"Sekarang jelasin ini kenapa lemari bisa jatuh kayak gini?"
"Fathan."
"Asyira."
Fathan dan Asyira sontak melempar pandangan karena saling menuduh satu sama lain.
"Kalau aja lo nggak pelit ini nggak bakal terjadi." Jelas Fathan membela diri.
"Gue nggak kasih karena cara lo minjem nggak bener ya."
"Ya karena lo emang dari awal udah pelit sama gue."
"Ya serah gue lah leptop, leptop gue kok lo nyolot sih orang gue nggak mau pinjemin."
"Tuh kan Pah liat sendiri dia pelit banget sama Fathan."
"Gue nggak pelit ya.."
"Lo pelit lah..."
"FATHAN. ASYIRA." Sentakan dari Om Dirga sontak membuat keduanya bungkam.
"Berani berbuat berani bertanggung jawab. Papah nggak bela siapapun Papah cuman mau kalian bertanggung jawab atas apa yang telah kalian perbuat." Ucap Om Dirga dengan tegas kepada Fathan dan Asyira yang sekarang tengah tertunduk takut.
"Kita mau tanggung jawab gimana Pah kalau semuanya udah bersih." Tanya Fathan yang di angguki oleh Asyira.
Om Dirga terdiam ia sedang berfikir "Papah mau selama pak Yosi tukang kebun papah pulang kampung kalian yang menggantikan tugasnya." Putus Om Dirga Akhirnya.
"Kebun dibelakang rumah om? Gamapang itu mah." Ujar Asyira bersemangat pasalnya kebun belakang rumah tidak begitu besar jadi ia pasti tidak akan kesulitan pikirnya.
Om Dirga ikut terkekeh dan kembali bersuara. "Bukan Asyira. Kebun om yang sekita 5 hektar di Bogor Kalian bisa mulai setelah kalian selesai ujian semester ini."
Asyira dan Fathan lantas terdiam dengan mulut yang terbuka karena begitu tertegun dengan perkataan Om Dirga. Kemudian Om Dirga berlalu meninggalkan Asyira dan Fathan yang masih diam membayangkan betapa besarnya kebun yang akan mereka rawat.
"Pak Yosi kembali kapan Than?" Tanya Asyira yang masih belum bergeming bahkan belum berkedip.
"Biasanya karyawan papah kalau cuti itu 1 bulan. Itu bukan tanggung jawab, itu hukuman".
"Berarti liburan ini kita habiskan dengan berkebun?" Tanya Asyira lagi dan diangguki oleh Fathan.
"Huaaa... Bunda Ayah om Dirga jahaattt... Huaaa."
***
"Than besok mapel ujian pertama Kimia Wajib gimana dong?" Ucap Asyira yang entah sudah berapa kali ia ulang-ulang membuat Fathan jengah.
"Ra."
"Hm?" Gumam Asyira.
"Kalau besok lo nggak bisa jawab lo berhenti aja sekolah."
Plak
Asyira lantas memukul kepala Fathan dengan buku paket yang memang berada ditangannya.
"Gue udah serius dengerin gue kira lo bakal memotivasi gue, buat gue semangat gitu."
"Itu motivasi."
"Itu jatuhin mental namanya." Terang Asyira kesal.
"Gue percaya sama lo, gue rasa selama ini lo udah belajar dengan maksimal jadi tenang aja gue yakin lo bisa. Kalau masih nggak bisa gue serius sama lo, lo berhenti aja sekolah."
Plak
Pukulan kedua kembali mendarat dikepala Fathan membuat Fathan membalas Asyira dengan melempar kacang yang ada didepan mereka.
"Apaan sih lo." Asyira tak tinggal diam ia juga membalas Fathan dengan melempari cowok itu dengan kacang hingga perang dimulai dan membuat ruang keluarga menjadi berantakan dengan kacang terhambur dimana-mana.
"Ya Allah Fathan, Asyira!" Pekik tante Maya kaget dengan keadaan ruang keluarga yang kini terhambur dengan kacang yang berserakan dimana-mana.
"Beresin sekarang atau mamah lapor kalian ke papa dan hukuman kalian ditambah." Perkataan dari tante Maya sontak membuat Asyira dan Fathan membulatkan mata dan lari kedapur untuk mencari sapu dan juga sendok sampah tak mau hukuman mereka ditambah.
***
Asyira keringat dingin saat telah memasukkan ucer name dan juga password di akun CBTnya berhubung sekolah ini menggunakan metode online untuk melakukan ujian.
Asyira mulai memasukkan token dengan tangan yang bergetar sungguh untuk pertama kalinya Asyira takut melaksanakan ujian padahal sebelum-sebelumnya jika ujian Asyira hanya memanfaatkan kedua sahabatnya Felin dan Delina yah kedua sahabatnya itu memang lumayan pintar dibandingkan dirinya.
"Ayo Ra lo pasti bisa kemarin aja lo jawab semua soal yang dikasi Fathan dengan benar tidak menutup kemungkinan juga soalnya tidak akan jauh berbeda. Semoga." Batin Asyira.
Asyira mulai membuka soal-soal kimia itu dan sesekali mencakar jawabannya di kertas yang telah dibagikan setiap siswa siswi.
Asyira selesai dengan pelajar kimia wajib yang telah ia jawab dengan tuntas sedari tadi Asyira tidak henti-hentinya tersenyum karena merasa semua soal yang ia kerja tidak begitu susah malah banyak yang sangat mudah menurutnya.
Sepertinya Asyira harus bersujut sukur kepada Fathan yang telah mengajarkan semua trik dalam menjawab soal-soal kimia.
SMA ASTORIA.
Fathan sudah selesai menjawab soal-soal Matematika yang menjadi mapel ujian pertama kali ini dan masih ada waktu 10 menit untuk break dan kemudian masuk ke mapel ke dua. Fathan merebahkan kepalanya diatas meja.
"Than. Oii Fathan. Jangan pura-pura budek lo. Fathan." Teriak Arka dengan berbisik takut jika nanti didengar oleh pengawas hari ini.
"Apasih kambing?" Tanya Fathan yang kini telah mengadap kesamping kirinya melihat Arka tanpa mengangkat kepalanya dari atas meja.
"Ini jawabannya apa?" Tanya Arka masih dengan berbisik.
"B." Jawab Fathan sekenanya ia tidak terlalu memperhatikan soal yang ditunjukkan oleh Arka namun cowok itu hanya mengikut saja tak perduli yang dikatakan Fathan benar atau salah. Goblok.
Fathan kembali asik dengan pikirannya sekarang memikirkan Asyira. Wait kenapa ia jadi memikirkan Asyira. Fathan goblok.
Kembali ke SMA Three Buana.
Sekarang ujian di hari pertama telah selesai dan sebenarnya nilai juga bisa langsung di cek namun Asyira masih ragu sedari tadi ia hanya menatap ponselnya itu takut untuk menekan cek.
Pipp.
Suara klakson motor membuyarkan lamunan Asyira ia lantas menghadap kepada si pemilik motor tersebut dan ternyata Fathan.
"Gimana hari ini aman?." Tanya Fathan kepada Asyira.
"Gue belum liat nilai gue. Gue takut Than." Ujar Asyira jujur lalu memperlihatkan layar hpnya yang menampilkan jejeran mata pelajaran hari ini.
Fathan lantas menindis tanda cek dan menampilkan semua nilai Asyira, Asyira lantas mengapit leher Fathan dengan lengannya karena sudah berani-beraninya melihat nilainya padahal ia saja tak berani membukanya.
"Ohok... Ohok... Asyira lo ma-mau2... ohok... bu-bunuh gue."
"Iya gue mau bunuh lo Fathan kampret."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Attitude
Teen FictionNaila Asyira Queelyna gadis yang selalu mengubah rambut hitamnya menjadi warna ungu jika akan melakukan sesuatu yang buruk. The Qween Of Demon adalah julukannya ia bukan hanya terkenal di sekolahnya tetapi di seluruh SMA yang ada di Jakarta pasti me...