_________________________
Desire
_________________________
"Jay, apa Renjun baik-baik saja?"
Jaehyun hanya mengangkat kedua bahunya sambil menyesap kopi menanggapi pertanyaan Johnny.Mereka berdua sedang duduk di sofa rumah Jaehyun menunggu Renjun di periksa Doyoung.
Jaehyun meminta bantuan Johnny untuk membawa Renjun dari ruangannya saat di pastikan suasana kantor sudah cukup sepi. Sampai detik ini Renjun masih tak sadarkan diri saat diperiksa Doyoung dikamarnya. Taeyong yang mendengar Renjun sakit pun datang untuk melihat.
"memangnya dia sedang apa? Kenapa bisa dia tiba-tiba pingsan Jay?"
"entah, mungkin terpesona ketampananku." jawab Jaehyun asal, Namun sebuah pukulan melayang tepat di belakang kepalanya.
"Kau apakan Renjun, Jung Jaehyun sshi!" Jaehyun mendelik kaget namun terdiam saat menoleh mendapati sosok Taeyong yang menatapnya masam.
Doyoung yang berdiri dibelakangnya, menggeser tubuh secara perlahan menjauhi kekasihnya itu, lalu duduk disebelah Johnny. Ia paham betul bila kekasihnya sudah marah tak akan pandang bulu, semua akan kena olehnya.
"Kau tau! Renjun mengalami syok berat. Aku bisa liat tanda-tanda ditubuhnya, itu pasti ulahmu Jung sialan!" ketus Taeyong.
"apa! Renjunku diapakan olehmu?" kini Johnny yang mendelik terkejut, melonjak bangun menghampiri Jaehyun yang ada di hadapannya. "Jay, aku sudah bilang padamu jangan memaksakannya bila dia tidak mau!" bentak Johnny emosi.
"dia juga menyukaiku." jawab Jaehyun enteng.
"ya, aku tau dia juga menyukaimu. Tapi kau tidak bisa memaksakannya untuk hal itu!"
"hal apa! Itu semua juga salah kau! Kenapa tidak mengantarnya semalam, sampai dia harus diantarkan oleh orang lain. Kau tau, bagaimana kalau Renjun di apa-apakan orang itu!" balas Jaehyun yang tak kalah meledak-ledak. Kini pun ia bangkit dari tempat duduknya, berdiri sejajar dengan Johnny.
"ya ampun Jay, Renjun itu laki-laki. Jangan samakan dia dengan gadis remaja."
"Renjun itu manis! Pasti banyak yang tertarik padanya."
"oh jadi kasusnya cemburu." sambar Doyoung terkekeh pelan, sambil menikmati segelas kopi yang disediakan di meja.
"tetap saja Jaehyun! Kau tidak bisa berbuat kasar padanya!" Kini Taeyong ikut berbicara kembali sambil menarik telinga Jaehyun.
"akh, sakit! Lepas!" Jaehyun menepis tangan Taeyong jengkel.
"sakit 'kan? Bagaimana Renjun, Jung sialan! Dia juga sakit, bukan hanya fisik, tapi batinnya. Meski juga menyukaimu dia sedang dalam kondisi yang tidak baik. Mentalnya terganggu, dia sedang penuh tekanan, jangan buat dia semakin tertekan. Kendalikan emosi bahkan napsumu." nada Taeyong kini sedikit melemah.
Jaehyun terdiam dan kembali duduk, ia mengusap kasar wajahnya.
"aku akan mengantarnya pulang." ketus Johnny.
"tidak boleh." tegas Jaehyun.
"Jaehyun, jangan seperti anak kecil. Kasian Renjun." Taeyong semakin kesal melihat sikap Jaehyun.
"KALIAN KASIAN DENGAN RENJUN, TAPI TIDAK MEMIKIRKAN PERASAANKU, HAH?" Jaehyun tampak geram, meninggalkan mereka diruang tamu menuju kamarnya. Ia membating pintu cukup keras sebelum masuk. Dan yang lainnya pun hanya bisa menggeleng kepala melihat emosi Jaehyun.
"aku membuat Jaehyun hyung marah lagi..." lirih Renjun yang berhenti melangkah dipertengahan tangga. Semua serempak menoleh kearahnya.
"Renjun ah." Taeyong reflek setengah berlari menghampiri Renjun yang hampir menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [JaeRen] √
Fanfiction[M] [Romance] hasrat ini tak bisa kukendalikan, aku menginginkanmu lebih... Huang Renjun ㅡ Jung Jaehyun . . . Kau begitu memikat bagai candu, yang sangat memabukkan. Namun, aku takut... Takut kau menjauhiku saat tau aku sangat mencintaimu... Jung...