2. Tetangga

56 31 1
                                    

Lihat di sini untuk mulai membaca . . .

***

"Terima kasih buat ibu-ibu, bapak-bapak--"

"Siapa yang punya anak bilang aku, aku yang tengah malu. Sama teman-temanku karna cuma diriku yang--"

"Tak tau maluu ..., " Ravel memotong Felisa yang tengah menyanyi lagu dari Wali~ Cari Jodoh.

Bapak supir yang tadinya akan menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang membantunya, hanya menggelengkan kepalanya.

Sedangkan di tempatnya, Ravel dan Felisa masih memberikan tatapan tajam satu sama lain.

"Saya ulangi. Terima kasih kepada ibu-ibu, bapak-bapak, kakak-kakak, dan adek-adek yang sudah membantu saya," ucap pak supir tulus.

"Sama-sama," tegas Ravel langsung mendapatkan tatapan semua orang.

"Saya tidak tahu dengan apa saya membalasnya. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian." Pak supir berucap sambil sedikit menunduk.

"Masa gue harus minta shopeepay sama Tuhan sih," bisik Felisa pada Ravel.

Sejak kapan mereka akrab gini.

"Ya minta aja." Ravel membalas bisikkannya. "Tau jalannya nggak?" lanjutnya. Felisa menggeleng.

"Kemana?"

"Dari sini, lo tinggal lurus terus." Ravel mengarahkan telunjuknya ke depan.

"Lurus terus aja. Lurusss. Abis itu lo ketemu sama jembatan yang gede kan."

Dengan polosnya, Felisa mengangguk dan masih memperhatikan ucapan Ravel dengan seksama.

"Nah, terus lo naik di pinggir jembatan itu."

Felisa mengangguk.

"Lo terjun tuh dari situ. Terus lo bakal sampe di tempatnya."

Felisa mengernyitkan keningnya. Macam tak betul je. Seperti ada sesuatu yang janggal dari ucapan Ravel.

"Dan lo tau nama tempatnya buat lo ketemu sama Tuhan?"

"Apa?"

"RAHMATULLAH."

"Lah? Mati dong gue."

"Iyalah," jawab Ravel santai.

Plak

Felisa memukul lengan Ravel. "Jadi lo mau ngebunuh gue? Hah?"

Ravel mengusap lengannya. "Ya lo gila, mau minta shopeepay ke Tuhan?"

Felisa baru sadar. "Iya juga sih."

Mereka mengedarkan pandangannya pada sekitar.

"Orang-orang pada kemana?" tanya Ravel.

KITA JODOH GAK SIH?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang