Tujuh

20.9K 1.6K 81
                                    

IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290

jangan lupa follow ya guys

Peraturan sebelum baca cerita aku:

1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai

2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku

Udah itu aja happy reading semuanya☁️

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa


****

Nadira dan Ara kedua gadis itu masi bergelut didalam selimut, padahal sudah jam sepuluh keduanya juga belum bangun.

Mungkin karena mereka pikir ini hari Minggu, jadi bebas jika harus bangun terlambat.

Jadilah mereka telat bangun dan saat Nadira merasakan cahaya matahari yang memancarkan sinarnya dan masuk kesela sela fentilasi jendela yang membuat mata Nadira silau.

Akhirnya gadis itu bangun dari tidurnya dan menyibak selimutnya.

Nadira mengecek jam berapa sekarang dihpnya dan betapa terkejutnya Nadira melihat jam yang menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Gadis itu meretuki dirinya, jika saja orang tua Ara bukanlah calon mertuanya, ia tidak akan merasa malu. Tapi ini apa, orang tua Ara adalah calon mertuanya dan bisa dibilang orang tua Zidan juga, apa kata mereka, kalau ternyata calon menantunya ini, sering bangun tak tepat waktu.

"Astaga Dira," gumamnya.

Tiba tiba Nadira melihat pintu kamar Ara yang dibuka dan muncul Bunda Nara.

Bunda Nara masuk kedalam kamar anaknya Ara dan tersenyum manis kepada Nadira. "Eh calon menantunya Bunda udah bangun ya."

Nadira merasa malu sekarang, seharunya ia bangun cepat dan membantu Bunda Nara untuk membuat apalah didapur.

"Iya Bun, maaf ya Nadira bangunnya telat," ujar Nadira merasa canggung.

"Oh gapapa kok Nak, Ara juga biasa kok bangun telat gitu. Sekarang kamu bangunin Ara, terus turun keruang makan, kita sarapan sama sama," jelas Bunda Nara.

"Eh iya Bunn," jawab Nadira dengan cengirannya.

"Kalau gitu Bunda kebawah dulu," pamit Bunda Nara lalu berjalan keluar dari dalam kamar Ara.

Setelah melihat kepergian Bunda Nara, Nadira akhirnya mencoba untuk membangunkan Ara yang masi terlelap didalam tidurnya.

****

Kini Nadira sedang sarapan bersama kedua orang tua Zidan dan juga ada Pak Zidan yang duduk dihadapannya dan Ara disampingnya.

"Ayo Nak makan, anggap aja rumah sendiri," terang Bunda Nara.

"Iyaa anggap aja rumah sendiri, kan kalau kamu nikah sama Zidan, ini beneran jadi rumah kamu juga," ujar Aryo pada Nadira.

Nadira tersenyum. "Iya Om, Tan."

Nadira memakan nasi gorengnya dengan sangat lahap, karena nasi gorengnya sangat lah enak.

Dan Nadira melihat Pak Zidan yang tetap dengan tampang datarnya jika sedang makan.

"Bang kok mukanya datar gitu si, biasanya kalau gak ada Dira, cari gara gara muluh sama Ara dan jahilin Ara," ujar Ara nampak kesal dengan Abangnya yang menjadi dingin, jika ada Nadira dirumahnya.

MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang