V

9.2K 989 26
                                    

_________________________

Desire
__________________________

"Renjun - ah, kau bisa pulang sendirikan? Aku lupa harus ketempat kekasihku." Ujar Johnny pada suapan terakhirnya. Ia sempat melonjak saat melihat notif pada ponselnya.

"Ah- iya hyung. Aku Bisa kok."

Johnny bergerak dengan cepat menaruh piringnya di bak cuci piring. Menenggak air mineral dan mengambil semua peralatannya.

"Jay bisa aku pinjam satu mobilmu? Mobilku di kantor."

Jaehyun melempar kunci mobilnya kearah Johnny yang langsung di tangkapnya dengan sempurna.

"Renjub - ah jangan lupa dicuci semua, boss mu tak ada pembantu, dia tak akan bisa membersihkannya. Aku duluan." Johnny melesat cepat, keluar dari rumah Jaehyun setelah mengoceh.

Renjun tak sadar terkekeh lalu membungkam mulut saat melihat Jaehyun hanya diam tak berekpresi dihadapannya.

"Masih ada kendaraan?" Tanya Jaehyun, saat mulutnya masih tak henti menyuap beberapa lauk yang tersisa di meja.

Renjun menoleh kearah jam dinding yang membuat ia sedikit meringiskan wajahnya.

"Naik taksi mungkin pak." Jawab Renjun, ia tak menyangka sekarang sudah hampir jam 12 malam. Sedikit canggung, Renjun merapihkan piring-piring kotor itu dari meja makan, agak ragu memang, karena Jaehyun masih duduk dengan santai mengunyah makanan yang tersisa.

"Tinggal aja," Renjun tersentak dan menghentikan geraknya. Ia terdiam saat melihat Jaehyun justru meningalkan meja makan, dan kembali dengan kunci mobilnya yang lain.

"Ayo saya antar."

Seperti mendengar sebuah dentuman yang cukup kencang ditelinganya, membuat hati Renjun mencelus bahkan napasnya terjeda.

"Tidak pak, tidak usah. Sudah malam." Tolak Renjun dengan halus, ia mencoba mengatur pernapasannya agar tak terlihat gugup.

"Justru karena sudah malam." Jawab Jaehyun yang kembali menyuap lauk itu, lalu beranjak keluar rumahnya.

"Saya tunggu di mobil." Ujarnya lagi sedikit berteriak, sebelum sosoknya menghilang dari ruangan.

Renjun menghela napas, memukul-mukul dadanya yang dengan lancang berdegup tak karuan. Tak ingin membiarkan Jaehyun menunggu lama, Renjun pun segera menyusulnya.

Saat di mobil, begitu hening Jaehyun menyetir. Hal itu jelas membuat Renjun mengantuk. Ia sudah menguap untuk kesekian kalinya. Namun Renjun masih tetap berusaha menahan rasa kantuknya dengan menatap kearah luar jendela.

"Tidur saja." Renjun menjengit mendegar suara bariton itu. Tersenyum canggung, sambil mengaruk lehernya yang tak gatal. "Gak pak, nanti kelewat." Jawab Renjun gugup, namun kembali menguap.

"Masih jauhkan? Nanti saya bangunin kalau udah dekat perumahannya."

Renjun mengangguk pelan, lalu bersandar dan terlelap karena ia benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa lelah dan kantuknya.

Saat menggeliat bangun, ia tersentak mendapati mobil ini yang berhenti di pinggir jalan. Ia menoleh kearah Jaehyun yang juga tertidur pulas di kursi kemudinya.

Renjun panik, namun merasa tak enak membangunkan boss nya itu.

"P-pak." Panggil Renjun ragu, namun suara itu langsung menyadarkan Jaehyun.

"Rumah mu masih jauh?" Tanya Jaehyun dengan suaranya yang sedikit parau. Ia sedikit menggeliat dan memukul-mukul bahunya.

"Maaf pak, tinggal dikit lagi. Maafkan saya pak." Renjun tak menggubris justru kembali mengemudikan mobilnya.

Desire [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang