IX

8.6K 932 59
                                    

_________________________

Desire

__________________________

"Kamu punya nomer saya kan? Kenapa semalam gak ngehubungi saya dulu kalau mau ke rumah." Renjun terus merunduk sambil menyuap makanannya. Lelaki mungil ini yang tak diizikan pulang oleh Boss nya sebelum ia datang, pun memasakan makan siang untuk berdua.

"Maaf pak." Lagi-lagi kata itu yang keluar dari bibir pulm Renjun. Jaehyun melonggarkan kerah kemejanya, namun tangannya tak henti menyuap makanan dari piringnya. Suasana pun kembali hening.

"Obatnya, jangan lupa di minum." Lanjut Jaehyun yang hanya diberi anggukan. Renjun pun bergegas merapihkan barangnya setelah makan siang. Jaehyun memainkan ponselnya, terdiam duduk menunggu Renjun disofa, dan pandangannya pun beralih saat Renjun sudah berdiri didekatnya.

"Ayo." Ujarnya beranjak dari sofa, namun langkahnya berhenti tepat didepan pintu, mengutak atik kunci rumahnya yang menggunakan sidik jari. Renjun hanya memperhatikannya dari belakang.

"Jarimu."

"Hah?" Renjun yang tak langsung memberikannya membuat Jaehyun sedikit gemas menarik tangan Renjun dan mendaftarkan sidik jarinya untuk bisa mengakses dirinya masuk kerumah boss nya.

"Buat apa pak?"

"Kalo nanti dateng gak usah nunggu didepan, langsung masuk aja."

Renjun mengernyit heran, tangannya yang belum dilepas Jaehyun terus ditarik menuju mobil.

"Gak sopan dong pak, saya langsung masuk aja kerumah orang tanpa ada pemiliknya." Ujar Renjun yang baru memahami maksud Jaehyun setelah mereka meninggalkan rumah.

"Makanya telpon saya, kamu jadi sakit begini karena saya telat pulang." Renjun terdiam sejenak mendengar ucapan yang lebih tua. Jaehyun yang justru jadi merasa bersalah karena kecerobohan Renjun.

"Bukan salah bapak, salah saya gak kasih kabar." Renjun sedikit meredam ucapannya. Wajahnya merunduk, ia mengerucutkan bibir pulmnya itu.

"Kamu bisa gak sih, gak bikin saya pusing?"

"Maaf pak."

Ingin menangis, itulah yang Renjun rasakan saat ini. Kata-kata Jaehyun barusan benar-benar menyentakkan hatinya.

"Senin gak usah masuk, kamu istirahat total dulu aja." Ujar Jaehyun sebelum Renjun turun dari mobilnya.

"Iya pak, terima kasih udah anterin saya. Sekali lagi saya minta maaf udah repotin bapak terus." cicit Renjun.

"Hm." Jawab Jaehyun singkat dan langsung meninggalkan rumah Rejun. Renjun hanya bisa menatap nanar kearah mobil Jaehyun yang lalu menghilang dari pandangannya.

"Jun..."

"Ibu." Renjun menghampiri ibunya yang duduk menonton tv di sofa.

"Kamu sakit sayang? Boss kamu nelpon ibu semalam."

"Asma ku kambuh bu." Renjun duduk disofa, menyandarkan kepala pada bahu ibunya dengan manja.

"Udah makan sayang?" Tanya ibu Renjun yang mengusap lembut surai hitam milik anaknya. Renjun hanya mengangguk lalu memejamkan mata.

"Boss kamu baik ya. Dia mau rawat kamu sayang." Renjun tersenyum pait. Terlebih mengingat kata-kata Jaehyun di mobil tadi.

"Dia memang sangat baik Bu." Renjun tak sadar meneteskan air mata dengan kata-katanya sendiri.

***

"Arrrghh." Jaehyun menggerang jengkel didalam mobilnya. Melajukan dengan tak begitu stabil sampai kerumahnya.
Ia sedikit membanting tubuhnya ditempat tidur,  Mengusap kasar wajahnya.

Desire [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang