XIV

7.7K 827 28
                                    

Warning!
Ada adegan.

_________________________

Desire

_________________________

Pagi ini Renjun memilih berangkat menaiki bus dan datang sedikit lebih siang dari biasanya. Pelayan di rumah Jaehyun sudah menyiapkan sarapan untuknya, tak enak bila ia menolak untuk tak makan. Pelayan di rumah Jaehyun sudah cukup tua, bahkan seperti seumuran dengan ibunya. 

Renjun meraih ponsel dari tasnya, menghela napas sejenak lalu memilih kontak untuk ia telpon.

"hallo, ibu..."

"Jun, kamu sehat sayang?"

"Sehat bu. Ibu gimana?"

"Ibu juga sehat dirumah, kamu gak usah khawatir. kamu kerja yang rajin ya"

"bu... Maaf ya, Jun baru bisa pulang nanti malam."

"iya Jun, gak apa-apa kok. Ibu disni juga gak sen-"

"bu, aku tutup dulu ya, udah mau sampai. Nanti siang Jun telpon lagi."

Renjun lekas menutup telponnya dan turun di halte pemberhentian dekat kantornya. Ia berjalan kaki menuju gedung kantornya yang memang tak begitu jauh. Namun langkahnya terhenti saat ingin memasuki gedung, menangkap sosok Jaehyun dan Mina yang baru saja keluar dari mobil di parkiran. Renjun melangkah mundur bahkan bersembunyi disebuah tanaman dekat pintu masuk, memastikan mereka berdua masuk terlebih dahulu. 

Ada perasaan sesak yang hampir naik kelehernya, membuatnya terasa seperti tercekik. Wajahnya memanas menahan air mata yang hampir membendung di pelupuk matanya.

"Renjun sshi, kau tidak masuk?" Renjun sedikit terpelenjat saat seseorang menyapanya dari belakang.

"ah Yeri sshi, ini tadi ada batu di sepatu saya." ujar Renjun menghindar, ia pun melepas sepatu untuk meyakinkan alibinya itu.

"apa kau sakit? Wajahmu terlihat pucat?" tatapan Yeri kini terlihat lebih menelisik. 

"ah- ti-tidak Yeri sshi."

"ayo masuk." ajak Yeri yang tanpa aba-aba merangkul tangannya masuk ke gedung. Renjun yang bingung segara kembali memakai sepatunya itu dengan cepat.

Yeri menggunakan kartu aksesnya untuk masuk namun Renjun terlihat panik karena tak menemukan kartu aksesnya di dalam tas.

"kenapa?"

"sepertinya kartu akses ku ketinggalan Yeri Sshi." Yeri hanya menggeleng, lalu menggunakan kartu aksesnya untuk Renjun.

"ayo," Yeri kembali merangkul Renjun yang hanya bisa terdiam meski sesungguhnya tak nyaman.

"Injunie!" panggil Jaemin dari belakang mereka. Ia sedikit berlari menghampiri, wajahnya terlihat masam melihat Yeri yang merangkul tangan Renjun.

"kau apa-apaan sih, rangkul-rangkul anak orang sembarang dikantor." ketusnya. Renjun ingin melepaskan secara perlahan namun sayangnya ia justru semakin di tarik Yeri menuju lift.

Desire [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang