IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290jangan lupa follow ya guys
Peraturan sebelum baca cerita aku:
1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai
2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku
Udah itu aja happy reading semuanya☁️
Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa
****
Kini Nadira bersama dengan Pak Zidan berangkat sekolah bersama membuat SMA Garuda heboh, karena guru tampan mereka pergi kesekolah, bersama muridnya sendiri.
Pak Zidan berjalan beriringan dengan Nadira membuat seluruh sekolah dibuat riuh saja pagi pagi ini.
"Apa gue bilang Lang, Dira pasti berhasil luluhin Abang gue," ujar Ara yang berdiri didepan kelas mereka bersama Galang.
Seharusnya Galang senang, karena Nadira akhirnya berhasil meluluhkan Pak Zidan, tetapi mengapa hatinya seakan tidak ikhlas dan merasa cemburu, apa perasaannya masi tersisa untuk Nadira.
Ara yang merasa tidak dihiraukan, menatap Galang dengan tatapan sebal. "Galang lo dengar gak si."
Galang yang tersadar dari lamunannya, menatap Ara. "Apa Ra?"
"Nadira berhasil luluhin Abang gue Lang," ujar Ara dengan senyuman kebahagiaan.
Galang tersenyum paksa, menutupi ketidak ikhlasnya. "Bagus deh kalau gitu."
"Kok lo kek gak senang gitu Lang?"
"Iya gue senang, tapi gue gak lebay kaya lo," cetus Galang pada Ara.
"Biasa aja, gue gak lebay Lang," balas Ara.
"Terserah lo," ujar Galang lalu berlalu memasuki kelas dengan perasaan gusarnya.
Galang sebenarnya belum tau perasaannya pada Ara, apa benar ia benaran mencintai Ara sebagai pacar, tapi ia sama sekali tak merasa apapun pada Ara, ia hanya merasa biasa biasa saja, sedangkan dengan Nadira ia selalu merasakan jantungnya yang berdetak kencang, seperti orang yang sedang jatuh cinta.
Ia juga menembak Ara sebenarnya atas suruhan Nadira, karena Nadira menceritakan pada Galang, kalau Ara mencintainya dalam diam.
Dan Nadira memaksanya untuk menembak Ara.
Akhirnya ia mencoba untuk berpacaran dengan Ara, tapi usahanya untuk belajar mencintai Ara sangat lah susah.
Perasaannya terhadap Ara memang tidak lebih dari sahabat saja.
Sedangkan dengan Nadira ia merasakan yang namanya jatuh cinta, karena jantungnya yang selalu berdetak kencang saat didekat Nadira.
Tapi Galang harus sadar akan kenyataan bahwa Nadira sekarang berstatus sebagai istri orang lain.
Sepertinya Galang harus sadar diri dan ia hanya perlu ada disaat Nadira membutuhkannya dan disaat Nadira sedang butuh tempat untuk bersandar.
Ia berjanji, akan menjadi rumah ketika Nadira mempunyai masalah dan ia bersedia menjadi tempat bercerita dan tempat bersandar gadis itu.
Kalau emang Nadira jodohnya, pasti juga bakalan janda.
"Astagafirullah gue mikir apasii," gumam Galang sambil terkekeh geli.
Ara menatap Galang aneh, saat melihat cowok itu merenung sambil tertawa.
Gadis itu duduk disebelah Galang, sebenarnya dulu Nadira yang duduk disebelah Galang, tapi sekarang ganti posisi, karena status Galang sebagai pacarnya.
"Lang lo merenung, terus tadi lo ketawa, lo mikirin apaan si?"
Galang menatapnya Ara. "Gak mikirin apa apa."
Lalu cowok itu melihat Nadira yang masuk kedalam kelas dengan senyuman kebahagiaan.
"Cielah yang kasmaran," ledek Ara pada Nadira.
Nadira tersenyum tengil pada Ara adik iparnya. "Udah mencair es kutubnya, udah bisa nyatu sama es doger kek gue."
Galang tersenyum kepada Nadira. "Selamat brader."
Galang cowok itu memeluk Nadira "Misi lo berhasil men."
Nadira membalas pelukan Galang. "Iya dong Nadira gitu lo."
Nadira melerai pelukan mereka berdua.
Dan Galang mengacak rambut Nadira. "Gue bahagia, liat lo bahagia."
Nadira terkekeh. "Bisa ae lo."
Ara terdiam ditempatnya, ia dapat melihat ketulusan dalam mata Galang terhadap Nadira, Galang tidak pernah menatapnya seperti itu.
Bahkan pelukan yang Galang berikan pada Nadira terlihat sangat tulus dan saat Galang mengacak rambut Nadira dengan kelembutan membuat Ara takut bahwa Galang masi memiliki perasaan terhadap Nadira.
Bahkan Galang tidak pernah menatapnya setulus dan selembut itu.
Tetapi Ara berusaha untuk menepis pikirannya itu.
****
Setalah jam pelajaran telah selesai dan sekarang adalah jam istirahat.
Nadira diminta untuk menemani Pak Zidan diruangannya.
Dengan Pak Zidan yang tidur di pahanya sambil memeluk perut Nadira erat.
"Saya sekarang percaya," ujar Pak Zidan tiba tiba.
"Percaya apa Pak?" tanya Nadira nampak bingung.
"Kalau kamu memang diciptakan untuk saya, buktinya saat memeluk kamu saya merasakan kehangatan dan kenyamanan, seolah memang kamu adalah tempat untuk saya bermanja," jawab Pak Zidan dengan senyumannya.
"Bapak bisa aja," kekeh Nadira.
"Bisa lah," ujar Pak Zidan dan Kembali memeluk perut Nadira dengan sangat erat.
Nadira mengelus rambut Pak Zidan. "Bapak kok jadi manja gini?"
"Saya mau belajar mencintai istri saya ini dan caranya adalah ini, agar saya terbiasa dengan kamu dan merasa nyaman dengan kehadiran kamu dihidup saya."
"Bisa dibilang pendekatan," sambung Pak Zidan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)
Novela Juvenil[Follow duluh akun author sebelum membaca] Tinggalkan vote dan komentar dicerita saya<3 Nadira Putri Maharani gadis itu tidak menyangka bahwa akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan gurunya sendiri. Nadira yang bar bar dan memiliki banyak tin...