Ini panjang banget asli :')
Jadi bacanya pelan2 aja ya..._________________________
Desire
_________________________
Ibumu memiliki sindrom cinderella, ini termasuk dalam penyakit mental yang terbentuk dari asuhan sejak kecil Renjun ah.
Dasarnya dia akan bersikap normal, namun bila keinginannya tidak dituruti emosinya akan melonjak bahkan tidak bisa di kendalikan.
Itu sebabnya kau harus berhati-hati, terlebih ibumu seperti ada trauma. Itu sebabnya aku menyarankan ibumu untuk di terapi lebih lagi.Kata-kata dari Taeyong masih terniang dikepalanya, tentang sindrom ibunya yang kerap kali membuat ia jengkel. Ia berharap Taeyong bisa membantu ibunya, sisi lain ia masih belum rela bila ibunya harus dirawat di rumah sakit jiwa milik keluarga Taeyong. Padangan terlalu negatif dan pemikirannya cukup sempit, ia hanya tak ingin ibunya di anggap gila.
Hanya untuk terapi mentalnya, bukan berarti ibumu itu gila.
Itu yang diucapkan terakhir oleh Taeyong, yang berusaha mengusir gelisahnya. Taeyong seakan selalu bisa menebak isi otaknya.
"Jun, kenapa makannya tidak di habiskan?"
Renjun tersentak kembali dari lamunannya, nasi dan lauk pauk yang sudah tak jelas bentuknya tak disentuh sedikitpun oleh Renjun.
"aku sedang tidak begitu napsu makan bu, sepertinya aku tak enak badan." dalihnya.
"yasudah kamu istirahat saja, ibu ingin menonton tv sinetron kesukaan ibu sama bibi Kwon."
"iya bu," jawab Renjun dengan senyumnya, pembantu di rumah Jaehyun memang seumuran dengan ibunya dan hal itu membuat Renjun tenang, mereka seperti berteman bahkan memiliki selera hiburan yang sama.
Renjun pun kekamarnya untuk sekedar merebahkan diri, banyak hal yang ia pikirkan, membuat kepalanya terasa cukup sakit. Dan rasa gelisah yang terasa terus menghantuinya, ia mudah merasa cemas, bahkan tanpa sadar menangis sendiri karena merasakan dadanya yang cukup sesak.
Jelas, semua tanpa sepengetahuan Jaehyun. Ia tak ingin Jaehyun yang menjadi kekasihnya sangat khawatir akan kondisinya. Karena sikap khawatir Jaehyun kadang terlampau berlebihan.
Renjun terlelap, dan mengerap bangun saat waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Ia merasa sangat gerah meski sudah dinyalakan AC dikamarnya, dan kini ia lebih memilih mandi lalu turun menunggu Jaehyun pulang. Entah kenapa ia merasa sangat rindu, ingin sekali memeluk dan bermanjaan dengan kekasihnya itu, padahal hampir tiap hari Jaehyun selalu memanjakan Renjun sejak tinggal di rumah ini.
Renjun mernuruni tangga perlahan, sedikit mematung melihat Jaehyun yang pulang bersama Mina, dan mereka semua sudah duduk berkumpul diruang tamu. Ada perasaan lain yang mengganjal dihati Renjun, ia sama sekali tak ingin melihat wanita itu namun Mina dengan sikap ramahnya menyapa Renjun membuat ia memendam rasa tak sukanya akan sosok Mina.
"Aigoo cantiknya, apa dia kekasihmu nak Jaehyun?" tanya ibunya Renjun yang duduk di seblah Mina dan langsung disergah Mina
"bukan bu, saya adik dari alm. Istrinya Jaehyun oppa yang sudah meninggal."
"oh, jadi Nak Jaehyun sudah pernah menikah?" Jaehyun hanya tersenyum menanggapi ucapannya calon ibunya yang entah jadi atau tidak itu.
*author auto dipenggal*Sedangkan Renjun membungkam tak ingin banyak komentar setelah ikut bergabung disofa.
"alm. Istrinya nak Jaehyun pasti sangat cantik, adiknya juga cantik sekali. Nak Jaehyun orangnya sangat baik, ibu sudah hampir sebulan tinggal disini. Agar Jun lebih dekat pergi ke kantornya, Meski Jun sedang ambil cuti kerja sekarang namun nak Jaehyun tetap mengijinkan kami tinggal disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [JaeRen] √
Fanfiction[M] [Romance] hasrat ini tak bisa kukendalikan, aku menginginkanmu lebih... Huang Renjun ㅡ Jung Jaehyun . . . Kau begitu memikat bagai candu, yang sangat memabukkan. Namun, aku takut... Takut kau menjauhiku saat tau aku sangat mencintaimu... Jung...