Jaemin hidup sendiri di antara keluarganya. Hanya untuk men...