Duapuluh tujuh

16.9K 1.2K 17
                                    

IG: gaaindasari_29
Tiktok: leogirl_290

jangan lupa follow ya guys

Peraturan sebelum baca cerita aku:

1. Wajib komen dan memberikan vote biar ramai

2. Harus follow akun Ig, tiktok sama wattpad aku

Udah itu aja happy reading semuanya☁️

Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yaa

****

Ara sudah selesai dimakamkan dan orang orang yang datang untuk melayat pun sudah pulang kerumah mereka masing masing.

Bunda Nara mengecup batu nisan anaknya. "Bunda pamit dulu ya sayang, Bunda bakal sering kirim doa buat kamu."

Aryo mengelus batu nisan anaknya. "Ayah sama Bunda pamit dulu yah, selamat tidur kesayangannya Ayah."

Aryo merangkul pundak istrinya lalu menatap anak dan juga menantunya.

"Ayah sama Bunda pulang dulu ya," pamit Aryo pada anak dan menantunya.

Nadira tersenyum pada kedua mertuanya. "Hati hati dijalan Bun, Yah."

"Hati hati Yah, Bun," sahut Pak Zidan.

Kedua pasangan paruh baya itu tersenyum pada anak dan juga menantunya lalu pergi meninggalkan area pemakaman.

Nadira berjongkok dihadapan makam Ara. "Selamat jalan Ra dan selamanya lo bakalan terus jadi sahabat terbaik gue."

Lalu Nadira berdiri dan menatap sendu makam Ara. "Gue pamit pulang dulu ya."

Nadira membalikkan badannya tanpa mau menegur Pak Zidan.

Bahkan Nadira menganggap tidak ada Pak Zidan disini.

Dan baru saja Nadira melangkahkan kakinya suara Pak Zidan menghentikan langkahnya.

"Apa tidak bisa sedikit pun kamu mendengar penjelasan saya," ujar Pak Zidan.

Nadira menoleh kebelakang. "Emangnya apalagi yang harus dijelaskan Pak, bukannya semuanya sudah jelas kalau Bapak sudah pernah bersetubuh dengan wanita lain dan sudah punya anak."

"Makanya Nadira saya ingin menjelaskan semuanya, biar kamu gak salah paham," terang Pak Zidan.

Nadira membalikkan badannya lalu menatap Pak Zidan. "Apa lagi yang harus dijelaskan Pak? Saya udah kecewa sama Bapak."

Pak Zidan mendekat pada Nadira lalu memeluk Nadira.

Nadira menangis didalam pelukan Pak Zidan. "Bapak kenapa tega sama saya, Bapak kenapa gak pernah jujur sama saya, kalau Bapak udah punya anak sama wanita lain."

"Saya gak punya anak sama Mauren dan saya gak pernah bersetubuh sama dia, Mauren itu sakit jiwa Nadira," terang Pak Zidan.

"Bapak gausah bohong sama saya, Bapak cuman mau nutupin kesalahan Bapak kan, makanya Bapak bilang kalau Mauren itu sakit jiwa," ujar Nadira tidak percaya dengan perkataan Pak Zidan.

MY TEACHER MY SOULMATE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang