19

32 14 1
                                    

Ia dengan santai berjalan ke belakang Sehun. Nahasnya Sehun terlalu fokus bertarung dengan Laxena berambut hitam hingga ia tak menyadari Luxo sudah ada di belakangnya. Jangan lupakan pedang yang mengarah tepat di jantungnya itu

Dan secepat mungkin Luxo memajukan pedang di tangannya, berusaha menghunuskan pedang ke jantung Sehun.

Jleb

"TIDAK!"

"AARRGGHH!"

.

.

.

.

"La-Laxena....."

Sehun tak mampu berkata-kata lagi. Ia terduduk lemas di atas tanah. Tangannya bergetar mencabut pedang yang menembus jantung Laxena.

Ia memegang kepala Laxena, meletakkannya di atas pahanya sendiri.
"K-kau....apa y-yang kau lakukan?"

Laxena dengan lemas menoleh ke arah Luxo yang masih membeku tak percaya akan apa yang adiknya lakukan.

Rasa bersalah menyerang Luxo seketika. Ia secara tidak sengaja telah membunuh adiknya sendiri. Tapi ia juga marah dan kecewa pada Laxena karena telah mengorbankan dirinya sendiri. "Laxena apa yang kau lakukan bodoh?!! Mengapa kau mengorbankan dirimu sendiri demi mantanmu ini?! Mengapa kau tidak membiarkanku menusuk jantungnya hah?! Apa kau tau apa yang kau lakukan?!"

"K-kak Luxo.....ak...u min....ta ma-maaf sshhh karena ma-masih mencintainya." Setelah mengatakan itu, Laxena menoleh ke arah Sehun. Tangannya dengan lemah mengelus pipi Sehun untuk pertama kalinya setelah sekian lama. "Aku....me-merindukan pang....gilan i-itu. Kau ma-masih shhh ingat kan? Ini.... permintaan te-terakhirku.... arghh."

Sehun menunjukkan wajah khawatirnya untuk pertama kali di hadapan Laxena. Tangannya yang masih gemetar menggenggam erat tangan Laxena seakan tak ingin kehilangannya. "Tentu, Lala..... Aku juga masih mencintaimu."

Laxena tersenyum tulus mendengar itu. Senyum yang Sehun rindukan selama ini. Senyum pertama dan terakhir semenjak kekacauan ini.

Setelahnya Laxena menutup mata untuk selama-lamanya. Ia benar-benar meninggalkan dunia ini. Tak ada kehidupan lagi untuknya. Keinginannya selama ini hanyalah bertemu kembali dengan Sehun, cinta abadinya. Dan ceritanya berakhir dengan bahagia karena keinginannya tercapai. Meskipun mereka harus terpisah karena maut.

Sehun menatap sendu kisah cintanya.
Ia kira Laxena sudah melupakannya. Ia kira hanya dirinya yang mencintai dalam kebencian menyakitkan. Ia kira hanya ia yang memasang topeng kebencian saat melihat wanita di pangkuannya ini. Tapi sekali lagi Laxena juga merasakan apa yang Sehun rasakan.

Cinta mereka bertahan ratusan tahun dalam api kebencian. Meskipun hujan sudah memadamkan api itu, namun semuanya sia-sia. Sehebat apapun cinta mereka, tetap tak bisa mengalahkan maut.

Bersamaan dengan matinya Laxena asli yang berambut hitam, Laxena berambut silver dan putih juga perlahan menghilang dari pandangan mata.

Luxo mengubah wujudnya menjadi seperti semula, bukan sebagai raksasa lagi. Ia ikut terduduk lemas meratapi kesalahannya. Matanya memandang mayat adiknya dengan tatapan kosong.

Ia tau di depannya ada seorang yang berlari ke arahnya. Sambil berlari orang itu mengangkat tangannya, menciptakan es dengan ujung yang sangat tajam. Es itu mengarah tepat ke jantungnya.

Luxo tau itu. Tapi ia tak berniat menghindar. Sehingga es tajam itu menancap tepat di jantungnya. Ia tersenyum tipis dan menjatuhkan dirinya tepat di samping mayat Laxena.

VAMPIRES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang