Tigapuluh

17.3K 1.2K 62
                                    

IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290

jangan lupa follow ya guys

Peraturan sebelum baca cerita aku:

1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai

2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku

Udah itu aja happy reading semuanya☁️

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa

****


Kini mereka sedang sarapan bersama dimeja makan dan makan dalam keadaan hikmat.

"Jadi kapan kalian mau ngasih Ayah sama Bunda cucu?" tanya Aryo membuka suara.

Pak Zidan dan Nadira yang mendengar pernyataan itu saling tatap.

"Nanti Yah," jawab Pak Zidan.

"Nanti nanti kapan, Ayah sama Bunda udah mau nimang cucu biar gak kesepian dirumah," terang Aryo.

"Pokoknya Minggu ini kalian harus berangkat ke Bali buat bulan madu, karena Ayah sama Bunda mau cucu dari kamu Zidan," lanjut Aryo.

"Lo Yah, kenapa Ayah yang tentuin bulan madunya," ujar Pak Zidan.

"Gapapa Mas terima aja, aku mau kok bulan madu dibali," terang Nadira sambil tersenyum pada Pak Zidan.

Pak Zidan mendekat lalu berbisik ditelinga Nadira. "Emang kamu udah siap? Kalau belum siap jangan."

"Aku udah siap Mas," jawab Nadira pelan pada Pak Zidan.

Pak Zidan mengembangkan senyumnya seolah telah mendapatkan harta karun lalu ia berali menatap Ayahnya. "Yaudah Yah, urus aja tiketnya aku sama Nadira setuju bulan madu di Bali."

"Gitu dong, biar Ayah sama Bunda punya cucu," ujar Aryo sambil terkekeh.

"Jadi gak sabar deh Yah," sahut Bunda Nara.

"Udah gausah bicara Yah, Bun fokus sarapan, kami yang mau cetak, kenapa malah Ayah sama Bunda yang gak sabar," ujar Pak Zidan menatap malas kedua orang tuanya yang lebay.

"Kamu juga pasti gak sabar kan?" tanya Aryo dengan nada menggoda pada putranya.

"Ayah tau aja," jawab Pak Zidan dengan kekehannya lalu melirik Nadira dengan senyuman menggodanya.

Nadira mencubit pinggang Pak Zidan. "Apasih Mas."

****

Sehabis sarapan tadi keduanya pamit pulang kerumah mereka untuk mengemas bareng untuk bulan madu dibali Minggu ini.

Saat lampu merah Pak Zidan menghentikan mobilnya lalu menolah pada Nadira. "Kamu benaran udah siap hm?"

"Iya aku udah siap Mas, udah saatnya aku ngasih hak kamu, toh kita udah sah," jawab Nadira dengan tersenyum tipis.

Pak Zidan menggenggam tangan Nadira lalu mengecupnya. "Makasih my wife, udah jadi istri yang terbaik diusia kamu yang masi muda."

"Sama sama, aku sayang kamu," ujar Nadira sambil tersenyum.

"Aku juga sayang kamu," balas Pak Zidan lalu mendekat dan mengecup surai Nadira.

Tiba tiba suara klakson mobil membuat adegan mesra mesra keduanya berhenti, ternyata lampu sudah berubah hijau, tapi mereka tidak menyadarinya.

Pak Zidan terkekeh. "Saking aku menikmati momen bareng kamu, lampu merah udah berubah hijau aku  aja gak sadar."

"Gombal," ujar Nadira dengan kekehannya.

Pak Zidan menjalankan mobilnya lalu melirik Nadira. "Ini bukan gombal sayang, tapi emang itu faktanya, aku selalu lupa segalanya kalau nikmatin momen bareng kamu, kayak dunia itu cuman milik kita berdua."

"Mas itu sadar gak sih, kalau Mas itu sekarang Bucin," kekeh Nadira.

"Gapapa bucin, kan bucinnya sama Istri aku, bukan sama perempuan lain," balas Pak Zidan.

"Kalau sama perempuan lain, aku pites kamu."

Pak Zidan terkekeh lalu mencubit hidung Nadira. "Galak banget istrinya Mantan Pak Guru."

****

Sesampainya didalam rumah kedua pasangan suami istri langsung mengemas bareng yanga akan mereka bawah ke Bali untuk bulan madu.

"Mas nyari bajunya jangan diberantakin isi lemarinya, kan aku capek lipatnya," tegur Nadira pada suaminya itu yang seenak jidat nyari baju dan membuat baju lainnnya yang sudah dilipat berantakan.

"Gapapa kan ada istri aku yang lipat nanti," balas Pak Zidan dengan rasa tak bersalah.

"Mas kira aku robot apa," cetus Nadira.

Pak Zidan tersenyum melihat wajah kesal Nadira. "Iya iya nanti aku lipat ulang sayang, jangan kesal gitu dong."

Nadira menatap Pak Zidan. "Yaudah nanti lipat balik, awas aja gak, batal bulan madu di Bali."

"Kamu nyebelin deh, mainnya ancam ancaman," kesal Pak Zidan.

"Biarin wlee," ujar Nadira sambil memeletkan lidahnya mengejek Pak Zidan.

"Oh kamu sekarang udah berani ya," ujar Pak Zidan dan mengejar Nadira.

Dan saat Nadira berlari kakinya tersandung oleh sepatu Pak Zidan yang ditaruh oleh pria itu dilantai dan mengakibatkan Nadira jatuh dikasur.

Pak Zidan mendekat lalu tersenyum miring. "Aku gelitikin kamu." Kata Pak Zidan dan menggelitik perut Nadira.

"Udah Mas geli tau," ujar Nadira merasa geli.

Tapi Pak Zidan malah menambah kencang menggelitik perut istrinya.

"Udah Mas, atau aku gak mau bulan madu ke Bali," ancam Nadira lagi dan lagi.

Pak Zidan menghentikan tangannya yang menggelitik perut Nadira. "Iya iya." Kata Pak Zidan dengan nada memelas.

"Udah sekarang Mas lipat baju yang berantakan itu dan aku yang kemas bareng bareng yang dipilih yang mau dibawah kesana," terang Nadira.

Pak Zidan mengangguk lalu berjalan menuju tikar berbulu dan duduk lesahan ditikar itu lalu melipat baju yang tadi ia buat berantakan.

Tipikal suami takut ancaman istri guys.

****

MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang