14.Tembok Berlin jadi saksi

6 0 0
                                    

Tembok Berlin adalah tembok yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur pada akhir Perang Dunia II.Jerman kalah pada 3 pertempuran seperti Leningrad, Stalingrad,dan Pertempuran Berlin.Jerman menyerah tanpa syarat saat melihat ibukotanya diacak-acak sekutu,mereka dan sekutu langsung membuat perjanjian di Kota Postdam yang isinya Jerman bertanggung jawab atas kejahatan perang termasuk genosida yang mengerikan itu.

Selain itu 2 sekutu (Liberal&komunis) yaitu Amerika dan Soviet setuju untuk membagi 2 wilayah Jerman yaitu Jerman Barat dikuasai sekutu Liberal (Inggris,AS, Prancis) sementara Jerman Timur dikuasai Komunis Soviet.Berlin saat itu disekat dengan tembok yang memanjang untuk menandakan kekuasaan mereka.

Puluhan tahun kemudian Jerman bersatu kembali setelah menghancurkan tembok sialan mereka,bersatu sampai saat ini.Akan kejelasan pesan moralnya kapan-kapan.

Kisah Tembok Berlin,aku tahu dari Pelajaran Sejarah di pondok namun Tembok Berlin yang  kumaksudkan sekarang bukan yang diatas.

Ini Tembok Berlin yang membatasi area Pondok Putra dan Pondok Putri,entah kenapa kakakkelas menamai tembok ini.Mungkin agar PA dan Pi akan bersatu pada masa depan.

Aku sudah gulung sepucuk kertas sobekan buku tulis,dan langsung kulemparkan keatas tembok.

Pluuunggg....

Semoga dia baca,isinya,
"Assalamualaikum
Namamu siapa ya?aku Ucel salam kenal"

Hanya beberapa kalimat,semoga surat itu tidak dibaca anak Ponpi lain,bukan hanya itu yang kutakutkan tapi bukankah bahaya kalau yang menerima adalah Ustadzah Ponpi yang galak.

10 menit aku menunggu dibawah sinar rembulan barulah sesuatu menimpa kepalaku.

Aku langsung melihat kebawah,rupanya ada kertasku yang dilemparkan dari atas.Jantungku deg-degan,perlahan-lahan aku membukanya

"Waalaikumsalam
Halo saya Aisyah,salam.kenal juga Ucel.
Hmm Ucel darimana"

Jantungku semakin berdebar-debar,nulis,gak,nulis,gak
Rupanya jari jempolku yang terakhir meminta menulis.

"Dari Jakarta,kamu adiknya Mas Saqif kan?"

Aku langsung melemparkan kertas itu hingga kebalik tembok,1 menit kemudian ia balik melemparkan,

"Oh iya,ada apa?cepetan nanti Ustadzah Rosa lewat,jangan sampai kepergok !"

Hmm,baiklah aku langsung menulis,

"Nggak,Aisyah kita boleh temenan gak?jangan sampai ketahuan masmu dan siapa-siapa.Ngobrolnya disini"

Kulemparkan lagi,tidak sampai 1 menit ia balas melempar kan,

"Emm boleh (😊😊😃) tapi rahasia ya.Ingat besok malam kita kesini lagi"

Jantungku berdebar kencang,kakaknya segalak "macan" namun adiknya imut dan lembut.Dia menerima nya.Bye-bye Salwa aku menyatakan dengan resmi kita pisah !

Ingin sekali aku menulis kata "Mmmuaaah" namun tanganku langsung mengerem,aku mendengar suara galak daribalik tembok.

"Aisyah kenapa kamu masih disini?!!"

"Anu ustadzah kulo tadi ndak sengaja nibani buku"
(Saya tadi tidak sengaja menjatuhkan buku)

"Cepet ke masjid!!!,tadarus sudah daritadi tapi kamu masih disini ! Jangan macem-macem ditembok ini kalau nggak mau dikeluarkan dari pondok"

"Nggeh Ustadzah"

Aku terkesiap,suara itu,itu adalah Ustadzah Rosa,ustadzah kesiswaan& kedisiplinan ponpi.Suaranya memang sangat galak dan bisa membuat hati kena mental.

Aku langsung pergi dari tembok itu.

      *************************
3 hari setelah surat itu,
Suasana pondok semakin menjenuhkan dari hari ke hari,kadang semakin memberatkan.
Setiap hari tidak mungkin aku tak terkena kasus,paling kecil adalah terlambat masuk ke halaqoh.Namun kabar baiknya ngajiku semakin cepat.Wajah kusut Gus Udin akibat aku telat langsung berubah senyuman saat aku berhasil menamatkan 1-2 halaman Iqro'.

Kini aku sudah menamatkan Iqro' seluruhnya,

"Baguuuuss,besok kita hafalkan Al Qur'an Surah An Naba'"puji Gus Udin.

Aku hanya nyengir,sudah hampir sebulan aku mondok di BI bahkan hampir 2 bulan,teman-temanku pasti sudah berhasil menghafal 5 juz.30,1,2,3, dan 4 sementara aku ? Menyentuh AlQuran aja belum gimana aku mau menghafal?

"Tapi menghafal itu susah Lo"keluhku.

Gus Udin hanya berkata,"mencoba adalah mudah,kata susah hanyalah kata sampah sebelum mencoba"

"Sekarang kamu baca surah ini"tunjuk Gus Udin melihat deretan kaligrafi.

Baiklah,

"Qul Audzu birobbil Falaq,Minn Syarri maa Kholaq,Wa min Syarri Ghoosikin Idzha Waqob..."

Dan seterusnya.

"Cel,kamu tuh sebenernya fasih mbaca AlQuran, pinter dalam banyak mata pelajaran,namanya tuh bakat nurun dari bapakmu".

"Babe ? Eh pas pondok dulu Babe jago apa saja?"tanyaku.

Gus Udin menjawab,"Dia multitalenta"

Wah,aku tidak menyangka itu.

"Bahkan dia saja sebenarnya lebih pintar dari banyak ustad disini,IQnya 135 oleh karena itu dia dibeasiswa di ITB.Orangnya lulus terus tinggal di Jakarta."Kata Gus Udin bangga,padahal yang harus nya bangga itu aku.

"Lha kalo lo pinter apaan?ceramah?kata kyai Lo tuh pinter"komentar ku.

Gus Udin hanya menggaruk rambut nya yang tidak gatal,"Eee sudah,sudah saya tidak apa-apanya dengan Babemu itu.Dah Kafarotul Majlis."

Malam masih gelap,pepohonan dekat masjid sangat menakutkan karena katanya banyak santri yang melihat penampakan disitu.

Aku memutuskan untuk ke Tembok Berlin,ini jam 11 malam semoga Aisyah belum tidur.Aku mengambil kertas di celana,

"Aisyah,kamu belum tidur?"

Aku menunggu balasan darinya usai kulempar ke balik tembok.Lama sekali sampai 20 menit kemudian surat balasan tiba,aku melonjak gembira.

"Belum kenapa?😊"

"Kamu nggak takut to sama masmu?kalo kita berdua disini"

"Nggak,Mas Saqif tidak bisa memarahi aku karena kalau dia marahin aku ibukku bisa marah sama aku"

"Aisyah,mau nggak kita berteman."

"Emm teman,bukan sekedar teman doi pun boleh 😊🤣"

Hatiku berbunga-bunga,tembok Berlin seolah menjadi saksi kegirangan ku.Aku terus bersurat pada Aisyah sampai ia memutuskan untuk tidur.

         *****************

          Tumben gw ngupload,dah lama gak upload karena gak sempet.Btw gw aja setengah lupa dengan cerita nya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kiai SendalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang