18. Gamon

4 1 0
                                    

06.48

Ravel dan Edo sedang sebat di depan warung Mamih.

"Ada masalah, Do?" tanya Ravel tentang kemurungan Edo kemarin.

Edo tidak menjawab. Ia menghirup rokok dan meniupkan asapnya perlahan.

"Engga."

"Masalah cewe?"

Edo terkekeh kecil. "Engga Pel."

"Ngomong aja kali. Dulu lo juga kayak gini gara-gara cewe," ucap Ravel sambil menghirup rokoknya.

"Sampe sekarang aja, gue gak tau siapa tu cewe," sambung Ravel.

"Sekarang juga masih cewe itu," ucap Edo akhirnya jujur.

Ravel terkekeh. "Lo gamon?"

Edo memutar bola matanya. "Enggak."

Dirga dan Mamat baru saja keluar dari warung Mamih.

"Kenapa?" tanya Dirga melihat Ravel terkekeh.

Ravel berdiri sambil menggendong tasnya.

"Gamon ternyata," ujar Ravel.

"Astaga. Enggak njing," balas Edo menahan malu dan ikutan berdiri.

Dirga dan Mamat tertawa melihat Edo.

"WAKWAKWAK," ucap Mamat.

"Udah yok, buruan," kata Dirga menghentikan tawanya.

Mereka pun berjalan menuju sekolah dengan mood Edo yang sudah membaik.

*ILUSTRASIII WOYYYYY

*ILUSTRASIII WOYYYYY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Halo, Pa?" tanya Felisa.

"Ada mas paket nih," ucap Surya di seberang.

"Ngapain?"

"Ya nganter paket dong."

"Paket siapa?"

"Paket Mama."

"COD?"

"Enggak, kata masnya."

"Ya terus ngapain nelfon aku?"

"Iya juga ya. Gak pa pa deh. Papa juga gabut."

"Astagfir-"

Tit tit tit

Surya menutup telepon secara sepihak. Kemudian Felisa kembali menelfon ayahnya itu.

"Kenapa kak? Ada paket?" tanya Surya gantian.

Felisa memejamkan matanya, menahan emosi.

"Emang Mama dimana Pa?" tanya Felisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KITA JODOH GAK SIH?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang