5. Buta noh mata lo?!

36 27 3
                                    

- × - = awass

Min kali minn awasss!!

***

Dania dan Karin baru saja keluar dari kelas. Niatnya ingin menghampiri Felisa di lapangan, namun sepertinya Felisa sudah dulu kembali ke kelas.

"Lah. Itu Felisa," ucap Karin.

Dania menoleh ke arah pandang Karin. Di koridor dari arah kanan terlihat Felisa berjalan dengan wajah yang terlihat lelah dan sisa keringat yang masih di sekitar dahinya.

Dania yang membawa sebotol air mineral di tangan kanannya mengerutkan keningnya.

Jarak Felisa semakin dekat dengan tempat Dania dan Karin berdiri di depan pintu kelasnya. Karin menoleh pada Dania. Bertanya, "Ravel ngapain ngikutin Felisa?"

"Kebetulan kali," jawab Dania.

Karin mengangguk paham.

Saat Felisa sudah berada di depan dua gadis itu. Dania memberikan minuman tadi. Felisa menerimanya.

"Makasih. Nih," ucap Felisa seraya memberikan botol sirup pemberian Ravel.

"Apaan nih," kata Dania sambil tertawa.

"Ah. Leganyaa," kata Felisa sambil mengelap keringatnya.

Felisa melihat ke arah lapangan. Ia menghela nafas kesal. Kemudian kembali menatap Dania dan Karin, berniat menceritakan kejadian tadi pada kedua temannya.

"Lo tau gak,"

"Nggak tau," jawab Dania dan Karin serempak.

"Ck. Belum," kesal Felisa.

Dania terkekeh.

"Lanjut lanjut," pinta Karin.

"Tadi si Rapel ngeselin banget sumpah," gerutu Felisa.

Karin melebarkan matanya, ingin memberitahu bahwa orang yang dibicarakan Felisa ada di belakangnya.

Dania melirik ke belakang, tempat Ravel yang ternyata berdiri di sana. Ravel hanya menahan tawanya.

Lelaki itu bersender pada dinding kelas, dengan tangan kiri yang ia lipat di dada, dan tangan kanannya yang mengepal menutup mulutnya.

Dania sedikit terkekeh. "Ngeselin kenapa?" tanyanya.

"Lo tau kan tadi topi gue diambil sama dia?"

"Tau," jawab Karin.

"Gara-gara itu, gue dihukum sama Jordi," lanjutnya.

"Jordi pak ketos itu kan?" Karin bertanya memastikan.

"Iyalah! Siapa lagi kalo bukan dia," tukas Felisa.

"Kali aja Jordi Onsu, adeknya Ruben," ucap Karin.

Felisa menarik nafas panjang-panjang, sabar.

"Ck." Dania menyenggol lengan Karin, memperingatinya supaya tidak becanda.

"Lanjut, Pel," sahut Dania.

"Terus gue disuruh push up 30 kali sama dia. Ya lo pikir aja. Gue nggak salah, terus gue dihukum. Ya kesel lah," gerutu Felisa.

Ravel masih mendengarkan. Sesekali tertawa kecil. Ia melihat Felisa yang membelakanginya.

Dania meletakkan tangannya di dada. Ia mengangguk.

"Lo salah sih menurut gue," kata Dania.

"Kok salah?" tanya Felisa.

"Kan lo nggak bawa topi," tutur Dania.

KITA JODOH GAK SIH?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang