Hari ini adalah hari pemakaman kedua orang tua Asyira.
Di bawah guyuran hujan Asyira menyaksikan kedua tubuh orang yang paling berharga di hidupnya di timbun oleh tanah."STOP JANGAN TIMBUN AYAH SAMA BUNDA PAKE TANAH...HIKSSS... DI BAWAH DINGIN...HIKSSS... OM JANGAN OM...HIKSSS". Teriak Asyira begitu histeris saat melihat ayah dan bundanya mulai tertutup oleh tanah.
Tante-tante Asyira berusaha menenangkannya agar ia bisa mengiklaskan kedua orang tuanya.
"Bunda... Ayah... Hikss... Kenapa kalian tega tinggalin Asyira sendiri... Hikss... Kenapa?". Asyira terus menangis sambil memeluk gumpalan tanah yang telah menutup kedua orang tuanya.
Hujan sore ini seperti mewakili perasaan Asyira.
Pemakaman kedua orang tua Asyira telah dilakukan.
Asyira sedang termenung didalam kamar ayah dan bundanya.
Ia juga telah memutar Voice Note kedua orang tuanya entah telah berapa ratus kali.
"Hallo my little pricess. Ayah sama bunda sekarang lagi berada didalam pesawat menuju ke Jakarta. Tunggu ayah yah Asyira sayang Ayah bawain Asyira Boneka panda yang sangat besar biar kalau ayah sama bunda keluar kota lagi ada yang selalu menjaga Asyira. Love you sayang Bunda juga kangen asyira".
Asyira kembali terisak mendengar suara voioce note Ayah dan Bundanya yang dikirim beberapa menit sebelum jatunya pesawat yang mereka tumpangi.
"Asyira ingin ikut Bunda dan Ayah. Asyira udah nggak punya tujuan hidup didunia ini tanpa kalian". Ucap Asyira memeluk bingkai foto pernikahan ayah dan bundanya.
Asyira terus memukul dadanya yang terasa sesak.
"AAAAHHHHH..... ASYIRA KANGEN AYAH KANGEN BUNDA HIKKSS....". Asyira berteriak sekuat yang ia bisa mengeluarkan kesedikan dan sakit yang ada didadanya.
Asyira berdiri dari samping kasur membuka laci meja dan mengambil sesuatu didalam laci tersebut.
"tunggu Asyira Bunda". Tutur Asyira dengan tatapan kosongnya lalu mengarahkan gunting yang ia temukan dilaci bundanya ke arah lehernya.
hingga terdegar suara teriakan seseorang.
"Asyiraaa". orang tersebut lantas menahan Asyira untuk tidak melukai dirinya.
saat Asyira telah berada dalam pelukan orang tersebut Asyira tiba-tiba kejang dan tatapannya kosong.
***
"Kondisi Asyira sangat tidak stabil, psikologinya terganggu karena kepergian kedua orang tuanya menjadi pukulan besar untuk Asyira apa lagi diusiannya yang masih remaja masih butuh perhatian yang lebih dari kedua orang tuanya. Asyira juga harus mendapat perhatian yang ekstra dari orang-orang di sekitarnya karena kita tidak tau apa saja yang akan dia lakukan jika emosinya kembali tidak stabil". Ujar seorang dokter Psikolog yang kerap dipanggil dokter Ana.
"Ana, aku, kamu dan Yahya adalah sahabat sejak SMA aku berharap kita bisa menjaga Asyira dan memperlakukan Asyira seperti anak kita sendiri setelah kepergiannya".
"Dirga. Tanpa kamu minta aku akan melakukan hal tersebut ditambah lagi Asyira tidak memiliki kerabat dekat. Aku tidak begitu mempercayai kerabat jauhnya, mereka hanya seperti pengejar harta dimataku". Ujar dokter Ana sinis.
Dirga terdiam sejenak lalu kembali berkata. "aku akan mengasuh Asyira".
***
Asyira termenung memandang langit-langit kamar rumah sakit.
Asyira tidak sadar jika sekarang seseorang tengah duduk dikursi samping tempat tidurnya.
"Hai Asyira". Sapa orang tersebut. Asyira berbalik melihat namun hanya diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Attitude
Fiksi RemajaNaila Asyira Queelyna gadis yang selalu mengubah rambut hitamnya menjadi warna ungu jika akan melakukan sesuatu yang buruk. The Qween Of Demon adalah julukannya ia bukan hanya terkenal di sekolahnya tetapi di seluruh SMA yang ada di Jakarta pasti me...