Bye gaisss
Hai ladiesss
EmmwahhhRandom bgt astagaa..
***
Berlin turun dari motor vespa Felisa, lalu menyalimi tangan kakaknya.
"SDN 1 Mawar Berduri." Felisa mengeja tulisan pada gapura besar di depan sekolah Berlin.
"Keren juga nama sekolah lo cil," ucap Felisa.
"Ya jelas dong. Kayak muridnya," ujar Berlin bangga.
"Dih. Bocil ep ep kepedean," kata Felisa.
Berlin mendengus. "Gue gak main ep ep."
"Sama aja. Tuh temen lo, pasti main ep ep tuh," tutur Felisa menunjuk dengan dagunya pada teman cowok Berlin yang sedang berjalan dengan pandangan pada hp yang dibawa. Berlin menoleh ke belakang.
"Mana bawa hp lagi. Emang boleh ke sekolah bawa hp?" tanya Felisa pada Berlin. Adiknya hanya mengangkat bahu tidak tahu.
Felisa masih memandang anak kecil itu tidak suka. "Dih dih .. gayanya. Dikira keren apa."
"Woii bocil ep ep!" panggil Felisa gregetan pada teman Berlin itu.
"Lah gak noleh? Songong banget dih."
"Woii mabar yok," bohong Felisa.
Anak kecil itu menoleh.
"Lah .. denger kata mabar aja, langsung nengok. Dasar bocil ep ep."
"Apa lo!" sarkas bocil itu memutar bola matanya malas. Kemudian ia mengangkat jari tengahnya ke arah Felisa.
"Astaga .. bocil jaman sekarang," ucap Felisa mengusap dadanya.
"Pake ngepakin gue lagi."
Felisa menarik lengan bajunya kanan kiri, mengangkat dagunya.
"Sini lo!"
"Huuuuuu .." ejek bocil itu.
Di detik setelahnya, bocil itu membalikkan badannya dan sedikit memajukan pantatnya mengejek Felisa, kemudian ia berlari masuk ke lingkungan sekolah.
Felisa geleng-geleng.
"Wahh .. gilaa .. anak siapa sih! Bikinnya gak bener. Gak berdoa dulu paling waktu bikinnya ya!"
"Bikin apa?" tanya Berlin polos.
"Ya bikin anak lah," ceplos Felisa.
"Caranya?"
"Ya sebelum dimasukin ya berdoa dulu lah." Felisa masih belum sadar akan ucapannya.
"Apanya yang dimasukin?"
"Ya it--" Felisa melebarkan matanya baru sadar ia sedang berbicara dengan adiknya.
Ia menormalkan ekspresinya, kemudian menjawab semasuk akal mungkin.
"Ya hpnya harusnya dimasukin ke dalem tas. Masak main hp sambil jalan. Kan bahaya, ya kan?" kata Felisa hati-hati.
"Iya juga," ujar Berlin.
"Bocil tadi namanya siapa?" tanya Felisa.
"Iqbal," balas Berlin.
"Iqbal Ramadhan?"
"Bukan."
"Terus?"
"Iqbal Lebaran."
"Bfftt. Serius?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA JODOH GAK SIH?!
Humor! PENYUKA KONFLIK RINGAN MERAPAT ! Cerita ini cocok buat RELAKSASI kalian yang suka cerita dengan konflik berat. Biar pikiran nggak pusing-pusing amat. Θ konfliknya ringan Θ menceritakan kehidupan sehari-hari Θ no pelakor Θ yang humornya dollar, out...