Maaf, kalo ceritanya gak sesuai sama ekspetasi kalian 🙏🏻
┌°•❀•°───────────┐
❝ 𝚈𝚞𝚝𝚊 ❞
└───────────°•❀•°┘
" Kasian ya, Y/n, terus-terusan dibully sama Yuta.. "
" Iya.. Pengen banget gue nolongin Y/n, tapi nanti yang ada dia malah tambah di bully. "
Di dalam salah satu bilik toilet, kamu menangis tanpa suara, mendengar obrolan kedua siswi.
Benar, yang mereka bilang. Percuma nolongin kamu, gak akan ada hasilnya.
Yuta itu kejam, bahkan amat sangat kejam sama kamu. Dia gak akan segan-segan buat nampar kamu. Bahkan bisa lebih dari sekedar tampar.
Setelah dirasa keadaan luar udah sepi, kamu mulai membuka mulut. Suara rintihan, mungkin akan terdengar orang-orang yang berlalu lalang didepan toilet, walaupun agak samar-samar.
" Sebenernya kesalahan aku itu apa? Kenapa Yuta selalu jahat sama aku? "
" Bunda, Ayah, aku lelah.. Apa aku boleh ikut kalian?? "
Kamu memeluk erat kedua kaki kamu, menelungkupkan wajah diantaranya.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu bilik toilet kamu. Kamu mendongak.
" Kamu, Y/n kan? Ada yang nyariin kamu. Katanya, Yuta nungguin kamu di rooftop. "
" Ya. " Kamu pun menghapus kasar air mata kamu. Menarik nafas dalam-dalam, dan keluar dari dalam bilik toilet.
" Y/n, kamu kuat! Kamu wanita yang kuat! Aku yakin kamu pasti bisa hadapi semua ini. "
Kamu mengangguk kecil, seraya tersenyum tipis, mendengar nya.
" Makasih. Aku duluan ya. " Siswi tadi mengangguk, sembari menepuk pundak kamu.
" Senyum! " Kamu pun tersenyum manis.
Kamu langsung pergi ke rooftop, menemui Yuta. Dan disaat kamu mau naik tangga, Yuta sudah lebih dulu turun, dan melihat kamu dengan sorot mata yang tajam.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Yuta menarik kasar tangan kamu. Sedikit menyeret kamu untuk naik tangga.
Yuta membawamu ke rooftop. Sampai disana, Yuta menghempaskan tubuh kamu kasar ke atas sofa yang memang disediakan anak-anak tukang bolos.
" Lo bodoh!! Kenapa gak pergi jauh-jauh dari hidup gue?!! "
Kamu menundukkan kepala, meremas ujung baju kamu. Yuta menghela nafasnya kasar, lalu menghampiri kamu.
Yuta menangkup wajah kamu, lalu ditataplah mata kamu. Kali ini sorot matanya berbeda.
" Kenapa lo gak laporin gue ke polisi? Gue udah jahat sama lo. Kenapa lo malah bersikap seakan-akan lo baik-baik aja? Kenapa? "
" Y--Yuta... "
Yuta menunduk, dan menitikkan air matanya. Kamu terkejut melihatnya.
Entah keberanian dari mana, kamu menangkup wajahnya. Kamu tersenyum kecil.
" Aku mau tanya, sebenernya aku ada salah apa sama kamu? Aku minta maaf ya, atas kesalahan yang aku perbuat baik disengaja maupun tidak disengaja.. "
Yuta menggeleng cepat, meraih tangan kamu, lalu dia genggam.
" Gue yang salah.. Gak seharusnya gue libatkan lo dalam urusan gue. "
" Maksudnya? "
" Gue ngebully lo karena lo pacarnya musuh gue, Jacob. Gue punya dendam sama dia, dan bodohnya gue malah lampiaskan semuanya ke elo. "
Terkejut. Ternyata ini alasan kenapa Yuta sering ngebully kamu.
" Yuta.. "
" Ya, gue minta maaf. Gue salah. Gue pasti serahin diri gue ke polisi kok. " Kamu menggeleng kecil.
" Kamu salah.. Sebenernya, aku gak terlalu dekat sama Jacob. Dia cuma bantuin aku yang waktu itu lagi kebingungan cari alamat sekolah. Terus dia bantu aku, dan sampe sekarang dia kadang bantuin aku. Tapi gak sering. "
Yuta menatap kamu dengan tatapan terkejutnya.
" Jadi, selama ini.. " Kamu mengangguk.
" Maaf.. "
" Ya, gapapa. " Kamu pun tersenyum kecil.
" Y/n, sebenernya ada alasan lain, kenapa sampe sekarang lo masih gue sangkut pautkan.. "
" Apa? "
" Karena gue jatuh cinta sama lo.. Maka dari itu gue benci diri gue sendiri, dan ngelampiasin ke elo. Berharap supaya perasaan ini hilang, tapi nyatanya perasaan ini makin besar.. "
Kamu membelalakkan mata. Kedua manik kalian bertemu.
" Sebagai permintaan maaf gue, gue bakal jagain lo, lindungi lo, dari orang-orang jahat, asalkan lo mau nerima gue jadi pacar lo.. Gue janji, gak akan bersikap seperti Yuta yang jahat ke lo. Gue akan jadi Yuta, tamengnya lo, tempat bersandarnya lo.. Jadi, mau kan lo jadi pacar gue? " Kamu terdiam, bingung harus menjawab apa.
" Diam berarti iya. Oke, mulai detik ini, Y/n resmi jadi pacarnya Yuta. Bukan lagi korban bully nya Yuta. "
" Kan, aku belum bilang apa-apa, kok udah main resmi-resmi aja sih! " Kamu mempout-poutkan bibir. Yuta terkekeh kecil, lalu mengusak gemas rambut kamu.
Yuta melepaskan genggaman tangannya, lalu bersandar pada meja disebelah sofa yang kamu duduki.
" Pokoknya, kalo ada apa-apa, kamu harus hubungi aku, jangan orang lain! Kalo sampe kamu hubungi orang lain, orang itu akan kena akibatnya. "
___
Maaf kalo alurnya gak sesuai sama harapan kalian 🙏🏻
Jangan lupa vote+commentsnya okay readernim!
KAMU SEDANG MEMBACA
#𝟸. 𝙽𝙲𝚃 𝙸𝚖𝚊𝚐𝚒𝚗𝚎 [𝙲𝙾𝙼𝙿𝙻𝙴𝚃𝙴]
Fanfiction[ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ] ꜰᴇᴀᴛ. ʏᴏᴜ 𝙻𝚊𝚙𝚊𝚔 𝙸𝚖𝚊𝚐𝚒𝚗𝚎 𝚔𝚎 #𝟸 𝙺𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗 𝙽𝙲𝚃 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚂𝚞𝚊𝚖𝚒? 𝙹𝚊𝚍𝚒 𝙿𝚊𝚌𝚊𝚛? 𝙰𝚝𝚊𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗𝚗𝚢𝚊? 𝙱𝚒𝚜𝚊 𝚔𝚘𝚔. 𝙳𝚒𝚜𝚒𝚗𝚒 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚊𝚙𝚊𝚙𝚞𝚗 𝚢...