Upacara telah usai. Semua murid yang memakai atribut lengkap sudah kembali ke kelas. Sedangkan yang tidak memakai atribut lengkap dikumpulkan di tengah lapangan oleh ketua OSIS.
Sekitar 20 murid yang berada di sini. Salah satu diantaranya adalah Felisa.
Padahal ia sudah sangat mewanti-wanti agar tidak pernah ikut dalam barisan itu. Senin kemarin, ia lebih memilih untuk ke UKS dengan alasan pusing, supaya terhindar dari hukuman ketua OSIS yang tidak kenal bulu.
Dengan langkah wibawanya, Jordi dan Hanum berjalan ke arah murid paling kanan untuk memulai interogasi.
Wajah Jordi benar-benar serius di saat seperti ini. Berbeda dengan Hanum yang biasa-biasa saja juga sedikit senyum.
Hanum membawa buku untuk mencatat alasan-alasan yang akan diberikan setiap murid yang tidak beratribut lengkap ini, seraya mengikuti langkah Jordi dari belakang.
"Nama lo siapa?" tanya Jordi pada cowok yang diketahui sebagai adek kelasnya itu.
"Saya Arif kak," jawab Arif menunduk. Hanum mulai mencatat namanya.
"Kenapa nggak bawa dasi?" tanya Jordi lagi.
"Hilang kak."
"Klasik .." tukas Jordi. Ia melanjutkan, "kenapa nggak beli?"
"Lupa kak," balas Arif masih tidak berani mengangkat pandangannya.
"Minggu depan sudah harus lengkap!" tegas Jordi. Arif mengiyakan seraya mengangguk.
Setelah itu Jordi menghampiri murid kedua.
"Siapa?" Jordi bertanya.
"Saya Tari kak," jawab gadis itu. Hanum kembali menuliskan namanya.
"Jaipong?" sahut Felisa yang hanya didengar sampingnya. Ia terkekeh geli sambil menutup mulutnya dengan kepalan tangan.
"Ikat pinggangnya manaa?" Jordi menatap pada Tari yang menunduk.
"Nggak ada kak," kata Tari.
"Nggak adaa .." sindir Jordi.
"Nggak dibaca tata tertibnya??" Jordi melanjutkan.
Tari terdiam sejenak. "Maaf kak," ucapnya.
"Maaf maaf," ujar Jordi. Ia masih melihat ke arah Tari dengan tangan yang ia tautkan di belakang tubuhnya.
"Ngelatih mental kok ospek. Ketemu sama ni ketos dong," gumam Felisa cekikikan.
Tanpa ia sadari, Jordi melihatnya. "Ngapain ketawa?" Kemudian ia menghampiri Felisa dengan tatapan yang seperti akan melahapnya.
"Gue?" tunjuk Felisa pada dirinya sendiri.
"Iya lo!" tukas Jordi.
"Kenapa?" tanya Felisa santai.
"Ngapain tadi ketawa?"
"Kepo deh."
Jordi menghirup udara kasar.
"Kenapa lo nggak bawa topi?" tanya Jordi.
Felisa mengernyitkan keningnya.
"Kok lo nggak nanya nama gue sih?," tanya Felisa.
"Mentang-mentang gue udah kelas dua belas. Terus nama gue nggak penting gitu?" lanjut Felisa.
Ketua OSIS itu kembali menarik nafas dalam-dalam, menahan emosinya.
"Siapa nama lo?" tanyanya jengkel.
"Gue, Kyle Jamet," jawab Felisa bangga. Ia tersenyum pada Jordi yang makin menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA JODOH GAK SIH?!
Humor! PENYUKA KONFLIK RINGAN MERAPAT ! Cerita ini cocok buat RELAKSASI kalian yang suka cerita dengan konflik berat. Biar pikiran nggak pusing-pusing amat. Θ konfliknya ringan Θ menceritakan kehidupan sehari-hari Θ no pelakor Θ yang humornya dollar, out...