Warn...
Warn aja, takut saya khilap gak sadar ngetik kesana. Hahaha
Yang penting udah di warn biar siap mental.
_________________________
Desire
_________________________
Renjun mengernyit heran di dalam mobil, pasalnya jalanan yang dituju bukan arah kerumahnya.
"Kita mau kemana hyung?"
"Apa kau percaya padaku?" Renjun hanya menjawab dengan anggukan.
"Aku berharap ini jalan yang baik untukmu." Renjun membungkam, hatinya sedikit nyeri melihat arah jalan yang sangat ia hapal, ini jalan menuju rumah Jaehyun.
Renjun termangu memandang ibunya yang bersenda gurau dengan Jaehyun di sofa, tepat pukul 8 malam Taeyong dan Renjun sampai di rumah Jaehyun. Johnny sudah terlebih dahulu pulang mengantar Yeri.
"Ibu," panggil Renjun lirih.
"Jun, sudah pulang! Sini sayang." Renjun berusaha sekuat tenaga menahan air matanya. Menghampiri ibunya disamping sosok yang kini menatapnya begitu intens. Taeyong mengiringi langkah Renjun dan dengan ramah menyapa ibunya itu.
"saya Taeyong ibu, temannya Renjun." ujar Taeyong memperkenalkan diri.
"syukurlah, kini Jun memiliki banyak teman. Jun selama ini sibuk ngurus ibu, jadi dia gak punya teman sama sekali."
Taeyong hanya tersenyum mendengar ucapan ibunya Renjun.
"Jun, rumah nak Jaehyun besar ya. Ibu pasti betah tinggal disini."
"maksud Ibu?"
"Huang Renjun, aku ingin bicara denganmu sebentar, bisa? Dikamarmu saja." Jaehyun melirik keatas mengisyaratkannya. Renjun hanya mengangguk pelan lalu beranjak kelantai atas.
"Saya tinggal sebentar ya, bu." pamit Jaehyun yang langsung menyusul Renjun.
"hyung, kenapa kau membawa ibuku kerumahmu?" tanya Renjun saat Jaehyun baru saja menutup pintu kamar.
"Kamu sakit apa? Kenapa tiba-tiba keluar gitu aja dari kantor?" tanya Jaehyun yang justru tak menjawab pertanyaan Renjun.
"Hyung..." Renjun sedikit menghela napasnya, tak kuasa lagi manahan air mata melihat sosok yang kini berada dekat dihadapannya.
"Jun," Jaehyun menjeda ucapannya, menangkup wajah Renjun dan menghapus air matanya. "apa aku yang selalu bikin kamu sakit, hm?" Renjun menggelengkan kepalanya dan semakin terisak.
"hiks... Jangan buat aku terus berharap padamu hyung hiks, sikapmu, membuat aku hiks tidak bisa menghilangkan perasaanku, aku menyukaimu hyung. hiks sangat menyukaimu." ujar Renjun di tengah isakannya, Jaehyun pun langsung menariknya dalam pelukan.
"tinggalah bersamaku, Jun. Aku tak bisa tanpamu. Aku.... Juga sangat mencintaimu." tutur Jaehyun yang sedikit menghentikan tangis Renjun. Matanya terbelalak, seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Maksudmu apa hyung?" tanya Renjun bingung, Jaehyun mengecup singkat bibir cherry Renjun. "Jangan pernah tinggalkan aku." tegas Jaehyun dengan senyum.
"tapi, kau dan Mina sshi?"
"hm?"
"Di ruang kerjamu, kalian berdua..." Renjun menundukan wajahnya yang hampir kembali menangis.
"Kau melihatnya?" Renjun tak menjawab, jusrtu kembali terisak.
"hey dengar, itu semua di luar dari bayanganmu. Mina memang memulainya tapi kami tidak melakukan hal lebih." Renjun masih menundukan wajahnya, membuat Jaehyun mendengus dengan putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [JaeRen] √
Fanfiction[M] [Romance] hasrat ini tak bisa kukendalikan, aku menginginkanmu lebih... Huang Renjun ㅡ Jung Jaehyun . . . Kau begitu memikat bagai candu, yang sangat memabukkan. Namun, aku takut... Takut kau menjauhiku saat tau aku sangat mencintaimu... Jung...