Tigapuluh empat

15.7K 1K 29
                                    

IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290

jangan lupa follow ya guys

Peraturan sebelum baca cerita aku:

1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai

2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku

Udah itu aja happy reading semuanya☁️

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa

****

Pak Zidan dan Nadira telah sampai di bandara Soekarno-Hatta dan mereka
sudah menyuruh anak buahnya yang berada dikantor untuk datang menjemputnya dibandara dan alasan mereka tidak menyuruh orang tua mereka untuk menjemput karena tidak ingin merepotkan dan membuat capek para orang tua itu.

Keduanya berjalan menuju sebuah mobil yang Pak Zidan ketahui adalah mobil anak buahnya yang ia suruh untuk menjemputnya bersama sang istri dibandara.

Sepasang suami istri itu masuk kedalam mobil bersama sama.

Lalu mobil yang dibawah oleh salah satu anak buah Pak Zidan itu melaju meninggalkan area bandara.

****

Pak Zidan dan Nadira telah sampai di kediaman orang tua Pak Zidan, karena dirumah ini sudah ada kedua orang tua mereka yang sudah menunggu mereka pulang dan ingin berkumpul bersama sama.

Saat Pak Zidan membuka pintu rumahnya sembari mengucap sallam bersama dengan Nadira sepasang suami istri itu masuk kedalam rumah dan tiba tiba kedua orang tua mereka datang dari arah ruang tamu dengan membawa balon dan juga sebuah kotak hadiah.

"Wallaikum sallam, akhirnya kalian udah pulang juga, gimana hasil cucu kami?" tanya Doni dan diangguki oleh para orang tua lainnya, mereka ingi tau, karena mereka tidak sabar untuk menimang cucu.

Nadira menatap malas Papanya. "Papa apa apaan sih, orang belum jadi juga."

"Lo kok belum jadi?" tanya Sinta dan Nara bersamaan.

"Lah yakali baru buat udah langsung jadi, lomba lari dulu lah spermanya Bun, Mah," jawab Nadira spontan.

"Nadira ngomongnya," tegur Sinta.

"Yah lagian Mamah sih," balas Nadira pada mamahnya.

"Jadi belum ada cucu nih?" tanya Aryo lagi melirik anaknya.

Pak Zidan menghela nafas lalu merangkul pundak Nadira. "Belum, masi proses, sabar aja Yah."

"Kalau gitu Zidan sama Nadira mau keatas dulu, mau istirahat terus lanjut bikin cucunya lagi" kata Pak Zidan lalu membawa Nadira pergi dari hadapan orang tua mereka yang ngebet punya cucu.

****

"Mas ngapain sih ngomong kayak, pake segala bilang mau lanjut bikin cucu, nanti kalau orang tua kita berharap gimana, kan gak ada buat cucu instan," ucap Nadira mengomeli Pak Zidan.

"Yauda ayo lanjut lagi, biar langsung jadi, biar instan," balas Pak Zidan enteng.

Nadira menabok bahu Pak Zidan. "Enak aja, aku capek tau selama perjalanan."

"Aku mau tidur aja byeee," lanjut Nadira lalu menjatuhkan tubuhnya dikasur empuk itu lalu memejamkan matanya.

Pak Zidan mendekat lalu ikut tidur disebelah sang istri dan memutuskan untuk istirahat juga, karena dirinya juga lelah akan perjalanan.

Nadira merasakan handphonenya berdering gadis itu membuka kembali matanya dan bangun dari tidurnya lalu mengambil handphonenya dan mengangkat telepon itu yang ternyata dari nomor yang tidak dikenal.

"Hallo ini siapa ya?"

"Dir ini gue Skaya mantan lo, lo mau gak datang dipesta birthday party gue,  sekalian gue mau ngomong hal penting sama lo," terang seorang cowok diseberang sana.

Baru saja Nadira ingin menjawab, teleponnya dirampas oleh Pak Zidan yang ada dibelakangnya.

"Jangan ganggu istri saya," ucap Pak Zidan lalu memutuskan sambungan telepon.

Nadira menatap kesal Pak Zidan. "Mas   siniin hpnya, main rampas rampas aja."

"Kenapa wajahnya kesal gitu hm? Kesal gak lanjut ngomong sama mantan ditelepon," ucap Pak Zidan menyindir.

"Apa sih Mas, orang tadi dia undang aku ke birthday party dia, jadi aku mau datang di acaranya pokoknya," balas Nadira.

"Aku gak ngebolehin!"

"Kenapa gak boleh, kan aku mau datang dipesta mantan, sekalian silahturahmi," ucap Nadira sengaja, ia tau suaminya sedang dilanda cemburu sekarang.

"Gak ada yang namanya silaturahmi, apa lagi tadi dia bilang mau ngomong hal penting sama kamu, " balas Pak Zidan.

"Ya gapapa  dong Mas, siapa tau emang hal yang penting," ucap Nadira semakin memancing.

Pak Zidan meletakkan dengan kasar handphone Nadira dikasur. "Yauda sana pergi silaturahmi sama mantan sekalian balikan sama mantan."

Nadira terkekeh. "Benar nih balikan sama mantan akunya?"

"Silakan," balas Pak Zidan ngambek.

"Beneran?"

"Iya beneran."

"Yauda aku datang ke birthday partynya mantan aku itu, terus aku ajak dia balikan," ucap Nadira sambil melirik Pak Zidan.

Mendengar ucapan Nadira pak Zidan langsung memeluk Nadira dan menaruh kepalanya diceruk leher gadis itu.

"Jangan pergi, aku gak mau ya, istri aku diambil cowok lain, Nadira putri Maharani cuman punya Zidan Alfarizi seorang," ucap Zidan.

"Gak mau berbagi pokoknya, Kalau soal kamu," lanjut Pak Zidan sangat romantis.

Nadira lagi lagi dibuat melayang oleh perkataan Pak Zidan.

"Iya iya aku gak pergi kok," balas Nadira sambil terkekeh.

"Gitu baru istri nya mantan guru, pintar dan nurut sama suami," ucap Pak Zidan.

****

MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang