XIX

7K 730 24
                                    

________________________

Desire

________________________

"Renjun ah, kau sudah sadar?" Taeyong tersenyum lega saat melihat Renjun menggeliat lalu membuka matanya. "Taeyong hyung," Suara Renjun terdengar parau, ia sempat mengedarkan pandangannya bingung, mendapati sosoknya berbaring ditempat yang asing baginya.

"ini kamarku," jawab Taeyong tersenyum, seolah bisa langsung menebak raut wajah bingung Renjun. "Kau pingsan tadi di jalan, aku dan Doyoung membawamu."

"ah - maafkan aku hyung, aku benar-benar merepotkan."

"kau seperti sama orang lain saja, aku kan temanmu juga, jadi jangan pernah bicara seperti itu, okay!" Renjun mengangguk dan tersenyum mendengar ucapan Taeyong.  Sosok Taeyong memang sangat baik baginya.

"kamu terlihat cukup... Kacau. Apa ada sesuatu yang menggangumu?" Ujar Taeyong kembali, memancing Renjun untuk bercerita.

"aku hanya sedikit pusing tadi, hyung." dalih Renjun, wajahnya menunduk saat berbicara.

Taeyong meremat punggung Renjun, membuatnya menoleh. Senyum hangat tergambar dari wajah Taeyong yang jujur sangat menenangkan Renjun. Namun dirinya justru tak bisa menahan air matanya, dadanya terasa sesak seolah tumpah begitu saja.

Taeyong dengan sigap memeluk Renjun yang terisak. "tidak apa-apa, menangislah bila itu bisa melegakanmu."

"aku sangat menyukainya hyung, aku tak bisa melawan rasa suka ini. Aku benar-benar tak tau harus apa." ujar Renjun, suaranya terdengar gemetar. Taeyong tersenyum sambil terus mengelus punggung Renjun.

"tidak apa, jangan salahkan perasaanmu."

"aku merasa tidak pantas."

"ssstt, dia juga manusia, bukan dewa yang harus kau agungkan. Tak ada kata tak pantas untuk mencintai seseorang. Mengerti?" Renjun tak menjawab, ia semakin terisak dan menenggelamkan wajahnya dalam pelukan Taeyong.

Doyoung yang hanya mematung didepan pintu kamar Taeyong hanya tersenyum dan memilih tak mengganggu mereka. Ia berjalan kembali ke ruang tamu lalu meraih ponselnya, mencari kontak yang sesungguhnya ragu ia telpon. Karena Taeyong akan mengamuk bila tau, tapi Doyoung yakin, Renjun membutuhkan sosoknya.

"Jaehyun, kau dimana?"

"ada apa?"

"apa kau kehilangan sesuatu?"

"maksudmu?"

"Renjun ada di apartement Taeyong sekarang."

"aku kesana sekarang!"

Jaehyun langsung menutup sambungan telponnya. Doyoung pun mengeryit heran.

"Si bodoh kenapa langsung di tutup. memangnya dia tau alamat Taeyong? Katanya Jaehyun belum pernah kesini. Berarti Taeyong bohong." gumannya bermonolog, matanya melirik sinis kearah kamar pintu kamar Taeyong.

Trling

— (Jaehyun Pabo)
¦ Kirim lokasinya
¦
¦Cepat!
———

"ckckck, aku kira." Doyoung mengirim alamat Taeyong sambil tersenyum.

***

"Jadi Renjun belum pulang bi?" tanya Johnny cemas.

"inikan belum jam pulang kerja, Jun masih di kantornya. Jun biasa sampai rumah Jam 7 malam." Jawab ibunya Renjun.

Desire [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang