XVIII

7.4K 802 64
                                    

_________________________

Desire

__________________________

Jaehyun tak sadar, mengelus punggung Mina yang masih melumat bibirnya. Mina sedikit melengguh, bahkan bisa merasakan milik Jaehyun yang sedikit mengeras dibawah sana.

Jaehyun menggigit pelan bibir Mina lalu mendorong tubuhnya membuat ia hampir terjatuh.

"Jangan seperti ini." ujar Jaehyun dengan suaranya yang terdengar cukup berat. Mina menundukan wajahnya yang memerah.

"oppa tak mengingikannya? Eonni meninggal sudah cukup lama... Kenapa oppa menahannya?" ujar Mina membuat Jaehyun berdehem pelan. "aku bisa membantumu melepaskannya oppa, jangan ditahan. Aku tau kau juga ingin..." lanjut Mina dengan matanya yang menatap Jaehyun cukup intens.

"Mina..." Jaehyun menggelengakan kepalanya membuat Mina meneteskan air mata, ia turun dengan perlahan dari pangkuan Jaehyun.

Mina menunduk dan menangis dihadapan Jaehyun, saat Jaehyun hanya bisa memijit kepalanya yang terasa cukup pusing. Ia merangkul Mina dan membawanya duduk di sofa.

"Sudah jangan menangis." ujar Jaehyun lembut dengan mengusap rambut Mina mencoba menenangkannya.

"Aku... menyukaimu oppa, aku tak apa meski oppa tak menyukaiku juga. Kau bisa menggunakan tubuhku bila kau ingin..."

"sssstt Mina, dengar-" Jaehyun menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya. "aku menganggapmu sudah seperti adikku. Aku tidak mungkin melakukan hal segila itu padamu." tutur Jaehyun yang membuat Mina semakin terisak. "aku menyayangimu seperti keluargaku, karena memang kita sudah tinggal bersama sejak kecil. Jadi aku harap kau bisa memahaminya, dan hanya menganggapku sebagai kakakmu. Tak lebih." tegas Jaehyun. Entah Mina akan tersinggung atau tidak dengan ucapannya, ia benar-benar tak bisa merangakai kata yang tepat.

Jaehyun menyandarkan tubuhnya di punggung sofa saat Mina yang masih terisak menangis.

***

Johnny menoleh kearah meja kerja Renjun yang terlihat kosong, sudah hampir dua jam dan Renjun belum kembali.

"Jaemin ah, Renjun belum kembali?" tanya Johnny penasaran.

"Bukannya anda menyuruhnya tadi pak?"

"Hanya menyerahkan dokumen, tapi sudah hampir dua jam ia belum kembali." ujar Johnny sedikit cemas.

"Jat tidak berbuat gila lagi kan dengannya?" guman Johnny yang justru tertangkap jelas ditelinga Jaemin.

"apa mau saya susul pak?" tawar Jaemin, wajahnya juga tampak terlihat cemas.

"tidak usah, biar saya saja." Johnny langsung beranjak meninggalkan ruangan, Johnny tidak mungkin menyuruh Jaemin menyusul karena ia takut menemukan Renjun dengan keadaan tidak baik di ruangan Jaehyun.

Jaemin hanya menghela napas melihat kepergian Johnny yang melangkahkan kakinya dengan cukup cepat. Johnny benar-benar takut Jaehyun melakukan tindakan gila ke sepupunya itu.

"Jay, apa Ren-" Johnny menghetikan ucapannya saat melihat Jaehyun dan Mina yang duduk di sofa. Mina masih menangis meski tak seisak tadi.

"Besok aku gembok pintu biar kau tak sembarangan langsung masuk John." ketus Jaehyun.

"Renjun tidak kemari?" tanya Johnny, seolah menghiraukan sosok Mina.

"Renjun?" Jaehyun mengernyit heran.

"ya sudah kalian lanjutkan." ujar Johnny yang lalu keluar dari ruangan Jaehyun. Matanya sedikit menelisik kearah meja Mina di luar ruangan, melihat dokumen yang tadi di pegang Renjun ada disana.

Desire [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang