Sebelas

18.5K 1.5K 63
                                    

IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290

jangan lupa follow ya guys

Peraturan sebelum baca cerita aku:

1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai

2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku

Udah itu aja happy reading semuanya☁️

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa

****

Kini kedua orang tua Zidan dan juga Ara dan Galang sudah pulang dari rumahnya.

Dan kedua orang tua Nadira tidak bisa datang kerumah barunya, karena saat mau berangkat kesini ada halangan membuat mereka tidak dapat mengunjungi rumah baru Nadira dan Pak Zidan.

Nadira membersihkan ruang tv yang dipakai untuk berkumpul tadi.

Dan setelah membersihkan ruangan, Nadira pergi kedapur untuk mencuci piring dan gelas yang dipakai tadi saat berkumpul.

Jika kalian bertanya dimana Pak Zidan, pria dingin itu sedang mengerjakan sesuatu diruang kerjanya.

Setelah selesai cuci piring, Nadira mengecek kulkas untuk melihat apakah ada perlengkapan makanan.

Nadira gadis itu dibuat berbinar saat kulkas dipenuhi oleh bahan bahan makanan dan juga snack dan es krim.

Ternyata dirumah ini fasilitasnya sudah lengkap.

Nadira melihat jam yang sudah menunjukan jam enam pertanda waktunya sholat magrib.

Gadis itu berjalan menuju kamarnya dan saat membuka pintu kamarnya, ia mendapatkan Pak Zidan yang sedang memasang peci.

Pak Zidan menatap Nadira. "Kamu gak sholat?"

"Ini mau sholat Pak," jawab Nadira sambil berjalan menuju lemari yang sudah diisi oleh Nadira dengan bajunya.

Lalu setelah mengambil mukenanya, Nadira tersenyum tipis kepada Pak Zidan. "Kita sholat bareng kan Pak?"

Pak Zidan menatap Nadi datar. "Iya Nadira, pergi wudhu sana."

Nadira masuk kedalam kamar mandi untuk berwudhu dikeran air.

Setalah selesai berwudhu, Nadira keluar dari dalam kamar mandi dan mengambil kerudungnya dan memasangnya.

"Udah wudhunya?" tanya Pak Zidan.

"Bapak gak liat muka saya basah, berarti udah selesai wudhu dong suamiku sayang dan mari kita mulai sholatnya," ujar Nadira sambil tersenyum manis.

Pak Zidan tidak menggubris ucapan Nadira.

Zidan menaruh sejada dilantai dan menghadapkannya pada kiblat lalu ia menengok kebelakang melihat Nadira yang sudah siap melaksanakan ibadah dibelakangnya.

Akhirnya kedua pasangan pengantin baru itu melaksanakan sholat bersama.

****

Sehabis sholat Magrib tadi, Nadira pergi kedapur untuk memasak makanan untuk Pak Zidan.

Nadira menatap bingung sayuran dan bahan bahan masak yang lainnya yang ada di kulkas.

Gadis itu bingung mau masak apa dan akhirnya ia memutuskan untuk memasak ayam bakar saja dan sebuah sop.

Nadira akhirnya memulai acara masaknya, dari membersihkan ayam dan memotong motong sayuran untuk sop dan tomat yang nanti akan menjadi sambel dari ayam bakar.

Tak butuh waktu yang lama, masakan Nadira telah siap.

Nadira membawa semua makanan itu kemeja makam dan mengaturnya dengan rapi dimeja makan.

Ternyata benar jika wanita bar bar, akan menjadi kalem saat didapur.

Tapi berbeda lagi kalau ibu ibu yang suka nyanyi didapur, pasti lah kalau masak ribut.

Lalu saat melihat makanan sudah tertata rapi dimeja makan, Nadira berjalan menuju ruang tv, untuk memanggil suaminya makan. Bisa aja suami, yekan emang suami, walau bertepuk sebelah tangan.

Nadira mendekati Pak Zidan yang fokus menonton siaran ditv.

"Pak," panggil Nadira pada Pak Zidan.

"Hm," dehem Pak Zidan.

"Dira udah selesai masak, bapak gak makan?"

"Emang kamu pintar masak?" tanya Pak Zidan merasa tidak percaya gadis bar bar seperti Nadira pintar didapur.

Nadira tersenyum bangga. "Pintarlah, jadi bapak gak salah buat jadiin saya istri Bapak."

"Emang siapa yang jadiin kamu istri saya, kan kita dijodohin," ujar Pak Zidan, tanpa disadari telah melukai hati Nadira.

Nadira berusaha menahan air matanya yang ingin keluar. "Yauda bapak makan aja sana, saya mau kekamar bentar ambil hp."

Setelah mengatakan itu Nadira berlalu kekamarnya.

"Saya ingin berusaha untuk mencintai kamu, tapi entah mengapa sangat sulit dan saya juga merasa sulit menerima perjodohan ini, jadi maaf kalau kata kata saya tadi menyakiti hati kamu," gumam Pak Zidan.

"Saya menerimanya atas dasar orang tua saya saja," lanjut Pak Zidan berbicara pada dirinya sendiri.

****

Nadira gadis itu menangis sesegukan dibalkon kamar.

"Kenapa si, mana Nadira yang dulu, yang gak mudah jatuh cinta," gumam Nadira dengan isikannya.

"Mana Nadira yang dulu yang gak gampang jatuh sama pesona lelaki! mana."

"Ternyata gue udah beneran cinta sama tu guru, kenapa bisa si gue jatuh cinta secepatnya sama tu guru, " lirih Nadira.

"Awalnya gue cuman niat luluhin, karena merasa tertantang aja dengan sikap dinginnya, tapi kenapa jatuh cinta beneran sih anjing!"

Nadira menatap langit yang dipenuhi oleh bintang bintang. "Ya tuhan kenapa gue jatuh cinta, cuman dapat jatuhnya aja, cintanya enggak."

****

MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang