Duapuluh delapan

16.6K 1.1K 46
                                    

IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290

jangan lupa follow ya guys

Peraturan sebelum baca cerita aku:

1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai

2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku

Udah itu aja happy reading semuanya☁️

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa

****

Sepasang pasangan yang baru saja baikan itu akhirnya telah sampai di bandara Soekarno-Hatta.

Keduanya turun dari mobil lalu berjalan masuk kedalam Bandara.

Dan saat mereka berjalan beriringan keduanya bertemu Galang.

"Nadira," sapa Galang pada Nadira.

"Lo ngapain disini? Kenapa tadi gak datang kepemakaman Ara?" tanya Nadira pada Galang.

"Ini gue mau kemakamnya Ara, gue mau pamit sama dia kalau gue mau ke Thailand. Soalnya dunia gue udah gak ada udah disisi Tuhan, jadi gue mau menetap di Thailand aja," ujar Galang.

"Lo mau tinggal disana bareng orang tua lo?" tanya Nadira lagi.

"Iya gue mau tinggal disana, ini gue habis urus surat penerbangan," terang Galang.

Galang menatap Pak Zidan. "Eh Bang." Sapa Galang pada Pak Zidan.

Pak Zidan menepuk bahu Galang. "Makasih udah buat adik gue bahagia dan udah jadi pacar terbaik buat adik gue."

Galang tersenyum miris. "Saya belum jadi yang terbaik Bang, saya lebih banyak kasih luka buat Ara."

"Sebenarnya saya sebagai Kaka emosi sih dengarnya kalau kamu sering kasi dia luka, tapi kayaknya gak enak kalau kamu babak belur pas sampai di Thailand," kekeh Pak Zidan.

"Gue pergi dulu ya Dir, daripada digebukin mah laki lo," ujar Galang dan berlalu pergi dari hadapan mereka.

Pak Zidan dan Nadira melanjutkan langkah mereka dan keduanya bisa melihat Mama Sinta dan juga Papa Doni yang sedang berdiri disana sambil membawa koper besar.

Pak Zidan dan Nadira mendekat kepada Sinta dan Doni.

Nadira memeluk kedua orang tuanya. "Selamat datang partner alay ku."

"Siapa lo main peluk peluk kita berdua, anak bukan main peluk peluk aja," cibir Sinta.

"Iya ya Ma, perasaan kita gak pernah buat adonan modelan dia," sahut Doni dengan kekehannya.

"Oh yauda berarti fix, gue yatim piatu," ujar Nadira.

"Canda Udin, sini sini anak Mama," ujar Sinta lalu memeluk anaknya.

"Kangen tau," ujar Nadira dengan nada memelas.

"Mama juga kangen asal kamu tau," balas Sinta.

"Alay," ejek Doni pada anak dan istrinya.

Sedangkan Pak Zidan terkekeh melihat keharmonisan keluarga ini.

Lalu Sinta menatap Pak Zidan. "Mama minta maaf yah sama kamu dan Ayah sama Bunda kamu, karena gak datang dipemakaman adik kamu dan Mama turut berduka cita atas meninggalnya Ara."

MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang