_________________________
Desire
__________________________
Dentuman musik mengalun begitu kencang. Cahaya yang temaram dihiasi lampu kelap kelip yang cukup membuat Renjun yang tak biasa dengan suasana ini cukup merasa pusing.
Renjun melirik singkat kearah Jaehyun yang menikmati minumannya dengan wajah yang sangat tenang. Meski penerangan yang temaram, garis tegas pada rahangnya itu terlihat jelas. Ketampanan seolah tak akan pudar, membuat Renjun mengulum senyum dibibirnya tanpa sadar.
"Aku tak menyangka kau akan mengajak Renjun, Jay." Ujar Johnny yang duduk disebelah Jaehyun.
"Aku memintanya menemaniku, karena kau pasti akan sibuk dengan teman-temanmu."
"Tapi kau juga mendiaminya, untuk apa membawa Renjun?" Protes Johnny yang melihat kearah Renjun, ia tampak duduk dengan canggung melihat kearah sekitar. Jarak mereka tak begitu jauh, namun kencangnya dentuman musik membuat suara Johnny sedikit meredam dan tak sampai ditelinga Renjun.
"Menemani tak harus saling bicara, kan?" Sergah Jaehyun yang tak memindahkan pandangannya sedikitpun.
"Jay... apa kau menyukainya?" Johnny sedikit berbisik kali ini. Untuk memastikan suara itu hanya didengar oleh Jaehyun.
"Apa aku terlihat seperti itu?" Jaehyun Justru balik bertanya, dan kini pandangannya beralih ke Renjun, begitu intens melihat setiap lekukan diwajah Renjun. Ada yang aneh didalam hatinya, seperti perasaan menggelitik yang membuatnya ingin terus memandang wajah itu.
"Ya, kau menyukainya." Tegas Johnny menyimpulkan perasaan sahabatnya itu.
"Boleh?" Kata-kata itu yang justru keluar dari mulut Jaehyun.
"Jangan bertindak gila, Jay. Renjun masih teramat polos."
"Apa sosokku terlihat begitu bajingan?"
"Bukan seperti itu-"
"Tidak, aku tidak menyukainya." Tegas Jaehyun kembali, lalu menenggak habis minumannya.
Jaehyun bangkit dari tempat duduknya dan melangkah sedikit gontai.
"Kau mabuk?" Tanya Johnny cemas. Sahabatnya itu tak menjawab justru terus melangkah mendekati Renjun.
"Antar aku pulang." Ujar Jaehyun saat berdiri dihadapan Renjun.
"I-iya pak." Jawab Renjun, dengan cepat menangkap tubuh Jaehyun yang gontai.
"Renjun - ah, kau bisa menyetir? Punya SIM?" Tanya Johnny yang terlihat semakin cemas.
"Iya bisa hyung, aku juga punya SIM."
"Tolong antarkan Jaehyun kerumahnya ya, aku belum bisa meninggalkan pesta ini."
Renjun mengangguk lalu menopang tubuh Jaehyun menuju mobil.
Johnny menghampiri gelas minuman bekas Jaehyun dan menciumnya. Ia mengernyit heran dan kembali meletakan gelas itu.
"Aneh." Gumannya.
***
Renjun membopong Jaehyun keluar dari dalam mobil. Dengan susah payah karena tubuh Jaehyun yang jauh lebih besar darinya, ia pun membuka pintu menggunakan sidik jari Jaehyun yang kini sudah tak sadarkan diri. Ia membawa boss nya itu ke kamar dan membaringkannya.
Renjun duduk dipinggir kasur Jaehyun dengan napasnya yang terengah, merogoh celana untuk mengambil ponselnya yang tak henti berdering sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [JaeRen] √
Fanfiction[M] [Romance] hasrat ini tak bisa kukendalikan, aku menginginkanmu lebih... Huang Renjun ㅡ Jung Jaehyun . . . Kau begitu memikat bagai candu, yang sangat memabukkan. Namun, aku takut... Takut kau menjauhiku saat tau aku sangat mencintaimu... Jung...