XIII

8.4K 856 37
                                    

_________________________

Desire

_________________________

"Renjun sshi, kau sudah sehat?" Renjun sedikit berjengit saat Jaemin menghampirinya.

Ia datang lebih pagi hari ini, bahkan sebelum Jaehyun bangun.

"i-iya Jaemin sshi."

"syukurlah. Kecapean ya?" tanya Jaemin kembali yang belum beranjak sedikitpun dari cubicle Renjun.

"kau punya riwat penyakitkah? Kau sering sekali ijin tidak masuk. Padahal belum lama kerja disini." sambar Yeri yang kini sudah berada dibelakang kursi Renjun.

Renjun menangguk pelan, lalu menundukan wajahnya.

"ini, multi vitamin. Kau harus jaga kesehatanmu." Yeri memberikan sebotol multi vitamin untuk Renjun lalu beranjak meninggalkan mejanya.

"terima kasih Yeri sshi."

"ck, menyerobot saja. Padahal aku juga ingin memberikanmu ini." Jaemin memberikan juga multi vitamin untuk Renjun yang langsung ditaruhnya di atas meja. Pria manis itu terkekeh pelan lalu menerima keduanya.

"tidak apa Jaemin sshi, saya bisa simpen kok. Tanggal expired nya cukup lama, saya bisa habiskan keduanya." ujar Renjun yang hanya dibalas senyuman oleh Jaemin.

"sekali lagi terima kasih Jaemin sshi."

"iya sama-sama." Jaemin beranjak menuju tempatnya, namun saat ia  melangkah tak sangaja kakinya tersandung meja.

"akh!" ujarnya yang hampir tersungkur, untunglah dengan cepat diraih oleh Renjun. Reflek si pria mungil ini cukup bagus.

"kau tidak apa-apa, Jaemin sshi?" tanya Renjun khawatir lalu membawa Jaemin ke kursinya.

"tidak apa-apa, hanya linu sedikit." ujarnya menghindar, yang sesungguhnya ingin berteriak merasakan betapa sakit kakinya. Sepertinya ia terkilir. Tak elit bila ia harus menggeluh di depan Renjun!

Renjun meraih kaki Jaemin dan sedikit diputar-putar bagian pergelangan kakinya.

"dasar, ceroboh." Cibir Yeri.

"sudah Renjun sshi, tidak apa-apa kok." Jaemin sedikit meredam malunya, sedangkan Renjun hanya tersenyum kearah Jaemin — dengan begitu manis.

"lain kali hati-hati Jaemin sshi." ujar Renjun yang lalu kembali ke cubiclenya. Jaemin hanya mengangguk, merasakan sesuatu yang lain dihatinya. Desiran aneh merangakak bahkan begitu menggelitik. Ia lantas menyibukan diri, mengalihkan rasa yang bergejolak di dadanya, hanya karena seorang Huang Renjun.

Renjun kembali fokus di meja kerjanya, dan untuk kedua kalinya Renjun di kejutkan oleh suara yang berdering dari ponselnya.

"h-halo hyung." Renjun sedikit meredam suaranya agar tak di dengar yang lain.

"kau dimana?"

"sudah dikantor hyung."

"tidak membangunkanku?"

"sa-saya tidak enak hyung."

"kau tidak boleh berangkat atau pulang tanpa saya." Ujar Jaehyun dengan sedikit penekanan lalu memutuskan sambungan teleponnya. Renjun hanya bisa membulatkan matanya terkejut, ia hanya tak ingin merepotkan. Namun tindakannya justru salah dan membuat Jaehyun terlihat kesal.

"Jaemin ah, bawa berkas ini keruangannya pak Jaehyun." perintah Johnny yang langsung menyerahkan dokumen itu ke Jaemin.

"Iya pak,"

Desire [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang