Malam telah tiba Asyira sekarang tengah makan malam bersama om Dirga dan tante Maya.
"Makan yang banyak yah Asyira sayang". Ujar tante Maya sambil memasukkan lauk ke piring Asyira.
"Eh iya tante Asyira bisa ambil sendiri kok". Balas Asyira sambil tersenyum.
Saking asiknya menikmati makan malam yang di buat oleh tante Maya, Asyira sampai tidak sadar jika ada seseorang yang baru saja duduk tepat di sampingnya.
"Dari tadi mama panggil kok baru turun?". Mendengar pertanyaan yang di lontarkan entah untuk siapa Asyira akhirnya menoleh ke samping kirinya dan betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang berada tepat di sampingnya.
Asyira sempat tersendak oleh makanannya sendiri saat melihat bahwa yang di sampingnya sekarang adalah Fathan musuh bubuyutannya di SMA ASTORIA.
"Lo?". Tanya Asyira refleks.
Fathan tidak merespon Asyira sama sekali ia masih asik mengambil makanan ke piringnya.
"Fathan anaknya om Dirga? Fathan Febra Adipati anak dari Dirgantara Adipati. Kok gue baru sadar fam Fathan dan om Dirga sama sih".
"Asyira sudah kenal Fathan kan? Kalian kan satu sekolah di SMA Classico". Ujar om Dirga membuyarkan lamunan Asyira.
"Ah? I-iya om kita saling kenal". Jawab Asyira sambil terus menunduk takut.
Fathan tersenyum smirt. "Emang siapa yang nggak kenal dia".
"Oohh jadi Asyira ini Famous yah di sekolah? yah wajar sih Asyira kan cantik, pasti banyak deh yang suka". Ujar tante Maya sambil tersenyum memuja.
"Iya ma FAMOUS banget". Ucap Fathan sengaja menekan kata Famous.
"Mmm tante, om. Asyira udah kenyang Asyira naik duluan yah ke kamar". Pamit Asyira dan langsung meninggalkan meja makan.
"Nggak sopan dasar". Belum jauh Asyira meninggalkan meja makan Fathan telah mengeluarkan kata-kata pedasnya.
Asyira hanya pasrah lagi pula ini bukanlah rumahnya ia harus sabar saat berhadapan dengan Fathan.
***
Pagi hari yang cerah namun seorang Asyira masih saja tertidur pulas di dalam selimut.
Hingga suara ketukan pintu membangunkannya.
"Iya tunggu". Balas Asyira sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya dan menetralkan penglihatannya.
Kemudian ia berjalan kearah pintu untuk membuka pintu tersebut. Asyira begitu terkejut saat membuka pintu dan ternyata yang mengetuk pintu adalah sosok yang seharusnya ia hindari di rumah ini."Turun sarapan". Ucap Fathan tanpa basa basi dan langsung meninggalkan Asyira.
Asyira menetralkan jantungnya yang berdegup karena takut dan kemudian langsung bersiap-siap ke bawah untuk sarapan bersama keluarga Adipati.
Sesampainya di meja makan.
"Kamu kenapa belum siap-siap Asyira?". Tanya om Dirga saat melihat Asyira masih menggunakan piyama tidurnya.
Asyira kemudian menunduk melihat penampilannya dan membandingkan dengan pakaian yang sudah dikenakan oleh Fathan.
"Mmm om, Asyira boleh pindah sekolah nggak?". Tanya Asyira akhirnya setelah sepanjang malam memikirkan keputusannya ini.
"Lohh. kenapa nak?". Tanya om Dirga.
"Asyira hanya pengen suasana yang baru om. Bolehkan?". Pinta Asyira memelas.
"Bilang aja lo malu kan sama temen-temen". Bukan om Dirga yang menjawab melainkan Fathan.
"Gue nggak malu yah".
"Trus kenapa lo mau pindah sekolah?".
"G-gue mau berubah". Jawab Asyira dengan suara pelan ia menunduk sepertinya sekarang matanya telah berkaca-kaca setelah memikirkan kemungkinan-kemungkinan jika ia tetap sekolah di SMA Classico.
"Sudah sudah. Om akan pindahin Asyira jika itu yang Asyira mau". Akhirnya keputusan om Dirga membuat senyum di pipi Asyira kembali mengembang.
"Terima Kasih om". Balas Asyira.
"Udah ah malas liat drama anak manja. Mah, Pa, Fathan berangkat ya Assalamualaikum". Pamit Fathan.
Jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan Asyira benar-benar bosan seharian di kamar hanya menonton drama akhirnya ia memutuskan untuk keluar ke ruang tamu menghirup udara segar selain di kamarnya.
Sesampainya di ruang tamu Asyira tiba-tiba terfokus kepada bingkai foto yang berukuran tidak terlalu besar itu dan mengambilnya. Asyira tiba-tiba syok saat melihat foto seseorang yang Asyira sangat kenal.
"Ngapain lo liat foto gue sama adik gue?". Tanya seseorang yang langsung mengambil bingkai foto itu dari tangan Asyira.
"Adik lo?". Tanya Asyira memastikan.
"Iya. Kenapa?".
"Ng-nggak. Nggak apa-apa gue baru tau lo punya adik".
"Dia kembaran gue namanya Caca".
"D-dia dimana sekarang?".
"Meninggal".
Jawab Fathan singkat dan langsung meninggalkan Asyira.Asyira diam ia merasa tangannya dingin dan dadanya tiba-tiba terasa sesak.
"Caca udah meninggal?"
***
Setelah satu minggu mengurus kepindahan Asyira, akhirnya gadis itu mendapatkan sekolah yang masih open untuknya berhubung sangat susah mencari sekolah yang masih open untuk siswi baru kelas 12 walaupun ini masih semester 1.
Asyira sedari tadi hanya diam di ruang tamu kepala sekolah hanya mendengarkan om Dirga dan kepala sekolah barunya berbincang-bincang.
"Asyira ikut bu Anisa. Biar beliau yang mengantar kamu ke kelas". Tutur kepala sekolah.
Asyira sempat melirik om Dirga dan seperti mengerti keadaan Asyira om Dirga hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala Asyira lalu berkata.
"Kamu harus jadi anak yang pintar yah Asyira".Setelah mendengar perkataan om Dirga entah kenapa hati Asyira menjadi tenang ia mengingat ayahnya yang selalu menasihati Asyira agar menjadi anak yang pintar.
"Iya om, Asyira janji Asyira akan lebih giat lagi belajar demi kedua orang tua Asyira, demi om dan tante Maya". Ucap Asyira lalu menghapus air mata yang entah sejak kapan keluar dari mata indahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Attitude
Teen FictionNaila Asyira Queelyna gadis yang selalu mengubah rambut hitamnya menjadi warna ungu jika akan melakukan sesuatu yang buruk. The Qween Of Demon adalah julukannya ia bukan hanya terkenal di sekolahnya tetapi di seluruh SMA yang ada di Jakarta pasti me...