Fathan dan Asyira sekarang tengah berada didalam perpustakaan mereka menyusuri setiap rak pada buku-buku yang ada di sana.
"ck. Itu bukan buku pelajaran." Fathan lantas melepaskan buku novel yang ada pada genggamannya.
kembudian Asyira mengambilnya lagi. "Gue mau baca." Balas Asyira tak terima kepada Fathan.
"Waktu lo untuk PAS min berapa hari lagi?" Fathan menatap Asyira lekat.
"Min 15 hari". Jawab Asyira malas.
"1 hari 24 jam, 15 hari sama dengan 350 Jam, lo tidur perhari maksimal 6 jam yang berarti perhari lo punya waktu 18 jam selain tidur, pengurangan waktu lo main HP minimal 5 jam sehari yang berarti perhari lo hanya punya waktu 13 jam belum lagi waktu yang lo pake buat hal-hal nggak berguna lainnya selain main HP kita ambil minimal 3 jam sehari berarti waktu lo perhari hanya 10 jam dan waktu lo beraktifitas, malas-malasan 2 jam sisa waktu lo 8 jam dan kalau lo beli buku ini yang akan lo habiskan membaca setiap harinya adalah 2 jam berarti waktu lo perhari untuk belajar adalah 6 jam kurang waktu, makan, mandi, jalan, tinggal 3 jam, 3 kali 15 hari sama dengan 45 jam waktu lo untuk belajar menghadapi soal yang bakal buat otak lo mati rasa karena susahnya. emangnya cukup untuk otak udang kaya lo!" Fathan menarik nafasnya dalam kata-kata terakhir Fathan bukan pertanyaan melainkan sindiran.
"Lo masih mau beli?". Bukannya menjawab pertanyaan Fathan, Asyira lantas melepaskan buku itu dari tangannya ia menganga mendengar peritungan dari seorang Fathan Febra Adipati yang menghitung tanpa kedipan untuk mendapatkan hasilnya.
Asyira menatap Fathan yang sedang mengerjakan soal-soal dibuku yang mereka pinjam di perpustakaan ini. Asyira jengah sendiri memandangi Fathan ia ingin melempari Fathan dengan stabilo yang sedang ia pegang saat ini.
"Udah selesai nomor 5?" Pertanyaan Fathan lantas membuat Asyira kikuk dan menyodorkan buku hasil kerjanya kepada Fathan.
Fathan menatap Asyira dengan tatapan tak percaya bisa-bisanya dengan soal segampang ini saja Asyira tidak bisa padahal ia sdah menjelaskannya lebih dari 3 kali.
"Ini udah kelima kalinya yah gue jelasin ke elo. kalau lo nggak ngerti juga..." Fathan menjeda kalimatnya. "Gue nggak akan kasi kesmpatan lo tidur malam ini".
Perkataan dari Fathan sontak membuat Asyira tak berkutik ia yakin Fathan tak main-main dengan perkataannya, ia jelas tidak mau semalaman hanya berkutat dengan rumus-rumus kimia yang ada di depannya ini.
"Nggak usah jelesin gue udah ngerti." Asyira kembali memainkan polpennya diatas kertas putih itu.
"Nih." Asyira lantas menyodorkan bukunya kepada Fathan.
Fathan mengkerutkan keningnya "lo kerja 10 nomor?" Asyira hanya mengangguk semangat mengiyakan. Fathan mulai mengecek jawaban Asyira. "benar semua, Hebat."
Asyira tersenyum bahagia, ia bangga dengan dirinya sendiri. "iya bener gue hebat". sahut Asyira.
"Maksudnya yang hebat gue, hebat udah ajar orang paling dodol kaya lo." Ujar Fathan jujur kepada Asyira.
"yee bukannya puji gue juga biar makin semangat." Asyira membereskan buku-bukunya.
"Ayo pulang, hadiah buat lo karena jawaban lo benar semua." Asyira kegirangan karena bisa pulang sekarang ia benar-benar telah bosan berada di perpustakaan ini tidak sia-sia tadi ia menyontek di brainly Asyira terkekeh dan itu tentu mengundang tatapan curiga dari Fathan.
Saat telah berada didepan perpustakaan itu ternyata hujan deras sedang turun hingga membuat mereka kesusahan untuk menuju ke parkiran mobil yang letaknya lumayan jauh dari mereka.
"Kita lari aja." Ajak Fathan dan di iyakan oleh Asyira.
"Eh bentar kayaknya stabilo gue ketinggalan didalam." Ujar Asyira lantas berlari kembali kedalam perpustakaan untuk mengambil stabilo yang ia tak sengaja lepaskan disamping tempat duduknya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Attitude
Fiksi RemajaNaila Asyira Queelyna gadis yang selalu mengubah rambut hitamnya menjadi warna ungu jika akan melakukan sesuatu yang buruk. The Qween Of Demon adalah julukannya ia bukan hanya terkenal di sekolahnya tetapi di seluruh SMA yang ada di Jakarta pasti me...