"Aduhhh non Syira kayaknya udah telat deh. Gimana dong?". Ucap pak Noni saat telah melihat gerbang sekolah telah ditutup dengan rapat oleh pak satpam dan owh tunggu dibantu oleh para anak osis yang sedang piket hari ini. Sial. batin Asyira.
"udah nggak apa-apa pak saya turun disini aja".
"semangat belajarnya non Syira". Teriak pak Noni dari dalam mobil dengan kaca terbuka. Asyira hanya tersenyum dan mengangkat jempolnya.
Asyira langsung menghampiri para osis-osis laknat itu.
"bukain gue!". Perintahnya tanpa basah basi dari balik gerbang.
Mereka saling melempar pandangan satu sama lain, takut jika sudah berhadapan dengan ratu bulli di sekolah ini
"nggak bisa Kak soalnya kakak terlambat"."ehh lo berani sama gue? Lagian gue cuman telat 10 menit doang yah".
"kalau udah telat yah telat aja sekalipun lo terlambat hanya 1 menit".
Suara itu pasti dari Ketos brengsek itu."kalau lo nggak mau bukain gue, gue bakal tabrak gerbang ini".
Asyira naik pitam saat melihat reaksi Fathan seperti mengejeknya dengan mengeluarkan senyuman devilnya. Asyira akhirnya membalikkan badan dan melihat satu mobil siswa yang sepertinya sama terlambat dengannya.
"turun lo!". Perintah Asyira tanpa basa basi melihat dari rauk wajahnya sepertinya dia takut pada Asyira oh god Asyira lupa siapa sih yang tidak takut padanya di sekolah ini? Kecuali si ketos laknat itu.
Adik kelas itupun langsung turun dari mobil dan Asyira yang masuk menggatikan kemudinya ia sudah menyalahkan mesih mobil dan mulai menginjak gas namun...
Ctttt....
Asyira hapir saja menabrak Fathan jika ia tidak menginjak rem dengan segera. Asyira keluar dari mobil menghampiri Fathan yang berada didepan mobil.
"GILA. KETUA OSIS GILA. Lo mau mati ha? Lo kalau mau mati, mati aja tapi jangan libatin gue brengsek".
Fathan hanya diam namun dengan cepat menarik Asyira kearah parkiran didalam sekolah, Asyira terus memberontak tapi nihil Fathan sama sekali tidak mendengarkannya. Akhirnya Asyira hanya pasrah hingga Fathan menyeret Asyira masuk kedalam mobil milik Fathan.
"apa-apaan sih lo. Lo mau nyulik gue? Gila yah lo". mencoba membuka pintu mobil namun tidak bisa karena Fathan telah menguncinya.
Fathan tak bersuara Asyira pun lelah untuk bersuara lagi hanya bunyi mesin mobil yang mereka dengar memecah keheningan antara Asyira dan ketua osis gila itu. Asyira tidak tau Fathan akan membawanya kemana.
Tak lama kemudian mobil pun behenti Asyira tidak tau sekarang berada di mana yang ia lihat hanyalah pohon-pohon besar untuk pertama kalinya Asyira takut kepada sosok yang ia benci ini.
"l-lo kenapaa berhenti di hutan ini?" tanya Asyira was-was.
"lo mau apain gue anjir?". Sungguh Asyira sudah benar-benar takut. Asyira takut jika Ketos gila ini tiba-tiba memperkosanya lalu membunuh dan tubuhnya dibuang didalam hutan kemudian dimakan hewan liar dan...
"woi turun lo! Kita kehabisan bensin lo dorong mobilnya sekarang!". Perkataan Fathan menyadarkan Asyira dari khayalan.
"lo gila? Masa gue yang dorong sih. Lagi pula di luar panas. Pokoknya gue nggak mau".
"trus lo maunya apa? Lo mau tunggu sampai ada orang lewat? Di daerah sini tuh nggak bakal ada orang lalu lalang bego. tapi nggak apa-apasih kalau lo mau kita nginep disini".
"Uhh laki-laki menyebalkan seandainnya sekarang kami tidak lagi di hutan gue mungkin udah mencabik-cabiknya dari tadi".
"1.2.3 ummmhhhhh".
"1.2.3 ummmhhhhh".
Setelah berapa kilo akhirnya Asyira menemukan penjual bensin. Asyira mengatur nafasnya yang tidak beraturan sungguh dalam sejarah hidupnya ini pertama kalinya anak dari Sultan Yahya Prasetya mendorong mobil sekitar 2 kilo.
Si ketos gila ini kenapa belum keluar juga dari dalam mobil padahal Asyira telah mendorong mobilnya tepat didepan penjual bensin. Akhirnya Asyira memutuskan untuk mengetuk kaca mobilnya.
"woi keluar lo!"
Fathan bukannya turun ia hanya membuka setengah kaca mobilnya.
"lo buruan turun isi bensin mobil lo sekarang juga gue mau balik!"
"ngapain di isi, kan bensin mobil gue penuh".
Asyira membulatkan matanya tak percaya. Akhirnya Asyira melihat jarum pengukur bensin dan ternyata benar bensin mobil Fathan masih banyak bahkan baru terkuras sedikit.
"woi anjir lo kerjain gue? Berani-beraninya yah lo".
"itu hukuman ke elo karena udah jadi gadis nakal". Kemudian ketos gila itu melajukan mobilnya meninggalkan Asyira sendirian.
Asyira membulatkan mulut dan tertawa receh tak percaya dengan semua situasi ini.
"COWOK BRENGSEK, KURANG AJAR, NGGAK TAU DIUNTUNG, KETOS GILA, KETOS ANJIRR". Asyira meneriakinya dengan segala macam umpatan sungguh Asyira benar-benar ingin membunuh Fathan Febra Adipati si ketua osis brengsek itu.
"tunggu. Tas gue? Hp gue? ARHHH ketua osis brengsekkk". Rasanya Asyira ingin berubah menjadi monster dan menerkam ketua osis gila itu sekarang juga.
"apa lo liat-liat udah bosan punya mata lo".
Akhirnya orang-orang disepanjang jalanpun menjadi pelampiasan atas kekesalannya terhadap Fathan.
***
Keesokan harinya.
Sekarang Asyira, Delina dan Felin sedang berada didalam kelas mereka dan waktu tengah menunjukkan jam istirahat.
"lo dorong mobilnya sampe 3 kilo trus lo jalan kaki 2 kilo sampi lo dapat taksi?".
"trus dia naruh tas lo di kelas?".
"pufttt hahaahahah". kedua temen Asyira bukannya mengasihaninya malah kedua temannya itu menertawakannya.
"sumpah sumpah sumpah untuk pertama kalinya seorang Naila dijailin kayak gitu. Hahah Nai, si Fathan mental baja banget yah". Ucap Felin
"emang sih kalau api ketemu es nggak bakal bisa nyatu. Hahahah". Balas Delina
"ketawa aja trus lo berdua dasar nggak punya hati sama sahabat sendiri". Ujar Asyira kesal kepada kedua sahabatnya.
"iya deh Naila nggak usah ngambek gitu dong. Gue mau kasih tau lo sesuatu gue yakin lo bakal suka". Felin tersenyum.
Asyira mengkerutkan keningnya bingung oleh apa yang dimaksud Felin. Akhirnya Felin memajukan badannya dan membisikkan sesuatu di telinga Asyira.
"lo yakin?". Tanya Asyira menahan tawanya dan dibalas anggukan oleh kedua sahabatnya.
"So Let's go".
"cuss".

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Attitude
Fiksi RemajaNaila Asyira Queelyna gadis yang selalu mengubah rambut hitamnya menjadi warna ungu jika akan melakukan sesuatu yang buruk. The Qween Of Demon adalah julukannya ia bukan hanya terkenal di sekolahnya tetapi di seluruh SMA yang ada di Jakarta pasti me...