8. Hujan, Angin, Asyira

11 1 0
                                    

jam telah menunjukan pukul 00:15 namun seorang Fathan masih berkutat dengan buku-buku dan leptop diatas meja belajarnya. hingga tak lama terdengar suara-suara dari luar kamarnya entah suara apa.

awalnya Fathan biasa saja namun entah kenapa suara-suara itu semakin mengganggu indra pendengarannya dan akhirnya Fathan memutuskan untuk mencari tau dari mana sumber suara itu.

Fathan membuka knok pintu saat melihan kesamping kanan tidak ada orang namun saat melihat kesamping kiri ia melihat pintu teras lantai dua terbuka dan malam ini hujan serta angin bertiup sangat kencang membuat horden-horden berterbangan dan basa.

Fathan berjalan hendak menutup pintu teras tersebut namun terhenti saat melihat seseorang tengah berdiri di samping pembatas. "Asyira". gumam Fathan.

"bunda. ayah. Asyira kangen. Asyira kangen bunda dan ayah. ambil Asyira bunda jemput Asyira sekarang".

"lo ngapain di sini?". tanya Fathan kepada Asyira namun Fathan tidak mendapat respon apapun dari Asyira.

"bunda. ayah. Asyira kangen".

karena tidak mendapat respon apapun dari Asyira, Fathan mendekatinya memegang pundaknya mencoba menyadarkan Asyira.

"lo kenapa sih". Fathan membalikkan badan Asyira. Fathan sedikit kaget saat melihat bahwa mata Asyira tertutup seperti orang yang sedang tidur namun mulutnya tidak berhenti berbicara.

"bunda. ayah. Asyira kangen".

karena merasa bahwa Asyira sebenarnya sedang tidur sambil mengigau ia pun menggendong Asyira mencoba mengantarnya ke kamar.

namun saat hendak masuk ke dalam kamar milik Asyira, Fathan tidak sengaja menabrak pinggiran pintu dengan kepala Asyira. Fathan menahan nafas menggigit bibir bawahnya ia menjadi takut jika Asyira terbangun.

Fathan menunduk melihat apakah Asyira terbangun dan ternyata Asyira sama sekali tidak terbangun dari tidurnya. "huff... lo tidur atau mati sih". Fathan dan melanjutkan kegiatannya yaitu memasukkan Asyira kedalam kamar dan membaringkan tubuh Asyira ke atas kasur.

saat Fathan hendak pergi keluar dari kamar ia merasakan tangannya di cekal. "Ayah jangan tinggalin Asyira". Fathan pun memutuskan untuk duduk di samping ranjang milik Asyira mengelus puncak kepala gadis tersebut.

***

pagi ini matahari sangat cerah dan seorang Asyira telah siap dengan seragam sekolahnya dan lambang SMA Three Buana. Asyira menuruni tangga menuju ke meja makan untuk sarapan bersama keluarga Adipati. dan ternyata di meja makan semua telah lengkap bersiap untuk sarapan.

"pagi om, tante".

"pagi sayang". jawab tante Maya

"Asyira itu kening kamu kena memar?". tanya om Dirga.

mendengar pertanyaan yang di lontarkan kepada Asyira, Fathan tiba-tiba batuk dan langsung meminum susu miliknya. Asyira melirik Fathan sekilas lalu menjawab. "nggak tau om tadi Asyira bangun udah ada. tapi perasaan semalam Asyira nggak ngerasa Asyira habis kepentok deh".

"lo aja kali tidur kaya kebo". ledek Fathan.

"enggak yah. gue tuh orang yang paling peka terhadap sesuatu, semules apapun gue tidur".

Fathan menahan tawanya saat mendengar pembelaan dari Asyira. "iya iya paling PEKA. ma, pa Fathan berangkat ke sekolah yah".

"eh Fathan kamu bisa antar Asyira nggak soalnya hari ini papa nggak ke kantor papa lagi nggak enak badan. bisa kan?".

Fathan sedikit berpikir tapi jika Fathan tidak mengiyakan ia takut papanya nekat mengantar Asyira dalam kondisinya yang kurang sehat.

"iya bisa". jawab Fathan akhirnya.

Bad AttitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang