21

34 13 0
                                    

*side story*

Seorang vampir tertidur tenang di atas ranjang. Dalam tidurnya ia dapat merasakan bagaimana kilauan merah menusuk kedua matanya. Kilauan itu memaksanya membuka kedua Indra penglihatannya.

Betapa terkejutnya ia saat mendapati ruangan asing menjadi tempatnya berada sekarang. Ruangan yang dipenuhi dengan warna hitam dan menampakan kesan gelap menyeramkan. Sebuah jendela menarik perhatiannya, di mana cahaya merah berasal dari jendela itu.

Ia beranjak dari kasur dan menuju jendela itu. Lagi-lagi sesuatu yang mengejutkan kembali menerpanya saat ia melihat pemandangan di luar jendela. "Eannjirrrr demi kolornya Kukun, kaget gue! Kok api sih anjir... ini gue di mana?!"

Memang benar bahwa vampir itu bernama Kai. Ia tak dapat mencerna situasi yang terjadi. Mengapa ia bisa ada di sini? Dan tempat apa ini? Seingatnya tadi ia melakukan sebuah misi untuk mengelabuhi Raja Demon. Lalu ia dan Xiumin........ ASTAGA! Sialnya ia baru ingat jika rencananya mengelabuhi Raja Demon gagal. Dan seingatnya ia disiksa, perutnya dikoyak hingga tak sadarkan diri. Setelah itu ia tak tau apa yang terjadi.

Kai sontak mengecek perutnya. Tapi ia menemukan perutnya baik-baik saja tanpa bekas luka sedikitpun. Apakah Lay menyembuhkannya? Tapi jika itu Lay, tak mungkin ia berada di tempat asing yang dikelilingi oleh api ini.

Arghhh

Jeritan kesakitan mengalihkan perhatiannya. Jeritan itu berasal dari luar jendela, di mana seseorang seperti didorong oleh sesuatu yang tak terlihat di atas tebing. Ia jatuh ke lautan api yang menelan nyawanya. Tak hanya itu, di lautan api itu terhiasi oleh tulang-belulang manusia. Di sebelah utaranya terdapat sebuah gerbang yang megah dengan anjing berkepala tiga yang terlihat menjaga gerbang tersebut.

Firasat buruk mulai menyerang Kai. Firasatnya mengatakan ia harus segera pergi dari tempat mengerikan ini. Ia kembali melihat sekelilingnya dan menemukan sebuah pintu. Ia pikir pintu itu adalah jalan satu-satunya untuk mencari jalan keluar. Karena tak mungkin ia mencoba kabur dari jendela yang jelas-jelas akan membawanya terjun ke Lautan api.

Meskipun ia masih tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, ia harus segera kabur dari tempat ini bagaimanapun caranya. Ia melangkah keluar dengan hati-hati dari pintu itu saat menemukan tak ada seorangpun. Langkah demi langkah tak tentu arah. Tapi tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar. Sialnya tak ada tempat untuk bersembunyi di sini, karena hanya terdapat lorong panjang nan sepi.

Dan benar saja. Seorang pria nampak sangat terkejut saat melihat wajahnya. Kai hanya pasrah jika tertangkap dan dibunuh oleh pria asing itu.

Tapi diluar dugaannya, pria asing itu malah berlari ke arahnya dan memeluknya erat. "Yaampun akhirnya kita ketemu. Gue udah kangen banget sama lo dek."

Kai bingung harus beraksi seperti apa. "Dek" terasa sedikit mencurigakan. Ia memutuskan membuka mulutnya. "M-maaf, sepertinya kau orang baik. Apa kau tau mengapa aku ada di sini? Dan tempat apa ini?"

Lelaki di depannya tertawa geli mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Kai. "Aellahh santai aja ngomongnya gue juga berbaur sama manusia. Oiya lo tuh di rumah lo. Dan gue kakak lo."

"Hah? Rumah? Kakak? Salah orang deh lo kayaknya. Rumah gue ga seserem ini. Dan kakak gue....... gue gatau mereka masih idup ato engga."

"Gue kakak lo yang asli. Yahhh satu bapak beda emak. Panggil aja gue Taemin. Ayo ikut gue ke bokap dan nyokap lo."

Belum sempat Kai menjawab, Taemin sudah menarik tangannya. Mereka kini tiba di depan meja makan. Terdapat seorang pria duduk di ujung meja makan dengan dua wanita di kanan kirinya. Mereka semua tersenyum melihat kedatangan Kai dan Taemin. Salah 1 wanita di sana menghampiri Kai, dan memeluknya dengan erat. "Putraku.... akhirnya kau pulang. Ibu sangat merindukanmu."

VAMPIRES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang