_________________________
Desire
__________________________Renjun terlihat sangat gugup saat berjalan memasuki gedung tempat ia berkerja saat ini. Ia pun berusaha mengatur pernapasannya agar lebih tenang.
"Selamat pagi, saya Huang Renjun karyawan baru disini. Mohon bantuannya.... Aishh!" Renjun sudah mengulang hampir lima kali ucapan itu di cermin.
Ia datang cukup pagi hari ini, belum banyak karyawan yang datang. Bahkan resepsionis pun belum hadir. Ia belum memiliki kartu akses masuk untuk menuju lantai 5 tempat ia berkerja hari ini.
Perusahaan ini beroperasi pukul delapan pagi dan kini baru pukul tujuh lebih limabelas menit, ia memilih menunggu di toilet lantai dasar gedung ini.
Huang Renjun kembali menarik napas dan mengulang ucapannya di depan cermin. Sesekali merapihkan dasinya agar terlihat rapih.
"Sedang berlatih?" Suara itu sontak membuat Renjun melonjak terkejut. Saat seseorang keluar dari bilik toilet setelah menekan flush pada closet.
Renjun membulatkan matanya, saat pria itu berdiri di sampingnya merapihkan kemeja yang ia kenakan.
"Selamat pagi, pak." Sapanya sedikit gugup. Rona wajahnya tampak jelas memerah saat ini.
"Tidak ke ruanganmu?" Tanya Jaehyun dengan expresi datarnya ㅡmasih menatap cermin, merapihkan kemejanya.
"Resepsionis belum datang, saya belum punya akses pak." Jawabnya pelan.
"Ayo." Jaehyun langsung mengajak karyawan barunya itu untuk mengikutinya. Dengan perasaan gugup yang masih berkecamuk, Renjun pun berjalan mengekori bossnya.
Suasana gedung masih terlihat sunyi, hanya terlihat beberapa petugas kebersihan dan security yang berjaga di beberapa titik.
Jaehyun menggunakan kartu aksesnya untuk masuk menuju lift, tentu masih di ikuti Renjun yang berjarak setengah meter di belakangnya.
Jaehyun menekan tombol lift nomer 7 ㅡ ruangannya ㅡ dan nomer 5 tempat Renjun bekerja. Keadaan lift benar-benar sunyi tanpa ada suara dari keduanya. Posisi Renjun masih berdiri di belakang Jaehyun.
Renjun yang awalnya merunduk, perlahan mengangkat kepalanya. Melihat biasan wajah bosnya yang terpantul pada pintu lift. Samar, namun tetap telihat jelas setiap lekuk wajah Jaehyun.
Rahang yang begitu tegas, hidung mancungnya dan matanya begitu indah. Hampir menyentuh titik sempurna. Renjun tak sadar terus menikmati pemandangan itu. Perlahan membuat desiran hangat yang mengalir keseluruh tubuhnya. Membuat jantungnya terpacu tak karuan. Wangi parfum dari tubuh bossnya itu pun menggelitik dihidung Renjun. Sangat menyegarkan.
Bagaimana rasanya menyentuh wajahnya yang begitu indah...
"Ada apa?" Renjun menjengit dan memalingkan pandangannya. Ia amat terkejut saat mata mereka bertemu dalam biasan itu.
"Tidak pak." Pintu lift pun terbuka saat mencapai lantai lima. Renjun merundukan tubuhnya, memberi hormat sebelum ia keluar dari lift.
Pandangan yang Jaehyun terima saat pintu hampir tertutup kembali adalah belakang tubuh Renjun. Celananya begitu membentuk bagian belakang tubuhnya yang terlihat sangat berisi. Membuat Jaehyun tak sadar terus menatap kearah sana sampai pintu lift benar-benar tertutup rapat.
Renjun menarik napas lega saat merasakan lift di belakangnya itu kembali bergerak menuju lantai atas.
Bodoh apa yang kau pikirkan! Kau bisa di pecat di hari pertama berkerja. Tahan dirimu HUANG RENJUN!
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [JaeRen] √
Fanfiction[M] [Romance] hasrat ini tak bisa kukendalikan, aku menginginkanmu lebih... Huang Renjun ㅡ Jung Jaehyun . . . Kau begitu memikat bagai candu, yang sangat memabukkan. Namun, aku takut... Takut kau menjauhiku saat tau aku sangat mencintaimu... Jung...