Bab 15

167 42 3
                                    



"capek ya?" tanya Ten saat melihat Eva yang tengah duduk di depannya menghela napas berat sambil mengaduk jusnya tanpa minat.


Keduanya baru saja menyelesaikan tugas mereka hari ini untuk mendampingi mahasiswa asing yang datang berkunjung ke kampus mereka dan sekarang kedua tengah menikmati waktu istirahat mereka di kantin.


"capek berdirinya sih kak." Jawab Eva.


Ten tersenyum maklum, ia mengerti maksud Eva. Entah sejak kapan Ten memerhatikannya, tapi gadis itu selalu mengenakan sneaker saat ke kampus. Dan hari ini Eva berdandan khusus, menggunakan blouse dan rok serta sepatu dengan hak beberapa centi yang Ten yakini pasti sangat tidak nyaman saat menggunakannya apalagi untuk waktu yang lama. Meskipun begitu, Ten tidak bisa berbohong, gadis itu cantik.


"thanks ya hari ini." Kata Ten kemudian.


Eva menggeleng pelan, "aku bahkan gak ngapa-ngapain kak."


Ten tertawa kecil, 'this girl really something' batinnya. "besok kayanya bakal lebih gampang. Kita cuman ngedampingi doang, soalnya besok udah mulai seminar."


Eva mengangguk pelan kemudian meminum jusnya. Keduanya tidak mengatakan apapun lagi. Eva sibuk dengan jusnya. Ten sibuk memerhatikan gadis itu, mencoba mengabaikan bisikan yang lebih terdengar seperti obrolan santai dibandingkan bisikan. Ten menduga siapapun yang tengah membicarakannya sekarang sengaja melakukannya dengan suara yang terlampau keras untuk disebut sebuah bisikan, tapi ia memutuskan untuk mengabaikan hal itu.


Ten menghela napas dan mulai meminum jusnya. Jadwalnya hari ini sudah cukup melelahkan, dan omongan tidak masuk akal yang sudah dari kemarin tidak membuat harinya lebih baik. Ia benar-bemar berharap bisa pulang mandi dan pergi tidur sekarang.


Ten mengerutkan dahinya saat ia menyadari Eva baru saja menoleh dan memberikan tatapan mengancam pada entah siapa itu, tapi karena tindakan itu bisikan tentang orientasi seksualnya mendadak berhenti. Ten tersenyum kecil. Harinya tidak semelelahkan yang ia duga ternyata.


"kakak belajar bahasa Jepang dan Mandarin dari mana?"


"Nenekku China. Dan keluargaku memang agak strict, jadi aku memang disuruh belajar bahasa asing dari kecil."


"sampai sekarang?"


"gak. Kalau sekarang udah agak bebas. Dulu waktu kecil jadwal belajarnya padet banger. Belum les piano dan belajar tata krama, macem-macem."


"Kak Ten keberatan gak? Diatur gitu sama orang tua?"


Ten menggeleng pelan sambil tersenyum. Laki-laki itu merasa senang saat menyadari Eva tertarik untuk mengetahui tentang dirinya. "aku suka musik makanya gak keberatan. Orang tua aku juga bukan tipe orang tua di drama yang anaknya ditinggal sendirian gak ada kasih sayang. Kami tetap punya waktu main trus juga ada jadwal jalan-jalan setiap minggu."


"kak Ten hebat." Kata Eva tiba-tiba


Pieces of Me | TEN WayV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang