"Ngapain lo di rumah gue".
Tanya Asyira Kaget."Hapus Vidio Midya, Naila!".
Yah benar dia adalah Fathan."Enggak. Gue nggak mau". Balas Asyira tak mau kalah.
"Eh eh mau kemana lo?".
" nggak sopan banget ya lo masuk rumah orang sembarangan". Asyira menghalangi langkah Fathan. Namun Fathan malah terus berjalan mencari di mana letak kemar Asyira tanpa memperdulikan Asyira. Sesampainya di lantai dua Fathan melihat ukiran nama Asyira di depan pintu yang Fathan rasa itu adalah kamar Asyira.
Namun sebelum Fathan membuka knok pintu Asyira langsung menahan tangan Fathan dan.
"kalau lo nggak keluar sekarang, gue bakal panggil polisi karena lo udah berani masuk rumah orang sembarangan"."Coba aja lo laporin gue. gue juga bakal laporin perbuatan lo dan gue juga punya bukti".
Fathan mendorong Asyira dan membuka pintu kamar Asyira lalu masuk."Fathan lu gila ya masuk ke kamar cewek sembarangan".
"Lebih gila mana gue atau lo".
"Ya lo lah".
"Mana HP lo?". Tanya Fathan.
"Ng-nggak tau".
"Kalau gue dapet gue banting tu HP".
Fathan pun terus menggeledah kamar Asyira hingga ia akhirnya menemukan telepon milik Asyira di atas meja rias.
"Apaan sih Fathan balikin enggak hp gue". Asyira mencoba merebut hp miliknya namun Fathan mengangkat tangannya hingga hp tersebut tidak bisa di jangkau oleh Asyira. "Ih siniin HP gue". Asyira terus merebut hp miliknya namun nihil Fathan jauh lebih tinggi darinya.
"Password HP lo cepet".
Pinta Fathan memperlihatkan layar hp Asyira yang terkunci."Nggak akan bwlee". Balas Asyira mejulurkan lidahnya ke Fathan.
"Siniin jempol lo!".
Fathan berusaha meraih tangan Asyira namun Asyira terus memberontak."Ih apa-apaan sih loh".
Fathan terus mencoba meraih tangan Asyira.Hingga,
"Enggak... Akhhh...".
Saking susahnya Fathan untuk meraih tangan Asyira iapun susah untuk menyeimbangi tubuhnya dan tubuh Asyira dan akhirnya mereka berdua terjatuh di lantai dengan posisi Fathan berada tepat diatas tubuh Asyira tangannya menahan kepala Asyira agar tidak terbentur dengan lantai.
Asyira dan Fathan sama-sama saling bertatapan sunggu ini adalah momen langkah dimana Fathan dan Asyira saling menatap namun tidak ada kata-kata umpatan yang keluar seperti biasanya, sekarang mereka hanya diam.
Ceklek. Hingga suara ponsel yang berhasil dibuka oleh Fathan membuyarkan lamunan Asyira.
"Berhasil". Ucap Fathan lalu bangun dari posisinya.
"Kurang ajar yah lo".
Asyira juga ikut bangun dari posisinya mencoba merebut kembali ponselnya namun tidak bisa."Nih ponsel lo". Fathan lalu meleparkan ponsel itu ke empunya.
untungnya Asyira berhasil menangkap hpnya. Kemudian ia mengecek isi hpnya dan ternyata Fathan telah menghapus vidio bugil milik Midya.
"lo hapus vidio Midya dari hp gue tapi lo sendiri nyimpen kan? Nggak usah muna lo". Sindir Asyira sinis.
"Lo pikir gue cowo apaan".
"Cowo jadi-jadian. Puaskan lo udah buat rumah gue berantakan".
"Belum".
Ucap Fathan lalu menendang tong sampah yang berada di kamar Asyira hingga isinya tercecer. Setelah itu ia keluar dari kamar Asyira.Asyira membulatkan mulutnya tak percaya.
"Ketos bangsat".***
"What?". Ucap Felin dan Delina secara bersamaan.
"Kok Fathan jadi serem gitu sih? Bisa-bisanya dia masuk rumah lo tanpa sepengetahuan satpam lo Nai". Tanya Delina.
"Ah nggak tau tuh makanya gue suruh bokab gue buat tambah satpam lagi di rumah". Jawab Asyira sambil menyeruput minumannya.
"Gue ke kelas duluan yah mau tidur ngantuk banget nih gue". Ucap Asyira lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.
Sekarang Asyira tengah tertidur pulas di atas kursi yang sengaja ia jejerkan.
Hingga suara bising dari teman-temannya membangunkan Asyira. "Apaan sih berisik deh". Asyira memperbaiki posisi tidurnya karena terganggu dengan suara ribut dari teman-teman kelasnya."Nailaaa". Hingga terdengar suara yang betul-betul membangunkan Asyira.
Asyira akhirnya bangun namun kembali membaringkan kepalanya ke meja.
"Nai. Bokap sama nyokap lo hari ini balik dari singapura kan?". Tanya Delina sedikit.
Asyira mengangkat kepalanya dan mengkerutkan kening heran dengan pertanyaan dari Delina.
"Iya. Emang kenapa? Muka lo berdua kenapa panik gitu?".
Felin dan Delina saling melempar pandangan seperti tidak tega akan membicarakan ini kepada Asyira.
"Pesawat Indonesia Air Asia baru aja jatuh Nai dan kita berharap semoga kedua orang tua lo nggak naik pesawat itu". Ucap Felin Akhirnya.
"Apa-apaan sih lo berdua. Jangan bercanda deh".
Asyira tak langsung percaya begitu saja kepada mereka dan langsung mengecek hp miliknya ada notif WhatsApp dari kedua orang tuanya yang masuk sekitar 30 menit yang lalu dan itu berisikan pap tiket pesawat Indonesia Air Asia.Asyira menjatuhkan hpnya dan menutup mulutnya tak percaya. Ayah dan bundanya berada di pesawat yang baru saja terjatuh.
Asyira merasakan sesak yang sungguh sangat menyiksanya tubuhnya gemetar tak menerima jika semua ini nyata bukanlah mimpi.
"Gu-gue harus ke bandara jemput bunda".
Asyira keluar dari kelas dan ternyata di luar hujan sangat lebat Asyira gemetar ia takut ia sungguh takut jika ayah dan bunda benar-benar pergi meninggalkannya."Nggak nggak Syira lo nggak boleh mikir kaya gitu nggak nggak boleh". ~ batin Asyira menguatkan dirinya.
Asyira terus berjalan membelah hujan yang begitu deras pada siang ini. Felin dan Delina mencoba menghentikannya namun nihil Asyira tidak mendengarkan kedua sahabatnya itu hingga saat di tengah lapangan Asyira terjatuh dan pingsan.
***
"nggaaakk".
seseorang langsung memeluk Asyira.
"Bi-bi Asyira mimpi buruk bi Asyira mimpi buruk". Asyira menangis dalam pelukan Bi Sumarni.
"Non... hikkssss... itu bukan mimpi bapa dan ibu udah...".
"nggak bi stop. stop bicara omong kosong Asyira nggak mau denger". Asyira langsung membanting dirinya diatas kasur menyembunyikan tubuhnya didalam selimutnya yang tebal sambil terus terisak.
Asyira sebenarnya tau ini bukanlah mimpi tapi sebuah kenyataan hanya ia belum sanggup menerima semua ini ia belum sanggup, ia terus meyakinkan dirinya bahwa semua ini adalah mimpi bukan kenyataan.
"Asyira kamu harus sadar, kamu harus tabah menghadapi semua ini, ajal tidak ada yang tau Asyira". ucap tante Dahlia kepada Asyira yang ternyata telah berada didalam kamar Asyira sedari Asyira masih pingsan.
"NGGAK... Asyira nggak mau dengar hikss... Asyira nggak mau dengar perkataan kalian semua hikss... pergi dari kamar Asyira... PERGI! semua ini hanya mimpi sebentar lagi bunda akan membangunkan Asyira untuk berangkat ke sekolah, Asyira percaya itu". Asyira terus berbicara dari balik selimutnya.
semua orang yang sekarang tengah berada didalam kamar Asyira ikut menangis mendengar perkataan Asyira mereka juga kasian kepada Asyira di umurnya yang masih remaja ia telah kehilangan kedua orang tuanya.
"gerakkan semua tim SAR untuk mencari kedua sahabat saya. cari sampai dapat!. saya mau kedua sahabat saya ditemukan sebelum malam tiba!". ucap seseorang yang sedang berbicara ditelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Attitude
Ficção AdolescenteNaila Asyira Queelyna gadis yang selalu mengubah rambut hitamnya menjadi warna ungu jika akan melakukan sesuatu yang buruk. The Qween Of Demon adalah julukannya ia bukan hanya terkenal di sekolahnya tetapi di seluruh SMA yang ada di Jakarta pasti me...