Bab 18

197 39 8
                                    



Bu Bada masih berbicara di hadapannya saat Ten menyadari Eva yang memijat pelan pergelangan kakinya, gadis itu secara mengejutkan memegang lengannya yang membuat laki-laki itu terkejut. Eva tidak melakukannya dengan sengaja, ia melipat kaki kanannya ke belakang dan memberikan pijatan kecil pada pergelangan kakinya. Tapi berdiri dengan satu kaki menggunakan sepatu dengan hak tinggi bukan hal yang mudah untuk Eva karena ia tidak terbiasa dengan model sepatu seperti itu. Karenanya ia harus menyeimbangkan tubuhnya dan tanpa berpikir panjang berpegangan pada Ten.


Eva melepaskan pegangannya pada Ten saat ia berganti memijat kaki kirinya. Tapi Ten dengan tanpa suara dan mata yang masih menyimak intruksi bu Bada menempatkan tangaannya di punggung Eva, menahan tubuh gadis itu dengan telapak tangannya agar tetap seimbang, yang tidak disadari oleh gadis itu.


Saat Ibu Bada mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan pada meraka, Ten menarik tangannya dan menunggu selama beberapa saatg sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya pada Eva. "Dek! Ngafe yuk, sekalian milih fotonya. Biar kelar semua hari ini."


Ten bersyukur saat Eva mengangguk. Gadis itu bahkan menyarankan café yang tidak jauh dari kampus. Ia tahu tempat itu, salah satu temannya bekerja disana.


Tangan Ten langsung terangkat menunjuk sudut café itu saat dirinya dan Eva masuk, menunjuk ke arah kamar kecil. Saat dalam perjalanan Ten menyarankan gadis itu mengganti sepatunya yang langsung disetujui oleh Eva. Beruntungnya gadis itu juga membawa baju ganti. Sementara Eva bergegas ke kamar kecil, Ten berjalan lurus menuju kasir yang dikenalnya dengan baik.


Ten hanya berdiri didepan kasir tanpa bersuara, menunggu apakah laki-laki didepannya menyadari keberadaannya. Tapi setelah beberapa lama, laki-laki itu sepertinya tidak juga menunjukan tanda kalau dirinya menyadari keberadaan Ten.


"lu jaga sendirian hari ini Hao?" tanya Ten akhirnya pada laki-laki bertubuh kurus dengan rambut mullet yang kini berdiri dengan mata yang fokus pada mesin kasir.


"eoh, Bang Ten." Katanya ceria, "Bambam ada kelas, tapi ada Iola kok dibelakang bantuin masak."


Ten melemparkan pandangan menggoda pada laki-laki itu. "ohh sekarang Iola ya? Bukan Arqu lagi?"


Eva yang baru kembali setelah mengganti bajunya menahan diri untuk tidak mengerutkan dahinya dan bertanya siapa yang tengah kedua orang ini bicarakan. Dirinya tahu siapa laki laki yang kini tengah bicara dengan Ten. Dia teman Winwin di club tari kontemporer, Xu Minghao. Minghao juga cukup terkenal karena circle pertemanannya. Meskipun bukan hal yang aneh, tapi Eva sama sekali tidak menduga Ten berteman dengan Minghao mengingat mereka ada di lingkar pertemanan yang berbeda, dan kedua terlihat cukup akrab.


"cewek lu bang?" tanya Minghao sambil melirik Eva yang berdiri di belakang Ten.


'doakan saja' Ten tentu tidak mengatakannya langsung, perkataan itu hanya terlintas di kepalanya. Ten tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Minghao alih-alih menanyakan hal lain pada Minghao. "Hao ada laptop gak? Kalau boleh mau pinjam bentar."


"ohh ada kok bang." Jawab Minghao cepat sambil bersiap berbalik.


Pieces of Me | TEN WayV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang